Powered By Blogger

Kamis, 22 Desember 2022

Karakteristik Perkembangan AUD

BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak yang berada pada usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak tersebut memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Adapun jenjang pendidikan ini diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan motori, kecerdasan (kognitif), sosio emosional, moral dan agama, bahasa, dan seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak tersebut.

membahas tentang karakteristik anak usia dini adalah sebuah ilmu baru yang kami dapatkan. Kami bisa mengetahui bagaimana karakter anak usia dini dari usia 0-6 tahun, pentingnya perkembangan bagi anak usia dini dan prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah perkembangan anak usia dini itu penting?

2.      Bagaimana Karakteristik perkembangan anak usia dini?

3.      Apa saja prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini?

C.    Tujuan

1.      Menjelaskan pentingnya perkembangan AUD.

2.      Menjelaskan karakteristik perkembangan AUD.

3.      Menjelaskan prinsip-prinsip perkembangan AUD.

 


BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A.    Pentingnya Perkembangan AUD

Beberapa alasan pentingnya mempelajari perkembangan AUD. Berikut alasan-alasan yang diutarakan oleh Janet Black dkk. (1992). Pertama, pengetahuan tentang tumbuh kembang anak usia dini dapat memberikan pengertian dan pemahaman pada diri sendiri (self-under standing). Kedua, pengetahuan tentang tumbuh kembang bagi orang tua, para guru, dan para propesional dapat membantu anak unruk memberi layanan edukasi secara optimal. Ketiga, adanya upaya para ahli mempelajari tumbuh kembang anak usia dini untuk belajar terus menerus (is an on going process).

Pada prinsipnya, para pakar psikologi sependapat bahwa penggalaman anak pada usia dini membawa akibat pada masa kehidupan yang masa datang Bahkan, seorang ahli psikologi perkembangan, Elizabeth B. Hurlocke, menyatakan bahwa:“Kenakalan remaja bukanlah fenomena baru dari masa remaja melainkan suatu lanjutan dari pola perilaku asosiasi yang mulai pada masa kanak-kanak. Semenjak usia 2-3 tahun ada kemungkinan mengenali anak yang kelak menjadi remaja nakal (Hurlock, 1993).

Senada dengan pernyataan Hurlocke tersebut, seorang ahli pendidikan, Ahmad Tafsir, menyatakan bahwa anak yang tidak dikembangkan aspek moral-keagamaannya kelak di masa dewasa akan menjadi orang yang relative sulit untuk dididik moralitas dan keagamaannya (Ahmad Tafsir, 2003).[1]

Merujuk pada pendapat para pakar dibidang psikologi dan pendidikan yang telah dikemukakan jelas bahwa mempelajari tumbuh-kembang anak usia dini memberi keuntungan bagi orang dewasa, Khususnya orang tua dan guru PAUD ketika berhubungan dengan anak. Dalam interaksi tersebut, orang tua maupun guru PAUD secara otomatis akan mempunyai reflek tentang pengalaman dan perkembangannya sendiri dimasa kecil dulu. Dengan mengenang kehidupan masa kecil, perasaan dan pengalaman yang pernah dilalui, orang tua dan guru akan memperkirakan bagian-bagian sensitif yang membutuhkan stimulasi lebih besar. Perasaan-perasaan pengalaman ini akan membangkitkan kesadaran orang dewasa terhadap hl-hal yang menyenagkan anak sehingga dalam pelayanan anak akan lebih baik sehingga rangsang anak berperilaku lebih baik pula.

Selain itu, pemahaman tentang tumbuh kembang anak bagi orang dewasa khususnya orang tua dan guru PAUD, dapat mendorong untuk mengembangkan dan mempelajari informasi dalam menetapkan langkah-langkah edukasi yang dapat diambil untuk menanggulangi situasi tertentu. Respon yang layak dari orang tua terhadap perilaku dan situasi belajar anak mendorong perkembangan anak secara positif. Dengan mengatahui bagaimana mendorong dan memelihara konsep diri (Self esteem) yang sehat serta otonomi pada diri anak, akan merupakan fasilitas optimal bagi perkembangan belajar anak. Demikian pula pengatahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengatahuan ini dapat membantu anak usia dini mengenal perkembangan-perkembangan dirinya  yang khussus dan mereka perlu mengetahui pada siapa minta bantuan.

Walaupun kajian psikologi yang memfokuskan pada tumbuh kembang anak usia dini telah banyak dilakukan, tetapi para ahli dan para professional di bidang ini terus-menerus berupaya menggemangkan informasi baru dibidang tumbuh kembang anak usia dini. Hal ini disebabkan karena setiap anak berbeda satu dengan yang lain, terlebih lagi anak masa lalu dengan anak-anak  sekarang. Anak-anak dari zaman ke zaman menunjukkan karakteristik tumbuh kembang yang unik dan berbeda. Oleh karena itu, kajian tumbuh kembang anak usia dini berjalan terus-menerus dan tak kenal henti.[2]

B.     Karakteristik Perkembangan AUD

Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (golden ages) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa kepekaan masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.

Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Adapun karakteristik perkembangan anak usia dini dapat dilihat dari 6 aspek perkembangan yaitu:

1.      Fisik dan Motorik

Fisik motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan tubuh. Pertumbuhan fisik pada setiap anak tidak selalu sama. Ada yang mengalami pertumbuhan secara cepat, ada pula yang lambat. Pada masa kanak-kanakan pertambahan tinggi dan pertambahan berat badan relatif seimbang. Adapun perkembangan motorik anak terbagi menjadi 2 yaitu:

a.       Motorik halus adalah kemampuan untuk menggunakan alat untuk eksplorasi dan ekspresi diri, seperti menggunakan pensil.

b.      Motorik kasar adalah kemampuan tubuh berkoordinasi, seimbang, lincah dan lentur sesuai peraturan. Anak usia dini bisa melatih bagian ini dengan baik melalui olahraga.

Hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu ingin bermain sebab dunia mereka adalah dunia bermain dan merupakan proses belajar. Sejak anak membuka mata di waktu pagi sampai menutup mata kembali di waktu malam, semua kegiatannya dilalui dengan bergerak, baik bolak-balik, berjingkrak, berlari maupun melompat. Dalam kaitan ini anak bukanlah miniatur orang dewasa karena mereka melakukan aktivitas berdasarkan kematangan dan kemampuan yang sesuai usianya.[3]

 

2.      Kognitif

Aspek kognitif berhubungan erat dengan akal dan pikiran. pertumbuhan di area ini sangat luas, tidak hanya di sekolah tetapi dari permainan-permainan yang mengajak anak untuk berpikir. Proses perkembangan kognitif ini mulai sejak lahir. Namun, campur tangan sel-sel otak dimulai seorang bayi berusia 5 bulan saat kemampuan sensorinya benar benar tampak.

Teori utama perkembangan kognitif ada 2 yakni, teori pembelajara dan teori perkembangan. Konsep utama dari teori pembelajaran adala pelaziman, digunakan untuk memahami bayi. Ada dua bentuk pelaziman, pertama, pelaziman klasik berlangsung ketika suatu stimulus yang semula netral, seperti bunyi bel yang muncul bersamaan dengan stimulus tidak bersyarat seperti susu yang mengalir dari dot ke dalam mulut anak sehingga anak akan terbiasa, jika bunyi bel berulangkali dihubungkan dengan pengalaman mendapatkan susu dari dot, maka bayi akan mulai mengisap begitu ia mendengar bunyi bel. Kedua, pelaziman instrumental seperti bila bayi tersenyum di saat ayah menggelitik perutnya, lalu bayi tersenyum kembali, maka pelaziman ini mungkin sedang berlangsung.

Sementara ika mengacu pada teori yang dikemukakan jean peaget, seorang pakar psikologi kognitif dan psikologi anak, dapat disimpulkan 4 tahap perkembangan kognitif yaitu:

a.       Tahap sensori motor, terjadi pada usia 0-2 tahun.

b.      Tahap pra operasional, terjadi pada usia 2-7 tahun.

c.       Tahap konkrit operasional, terjadi pada usia 7-11 tahun.

d.      Tahap formal operasional, terjadi pada usia 11-15/18 tahun.[4]

Namun, untuk kategori anak usia dini, maka tahapan perkembangan yang paling bisa dilihat adalah tahap a dan b. Dan pada aspek ini juga anak usia dini mulai belajar:

a.    Memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan praktis, fleksibel, dan di terima secara sosial. Ia juga bis menerapkan pengetahuan dan pengalaman dalam kondisi yang baru ditemuinya.

b.    Anak bisa berpikir logis, seperti mengenal perbedaan, pola, klasifikasi, sebab akibat, perencanaan dan inisiatif.

c.    Anak juga bisa mengenal, menyebutkan, serta menggunakan lambang-lambang seperti angka abjad. Anak juga bisa menggambarkan ulang sesuatu yang pernah dilihatnya.

3.      Moral dan Agama

Setiap anak, terutama di indonesia, selalu dibesarkan dengan nilai-nilai agama. Anak perlu mengenal agama yang dianut dan menjalankan ibadah sesuai dengan apa yang diperintahkan. Agama banyak sekali mengajarkan sikap/akhlak yang benar, seperti menolong sesama, jujur, sopan, hormat dan toleransi dengan penganut agama yang berbeda dalam hal kewarganegaraan.

Apabila nilai-nilai ini dikembangkan, niscaya akan membawa hal baik pada masyarakat indonesia secara mejemuk. Orang tua dan lingkungan terdekat sebaiknya mempraktikkan nilai-nilai agama dan moral untuk mendukung anak agar mendapatkan nilai agama dan moral yang benar.

4.      Sosio Emosional

Aspek perkembangan yang satu ini sangat terkait erat dengan pengenalan diri dan orang lain di sekitarnya seperti:

a.       Anak mulai meperlihatkan kemampuan yang dimilikinya. Dia juga mengenal perasaan sendiri, mengendalikan diri, dan menyesuaikan diri dengan orang lain.

b.      Anak belajar bertanggung jawab jika melakukan kesalahan baik pada dirinya sendiri maupun orang lain.dia mulai mempelajari hak-haknya, aturan, dan tannggung jawab atas perlakuannya untuk kebaikan sesama.

c.       Dia lebih senang bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespons, berbagi, mendengarkan, serta menghargai hak dan pendapat orang lain. Bahkan dia bisa lebih koperatif dan berperilaku sopan sesuai didikan yang diberikan kepada anak tersebut.

5.      Bahasa

Penguasaan bahasa anak berkembang menurut hukum alami, yaitu mengikuti bakat, kodrat, dan ritme yang alami. Menurut lennerberg, perkembangan bahasa anak berjalan sesuai jadwal biologisnya. Hal ini digunakan sebagai dasar mengapa anak pada umur tertentu sudah dapat berbicara, sedangkan pada umur tertentu belum dapat berbicara. Perkembangan bahasa tidaklah ditentukan melalui umur, namun mengarah pada perkembangan motorik anak. Akan tetapi, perkembangan tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Bahasa anak akan muncul dan berkembang melalui berbagai situasi interaksi sosial dengan orang dewasa.

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:

a.       Anak bisa memahami hal yang dimaksudkan orang tua seperti perintah, aturan, cerita dan menghargai bacaan.

b.      Anak juga berbahasa dengan baik seperti tanya jawab, dan menceritakan kembali yang sudah didapatnya.

c.       Anak memahami bentuk dan bunyi huruf.

6.      Seni

Setiap anak terlahir imajiatif. Maka tidaklah aneh kalau seni termasuk ke dalam 6 aspek perkembangan anak usia dini. Dia bisa bereksplorasi dan mengekspresikan diri dalam hal musik, drama, lukisan, kerajinan, dan masih banyak lagi sesuai kemampuan yang ada dalam diri anak tersebut. Anak juga bisa menghargai hasil karya seni.

 

C.    Prinsip-Prinsip Perkembangan AUD

Hurlock adalah salah satu pakar psikologi perkembangan anak paling termuka abad ini. Ia mengemukakan sepuluh-sepuluh prinsip-prinsip perkembangan anak sebagai berikut.

1.      Perkembangan berimplikasi pada perubahan, tetapi pada perubahan belum tentu termasuk dalam kategori perkembangan karena perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan.

2.      Perkembangan awal lebih penting atau lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya karena perkembangan awal menjadi dasar bagi perkembangan berikutnya.

3.      Kematangan (sosial-emosional, mental, dan lain-lain) dapat dimaknai sebagai bagian dari perkembangan karena perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar.

4.      Pola perkembangan dapat diprediksikan, walaupun pola tersebut dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi lingkungan dimasa pralahir dan pascalahir.

5.      Pola perkembangan mempumyai karakteristik tertentu yang terdapat diprediksikan. Pola perkembangan yang terpenting diantarannya adalahadanya persamaan bentuk perkembangan bagi semua anak, perkembangan beralangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan terjadi secara berkesimbungan bebagai bidang berkembangan dengan kecapatan berbeda dan terdapat kolerasi dalam perkembangan berlangsung.

6.      Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan sebagian karena penggaruh bawaan (gen) atau keturunan dan sebagian yang lain karena kondisi lingkungan. Perbedaan pola perkembangan ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikis.[5]

7.      Setiap perkembangan melalui fase-fase tertentu secara periodik mulai dari periode pralahir (masa pembuahan sampai lahir), periode neonates (lahir 10-24 hari), periode bayi (2 minggu sampai tahun), periode anak-anak awal (2 -6 tahun), periode anak-anak akhir (16 sampai 13-14 tahun), dan periode puber (16 sampai 18 tahun). Dalam semua periode tersebut terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan, serta pola perilaku yan normal dan terbawa dari periode sebelumnya, biasanya disebut perilaku “bermasalah”(abnormal).

8.      Setiap periode perkembangan pasti ada harapan sosial untuk anak. Harapan sosial tersebut adalah tugas perkembangan yang memeungkinkan para orang tua dan guru TK mengetahui pada usia berapa anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi pengusuhan sosial baik. Keberhasilan melakukan tugas perkembangan sosial membuat kebahagian pada anak, dan berimplikasi pada keberhasilan tugas-tugas lain selanjutnya.

9.      Dalam setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan bahaya, baik fisik maupun psikologis yang dapat menggubah pola pikiran anak selanjutnya.

10.  Setiap periode perkembangan memiliki makna kebahagiaan yang bervariasi bagi anak. Tahun pertama berkehidupan biasanya yang paling bahagia dan masa puber biasa yang paling tidak bahagia.

Menurut Hurlock mengakui bahwa sepuluh  prinsip perkembangan yang dikemukakan diatas belumlah Final. Oleh karena itu, jika penelitian tentang perkembangan pada anak dilanjutkan dari masa kemasa, tidak menutup kemungkinan akan ditemukannya prinsip-prinsip perkembangan lain, termasuk mengeksplasi sebagian yang telah di temukan.[6]


BAB III PENUTUP

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pentingnya perkembangan anak usia dini memberikan informasi kepada orangtua atau guru PAUD agar dapat mengetahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan bagi anak usia dini sangatlah penting dan sebagai orang tua atau guru harus memanfaatkan usia emas ini dengan sebaik mungkin. Dengan mengenang kehidupan masa kecil, perasaan-perasaan  dan pengalaman-pengalaman yang pernah dilalui, orang tua dan guru akan memperkirakan bagian-bagian sensitif yang membutuhkan stimulasi lebih besar. Perasaan-perasaan pengalaman ini akan membangkitkan kesadaran orang dewasa terhadap hal-hal yang menyenagkan anak sehingga dalam pelayanan anak akan lebih baik sehingga rangsangan atau stimulasi pada anak berperilaku lebih baik pula dan dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara positif.

Selain itu, karakteristik perkembangan anak mencakup dalam 6 aspek perkembangan yaitu aspek fisik motori, kognitif, agama dan moral, sosio emosional, bahasa dan seni. Jika 6 aspek ini dapat dikembangkan dengan baik maka pemberian stimulasi pada anak aakan berjalan dengan baik juga. Adapun prinsip prinsip perkembangan diantaranya: perkembangan berimplikasi pada perubahan, berkembangan awal yang lebih penting dari perkembangan selanjutnya, kematangan dan lain-lain.

 

DAFTAR PUSTAKA

Suyadi. Ulfah, Maulidya. 2013. Konsep Dasar Paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahman, Ulfiani. 2003. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta:Pascasarjana UGM.

https://pustakapaud.blogspot.com/2017/10/definisi-dan-aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-dini.html?m=1

https://www.guesehat.com/apa-saja-6-aspek-perkembangan-anak-usia-dini

https://www.kompasiana.com/ndull/54f77444a3331150638b4576/apa-saja-aspekaspek-perkembangan-anak-usia-dini


[1] Suyadi, Maulidya Ulfah. Konsep Dasar PAUD. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) hlm. 47.

[2] Ibid. Hlm. 48.

[3] Ulfiani Rahman. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Pascasarjana UGM, 2003). Hlm. 50-51.

[4] Ibid. Hlm. 51

[5] Suyadi, Maulidya Ulfah. Op.cit. Hlm. 49

[6] Ibid. Hlm. 50.