A. Pengertian Unjuk Kerja
Perkembangan anak usia dini dapat dipantau melalui
beberapa cara penilaian, salah satunya yaitu menilai unjuk kerja anak.
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan terhadap
aktivitas siswa. Seperti pembacaan puisi, diskusi, pemecahan masalah,
partisipasi siswa, menari, memainkan alat musik, aktivitas fisik, mengoperasikan
suatu alat. Penilaian unjuk kerja dilakukan berdasarkan tugas anak didik dalam
melakukan perbuatan yang dapat diamati, misalnya berdoa, bernyanyi, dan
berolahraga.[1]
Permendikbud RI No 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan
menerangkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga
dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap
standar yang telah ditetapkan. Unjuk kerja merupakan salah satu contoh dari
penilaian kinerja peserta didik. Penilaian unjuk kerja adalah proses
pengumpulan data dengan cara pengamatan yang sistematik untuk membuat keputusan
secara individu. Penilaian unjuk kerja dalam dunia pendidikan sudah banyak
digunakan terutama untuk bidang studi teknologi, ilmu-ilmu alam, matematika,
ekonomi, dan bahasa. Melalui penilaian ini akan diperoleh informasi tentang apa
yang sudah dicapai dan yang belum dicapai.
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Objek
penilaian kinerja adalah tercapainya kompetensi belajar siswa yang mampu
menunjukkan unjuk kerja (performance) tertentu yang dapat diamati, spesifik,
dan terukur. Penilaian unjuk kerja tidak dilakukan dengan tes tertulis atau
wawancara, melainkan dengan mengamati perilaku secara langsung yang
mempresentasikan unjuk kerja tersebut. Secara garis besar penilaian
pembelajaran yang mencakup penilaian unjuk kerja dapat dilakukan terhadap dua
hal, yaitu : (1) proses pelaksanaan pekerjaan, yang mencakup : langkah kerja
dan aspek personal; dan (2) produk atau hasil pekerjaan. Aspek panilaian dalam
unjuk kerja pada presentasi tugas berupa proses pelaksanaan unjuk kerja
presentasi dan hasil media yang mereka buat dan mereka gunakan.[2]
B. Tujuan Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian yang dilakukan
terhadap siswa mempunyai tujuan antara lain :
a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa.
b. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa.
c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
d. Mengetahui hasil pembelajaran.
e. Mengetahui pencapaian kurikulum.
f.
Men dorong siswa
belajar.
g. Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik.
C. Teknik Unjuk Kerja
Teknik penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk mengukur
kemampuan anak membaca, kegiatan olahraga, praktikum. Selain itu, penilaian
unjuk kerja juga dapat menilai keterampilan mental. Penilaian unjuk kerja
merupakan bentuk penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan kelakuan ke dalam berbagai tugas
dengan kriteria yang diinginkan. Terdapat dua karakteristik dalam penilaian
kinerja anak, yaitu kemampuan anak dalam mendemonstrasikan serta lebih
mengutamakan produk daripada proses. Berikut dipaparkan beberapa kegunaan
teknik penilaian unjuk kerja:
a. Mampu meramalkan kemampuan siswa dalam
melaksanakan keterampilan tertentu.
b. Sebagai alat untuk mendiagnosis
kesulitan-kesulitan siswa dalam melaksanakan tugas.
c. Sebagai kriteria untuk menilai kemajuan
siswa.
d. Menilai keterampilan dan kualitas produk
yang dihasilkan siswa.
Untuk
mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen
berikut:
a.
Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat
dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan
menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan
kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati,
peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat
diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun
daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Contoh Check
list
Format
Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama peserta didik: ________
Kelas: _____
No. |
Aspek Yang Dinilai |
Baik |
Tidak baik |
1. |
Organization
( Introduction, body, conclusion) |
||
2. |
Content ( depth
of knowledge, logic) |
||
3. |
Fluency |
||
4. |
Language: |
||
pronunciation |
|||
grammar |
|||
vocabulary |
|||
5. |
Performance
( eye contact, facial expression, gesture) |
||
Skor yang
dicapai |
|||
Skor
maksimum |
7 |
Keterangan
Baik mendapat skor 1
Tidak baik mendapat skor 0
b. Skala
Penilaian (Rating Scale)
Penilaian
unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai
tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara
kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian
terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak
kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk
memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari
satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.
Contoh Rating Scale
Format
Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama Siswa: ________
Kelas: _____
No |
Aspek Yang Dinilai |
Nilai |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
1. |
Organization
( Introduction, body, conclusion) |
||||
2. |
Content ( depth
of knowledge, logic) |
||||
3. |
Fluency |
||||
4. |
Language: |
||||
pronunciation |
|||||
grammar |
|||||
vocabulary |
|||||
5. |
Performance
( eye contact, facial expression, gesture) |
||||
Jumlah |
|||||
Skor
Maksimum |
28 |
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten
kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai
berikut
1)
Jika
seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten
2)
Jika
seorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten
3)
Jika
seorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten
4)
Jika
seorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten
Selain
beberapa kegunaan di atas, teknik penilaian unjuk kerja juga tidak luput dari
beberapa kelemahan. Adapun kelemahan teknik unjuk kerja yaitu membutuhkan waktu
yang lama untuk membuat format penilaian dan melaksanakannya, serta rentan
terhadap subyektivitas Penilaian ini memiliki beberapa ciri khas yang
membedakan dengan teknik penilaian yang lain. Menyatakan bahwa format penilaian
unjuk kerja mengikuti guru, skoring diarahkan pada pola pikir dan belajar siswa
yang tampak. Adapun karakteristik penilaian unjuk kerja antara lain:
a. Menuntut siswa untuk berpikir pada tingkat
yang lebih tinggi. Karena penilaian unjuk kerja menekankan supaya siswa dapat
melakukan tugas di kehidupan nyata.
b. Memberikan tugas yang bermakna. Sehingga
memudahkan anak untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
c. Proses pembuatan dan hasil kerja merupakan
tumpuan penilaian.
d. Mengutamakan kedalaman penguasaan materi,
bukan keluasan.[3]
D. Kelebihan dan kekurangan penilaian unjuk
kerja
Beberapa
kelebihan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1. Dapat menilai kompetensi yang berupa
keterampilan (skill)
2. Dapat digunakan untuk mecocokan kesesuaian
antara pengetahuan mengenai teori dan keterampilan di dalam praktik, sehingga
informasi penilaian menjadi lengkap
3. Dalam pelaksanaan tidak ada peluang
peserta didik untuk mencontek
4. Guru dapat mengenal lebih dalam lagi
masing-masing karakteristik peserta didik.
5. Memotivasi peserta didik untuk aktif.
6. Memepermudah peserta didik untuk memahami
sebuah konsep yang abstrak ke konkret.
7. Kemampuan peserta didik dapat
dioptimalkan.
8. Melatih keberanian peserta didik dapat
dioptimalkan.
9. Melatih keberanian peserta didik dalam
mempermudah penggalian ide-ide.
10. Mampu menilai kemampuan dan keterampilan
kinerja siswa dalam menggunakan alat dan sebagainya.
Sedangkan kelemahan dari penilaian unjuk kerja adalah:
1. Tidak semua materi pelajaran dapat
dilakukan materi penilaian ini.
2. Nilai bergantung pada hasil kerja.
3. Jika jumlah peserta didiknya banyak guru
kesulitan untuk melakukan penilaian ini.
4. Waktu terbatas untuk melakukan penilaian
seluruh peserta didik.
5. Peserta didik yag kurang mampu akan merasa
minder.
6. Karena peserta didik terlalu banyak
sehingga sulit untuk melakukan pengawasan.
7. Memerlukan sarana dan prasarana yang lengkap.
8. Memakan waktu yang lama, biaya yang besar,
membosankan.
9. Harus dilakukan secara penuh dan lengkap.
10. Keterampilan yang dinilai melalui tes
perbuatan mungkin sekali belum sebanding mutunya dengan keterampilan yang
dituntut oleh dunia kerja, karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
selalu lebih cepat dari pada apa yang didapatkan di sekolah.
HASIL ANALISIS
Umur siswanya rata-rata 6 tahun. Anak-anak
di TK Pratiwi kesehatan dan kebersihan disana sangat baik sehingga jarang
sekali ada yg sakit, apalagi sakit di saat sekolah berlangsung tidak pernah
sama sekali. Anak-anak di sekolah tersebut sangat fresh semua tidak ada keluhan
apapun dalam kesehatannya. Jadi, anak-anak di TK PERTIWI kesehatan sangat baik.
Anak-anak juga aktif dalam belajar karena tidak
ada keluhan penyakit apa pun anak aman, guru tenang, org tua pun senang.
Mengapa anaknya sehat karena makanan di
sekolahnya yang bergizi semua tidak makan sembarangan seperti di warung-warung
yang termaksud belum tau kita sehat atau tidaknya makanan tersebut.
Di TK Pratiwi tersebut sangat menjaga
Kesehatan dan kebersihan anak, apalagi dalam keadaan pandemic covid 19 ini
orang tua ataupun guru sangat memperhatikan sekali kesehatan dan kebersihan
anak-anak.
Jadi, disekolah TK PERTIWI tersebut tidak
ada permasalahan sama sekali dalam Kesehatan dan kebersihan di sana karena
sudah terjaga.
FORMAT UNJUK KERJA ANAK DIDIK TK PERTIWI
Nama : Dani Kelompok:
B
Alamat : Jl.M.Ali
Bahruddin,Kecamatan Pantai Luci,Kab.Sukamara,Desa Sei Pasir
No |
Hari/Tanggal |
Umur |
Kegiatan Pembelajaran |
Aspek yang Diamati |
Hasil Pengamatan |
1. |
Senin, 25 April 2021 |
4 Tahun |
-
Mencuci
Tangan sebelum & sesudah makan
-
Bermain |
-
Cara
mencuci tangan : *Penggunaan air *Penggunaan Lap tangan
-
Kebersihan
-
Mengikuti
Aturan permainan -
Kerja
sama |
Dapat Mencuci Tangan Dengan Baik.
Sudah Bisa Menggunakan Air Dengan Baik Tidak Membuang Air Namun Juga
Perlu Pengawasan Dari Guru/ orang tua.
Penggunaan Lap Tangan Anak Masih Suka Rebutan Dengan Teman Sebayanya.
80% Anak Mengikuti Permainan Dan 20% Anak Yg Tidak Mengikuti
Permainan.
Untuk Kerja Sama Cukup Bagus. |
[1] Wahyu Purwasih, “Teknik Penilaian Unjuk Kerja dan Catatan Anekdot
Sebagai Upaya Pemantauan Perkembangan Anak di PAUD Aisyiyah Cabanga Kartasura
Sukaharjo Jawa Tengah” , Jurnal Warna , Vol. 2, No. 4. 2018, hal. 78.
[2] Rizkika Sasi Sauma, Skripsi: “Pengembangan Instrumen Penilaian
Unjuk Kerja Pada Presentasi Tugas dengan Teknik Peer assessment siswa
Kelas SMAN 1 Purbalingga(Semarang:
UNNES, 2016), hal. 18
[3]Wahyu Purwasih, Op. Cit., 79