A. Pengertian Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa merupakan
kemampuan khas manusia yang paling kompleks dan mengagumkan.Kemampuan berbahasa
anak tidak diperoleh secara tiba-tiba atau sekaligus, tetapi bertahap.Kemajuan
berbahasa mereka berjalan seiring dengan perkembangan fisik, mental,
intelektual, dan sosialnya.Perkembangan bahasa anak ditandai oleh keseimbangan
dinamis atau suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau
ucapan yang sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks.
B.
Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia 0-12 Bulan
Tahapan perkembangan bahasa anak dapat dibagi atas:
1.
Kemampuan Bahasa Bayi 0-4 Bulan
Mayo Clinic menyebutkan, bayi baru lahir sampai usia 0-3 minggu hanya
mengandalkan tangisan untuk berkomunikasi dengan orangtuanya. Tangisan bisa menjadi
pertanda bahwa ia sedang lapar, sakit atau merasa tidak nyaman akibat popoknya
penuh. Namun, tidak lama lagi, Si Kecil mulai bisa memainkan lidah, bibir, dan
langit-langit mulutnya untuk membuat suara kecapan.
Bayi di usia ini mulai bisa membedakan antara suara berat sang ayah
dengan suara lembut milik ibu. Ketika usianya sudah genap 4 minggu, bayi mampu
membedakan suara dengan suku kata yang sama seperti “Ma” dan “Pa”. Setelah itu,
Si Kecil mulai mampu mengoceh serta menghubungkan beberapa suara dengan gerakan
bibir ketika usianya menginjak 2 bulan.
2.
Kemampuan Bahasa Bayi 4-6 bulan
Memasuki usia 4-6 bulan, Si Kecil mulai bisa berceloteh. Sebentar
lagi ibu dapat mendengar suara yang berasal dari bagian belakang lidah, seperti
suara “G”, dan “K”, serta suara yang melibatkan penggunaan bibir, seperti “M”,
“W”, “P”, dan “B”. Ketika menginjak usia 6 bulan, Si Kecil mulai bisa
menggabungkan huruf konsonan dan huruf vokal, seperti mengucapkan “Da”, “Ma”,
“Pa”, dan “Na”.
3. Kemampuan
Bahasa Bayi 7-12 bulan
Di usia 7
bulan, Si Kecil mulai bisa mengucapkan satu suku kata seperti “Ma”, “Pa”,“Da”
dan mengucapkannya secara berulang-ulang, seperti “Mamama”. Kemampuan ini akan
terus berlangsung sampai usianya mencapai 10 bulan. Setelah tahap ini, Si Kecil
mulai dapat mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya, seperti “Mama”, “Papa”,
“Dada”.
Di usia 9
bulan, Si Kecil mulai dapat memadukan suara dengan sedikit gerakan tubuh,
seperti mengangkat kedua tangannya sambil berteriak atau menunjuk sesuatu.
Menginjak 10 bulan, bayi mulai mampu mengendalikan dan mengkombinasikan suara.
Bayi juga dapat memahami penggunaan kosakata,
meskipun belum bisa mengucapkan kata tersebut secara utuh. Misalnya, memanggil
orang tua “Ma” dan “Da”, menyebut anjing “Guk”, kucing “Pus”, meminta makan
“Mam” atau “Cu” untuk susu, dan sebagainya.
4.
Perkembangan Bahasa Bayi sebagai Komunikasi Prelinguistik
Fase ini, berlangsung pada
umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir
belum bisa menggabungkan elemen bahasa, baik dari segi isi, bentuk, maupun
pemakaian bahasa. Selain itu juga belum bisa berkembangnya bentuk bahasa konvensional
dan kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang. Komunikasi lebih bersifat
reflektif daripada terencana. Periode ini disebut prelinguistik. Meskipun bayi
belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka
mengamati dan mengeluarkan suara dengan cara yang unik. Hal ini harus
menentukan apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini
merupakan indikasi bahwa perlu evaluasi fisik dan audiologi. Selanjutnya,
intervensi 4 direncanakan untuk membangun lingkungan yang menyediakan banyak
kesempatan untuk mengamati dan bereaksi terhadap suara. Pada tahap komunikasi
prelinguistik ini juga, bayi yang baru lahir hanya bereaksi terhadap suara
untuk mengembangkan pendengarannya walaupun belum mampu secara baik untuk
mengembangkan bahasa dan pemakaiannya
C.
Faktor-faktor
Perkembangan Bahasa Anak
Berbicara
merupakan sarana berkomunikasi (Hulock, 1980: 82). Bicara merupakan
keterampilan mental-motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan
otot mekanisme suarayang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental, yakni
kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan (Hurlock, 1978: 176)
Beberapa tugas
yang terlibat dalam belajar berbicara, antara lain sebagai berikut.
1.
Pengucapan
Bayi belajar mengucapkan kata-kata sebagai
melalui coba-coba, tetapi terutamadengan meniru ucapan dewasa.
2.
Membangun
kosakata
Mula-mula bayi belajar nama-nama orang dan
benda, kemudia kata-kata kerja.
3.
Kalimat
“Kalimat” bayi pertama muncul antara usia dua belas
dan delapan belas bulan, biasanya terdiri dari satu kata yang disertai dengan
isyarat.
·
Dukungan Sosial untuk Perkembangan Bahasa
Terdapat dukungan sosial dalam perkembangan
bahasa anak menurut Trevor (2010) yaitu:
a.
Motherese atau Baby talk yaitu cara seorang ibu dalam berkomunikasi
dengan bayi, serta dengan kata-kata dan kalimat yang sederhana. Motherese sulit
dilakukan tanpa adanya bayi, tetapi motherese mempunyai peranan penting dalam
mempermudah perkembangan bahasa anak sejak usia dini.
b.
Recasting yaitu membuat frase yang sama dari suatu kalimat dengan
cara berbeda, mungkin dengan cara mengemukakannya dalam pertanyaan.
c.
Echoing yaitu mengulangi apa yang dikatakan kepada kita, terutama
jika kata-kata tersebut belum benar.
d.
Expanding yaitu menyatakan kembali apa yang telah anak katakan
kepada kita dengan penggunaan bahasa yang lebih baik.
D.
Hambatan
Perkembangan Bahasa Anak
Keterlambatan
berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak,
pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak
masuk sekolah.Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak.Salah satu
penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah
ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai
berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk
berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang
baik dan benar.
Kekurangan
dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak.
Anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali
menyuruh mereka (anak) belajar berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik,
sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada
anak.Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang
tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu/karena
mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak
didik tersebut.
Gangguan/bahaya
didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1.
Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata,
2.
Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara,
3.
Sering kali berbicara yang tidak teratur,
4.
Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.
Perkembangan
berbicara merupakan suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat beberapa
kendala yang sering kali dialami oleh anak, antara lain:
1. Anak cengeng.
Anak
yang sering kali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada
fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapat berupa
kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak
fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak
dicintai oleh orang tuanya, atau anggota kcluarga lain. Sedangkan reaksi sosial
terhadap tangisan anak biasanya bernada negatif. Oleh karena itu peranan orang
tua sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu cara untuk
mengajarkan komunikasi yang efektif bagi anak.
2.
Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
Sering
kali anak tidak dapat memahami isi pembicaraan orang tua atau anggota keluarga
lain. Hal ini disebabknn kurangnya perbendaharaan kata pada anak. Di samping
itu juga dikarenakan orang tua sering kali berbicara sangat cepat dengan
mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh anak. Bagi keluarga yang
menggunakan dua bahasa (bilingual) anak akan lebih banyak mengalami kesulitan
untuk memahami pembicaraan orang tuanya atau saudaranya yang tinggal dalam satu
rumah. Orang tua hendaknya selalu berusaha mencari penyebab kesulitan anak
dalam memahami pembicaraan tersebut agar dapat memperbaiki atau membetulkan
apabila anak kurang mengerti dan bahkan salah mengintepretasikan suatu
pembicaraan.