A.
Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan majemuk adalah kecerdasan yang dimiliki oleh setiap
individu lebih dari satu macam. Teori kecerdasan majemuk didasarkan atas karya
Howard Gardner, pakar psikologi perkembangan, yang berupaya menciptakan teori
baru tentang pengetahuan sebagian dari karyanya di Universitas Harvard. Gardner
menyatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas. Horward Gardner kemudian
memunculkan istilah multiple intellegences. Menurutnya kemampuan mempunyai tiga
komponen utama yaitu:
1.
Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan
nyata sehari-hari
2.
Kemampuan untuk menghasilkan persoalan baru yang dihadapi untuk diselesaikan
3.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan
menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.
B.
Pengertian Kecerdasan Bodily kinesthetic
Kecerdasan
kinestetik adalah kecerdasan yang menekankan kemampuan gerak, serta sangat
senang dengan dunia olahaga, performance, dan menari. Kecerdasaan ini
menekankan pada kemampun seseorang dalam menangkap infomasi dan mengelolanya
sedemikian cepat, lalu dikonkritkan dalam wujud gerak, yakni dengan menggunakan
badan, kaki dan tangan. Pada anak usia prasekolah merupakan masa - masa dimana
mereka aktif bergerak meniru sesuatu yang mereka lihat.
C.
Kemampuan Kinestetik Pada Anak Usia Dini
Di makalah ini akan membahas tentang kemampuan kinestetik pada anak
sesuai indikator yang dapat dicapai anak pada usia 5-6 tahun khususnya
kinestetik dalam bidang olahraga. Dimana gerakan-gerakan tersebut dapat
dilakukan melalui permainan, misalnya : Sebuah) Berjalan dengan Menaikkan dan
Menurunkan Badan Anak berjalan dengan aktivitas-aktivitas normal dan arahnya
lurus. Anak kemudian berjalan berlahan- lahan sambil menurunkan badanya sampai
menurut mereka cukup rendah, lalu ketika sudah sampai pada jarak yang
ditentukan, anak berjalan seperti biasa kembali. Setelah itu anak berjalan
berlahan-lahan sambil meninggikan badannya setinggi-tingginya seperti anak
meraih sesuatu, lalu setelah sampai pada
jarak yang sudah ditentukan, anak berjalan seperti biasa kembali.
Adapun standar Kemampuan dan Keselamatan. Yaitu:
1.
Pada saat menurunkan dan menaikkan badan, pastikan tubuh memiliki
keseimbangan yang baik.
2.
Ketika badan sudah turun di bawah, posisi kaki tetap memungkinkan
anak untuk bisa melangkah.
3.
Jika anak merasa akan jatuh, gunakan ke dua tangan sebagai
penompang badan.
4.
Pastikan tempat yang digunakan aman untuk anak.
1.
Berjalan
Mengikuti Pola Suatu Garis
Aktivitas berjalan untuk mengikuti pola suatu garis. Anak-anak
dapat mencobanya terlebih dahulu pada suatu garis yang sudah disiapkan
sebelumnya, kemudian anak bias melakukannya sendiri. Jika sudah melewati garis
dengan baik, seorang anak atau suatu kelompok bisa mendisain pola suatu garis
sebisa mereka, yang kemudian dicobanya sendiri dan menjelaskan apa maksud dari
garis tersebut. Adapun standar Kemampuan dan Keselamatan. Yaitu: 1) Anak – anak
harus berjalan hati – hati ketika melewati belokan-belokan atau tikungan –
tikungan di garis pola. 2) Berjalanlah mengikuti garis dengan memperhatikan
keseimbangan tubuh. 3) Sediakan kertas lebar dan kapur tulis sebagai media
untuk menulis garis yang akan dilewatinya.
2.
Memantulkan
Bola ke Tembok
Anak melempar bola dengan cara dipantulkan ke tembok kemudian
menangkapnya dengan memindahkan anggota badan ke arah bola. Aktivitas ini dapat
dilakukan dengan cara berpasangan yaitu dengan cara memantulkan bola ke tembok
kemudian pantulan bola tersebul diambil oleh pasangan anak. Aktivitas akan
lebih menantang jika anak saling melempar bola dengan ketinggian tertentu.
Adapun standar Kemampuan dan Keselamatan. Yaitu: 1) Lemparan
bola tidak terlalu keras sehingga pantulan bola tidak terlalu jauh untuk
dijangkau anak. 2) Tekanan udara bola harus cukup. Jangan terlalu kasar sehingga
pantulan bola tidak terkontrol, dan jangan terlalu lembek sehingga bola tidak
bisa memantul. 3) Jarak antar pelempar jangan terlalu jauh karena kemampuan melempar
anak terbatas, dan jangan terlalu dekat karena tidak ada ruang untuk memantul.
3.
Melompat
dengan Awalan
Caranya hampir sama dengan lompat jauh, tapi aktivitas ini dapat
dilakukan dalam ruangan dengan menyediakan matras yang diatur agar betul- betul
aman untuk pendaratan anak. Anak secara satu persatu bergantian melompat dengan
awalan yang secara teknis dikuasainya, kemudian harus mendarat di atas mtras.
Awalan berlari harus diperharikan karena berkatan dengan lebar dan panjang
matras yang dipakai. Adapun standar Kemampuan dan Keselamatan. Yaitu: 1)
Ambilah jarak awalan yang cukup aman. 2) Melompatlah pada patokan garis yang
sudah ditentukan. 3. mendaratlah dengan kedua kaki
dengan sangat bagus 4. gunakan kedua tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh
4.
Melompat
Melewati Penanda
Anak -anak melewati penanda dengan ketinggian yang sudah ditentukan
yang disesuaikan dengan kemampun umum mereka. Diawli dengan melompat tanpa
penanda, kemudian anak diberikan penanda untuk melompat dengan tingkat
ketinggian yang terus ditingkatkan. Pendaratan tetap harus menggunakan matras.
Keselamatan anak tetap menjadi prioritas utama agar tidak terjadi cedera. Adapun
standar Kemampuan dan Keselamatan. Yaitu: 1) Awalan diambil dengan jarak yang
cukup memadai. 2) Aturan kecepatan berlari pada saat mengambil awalan sebelum
berlari dengan sebaik – baiknya. 3) Fokus juga - bagus dalam penanda tu m
madam. 4) Angkatlah kedua kaki dengan keseimbangan yang baik ketika melewati
penanda. Mendaratlah dengan kedua kaki sebaik – baiknya.
5.
Meloncat
Melewati Penanda
Anak-anak berdiri tegak di samping penanda. Mereka mulai dengan
mengangkat dengan satu kaki dan kemudian melompat melewati penanda secara
bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri. Jika anak bisa mengatasinya,
semakin lama penanda akan dinaikkan. Adapun standar Kemampuan dan Keselamatan.
Yaitu: 1) Meloncat dengan menggunakan kaki terkuat untuk menumpu badan. 2) Perhatikan
ketingian penanda mudah, terjangkau, atau sulit dilewati anak. 3) Perhatian
anak harus berfokus pada pergantian kaki karena harus menumpu dengan satu kaki
secara bergantian. g) Meloncat Melewati Tali Sebuah tali direntangkan dengan
ketinggian tertentu yang dapat diloncati anak. Anak mencoba meloncati tali
tersebut dan mendarat dengan kedua kakinya secara aman. Setelah berhasil
meloncatinya, anak mengulangi kembali loncatan dari arah yang berlawanan atau
dari arah tempat anak mendarat. Gunakan kaki terkuat sebagai tolakan.
Ketinggian tali bisa dinaikkan sesuai kebutuhan. Adapun standar Kemampuan dan
Keselamatan. Yaitu: 1) Perhatikan ketinggian tali, apakah mampu dilewati anak
atau tidak. Jangan sekali- kali memaksa anak jika anak tidak mampu melewatinya.
2) Gunakan kaki terkuat untuk berkonsentrasi dan mendarat dengan kedua kaki
dengan aman dan baik. 3) Gunakan ayunan kedua lengan untuk menaikkan dan
mendaratkan badan dengan keseimbangan yang baik. 4) Intruksi semua intruksi guru agar tidak terjadi benturan antara anak
yang sudah selesi melompat dengan yang masih akan melompat.
6.
Meloncat
ke Dalam kotak dan Lingkaran
Buatlah beberapa garis yang berbentuk kotak
dan lingkaran yang sesuai dengan bentuk zig-zag. Setiap anak mencoba meloncat
kedalam garis tersebut dengan bertumpu pada kedua kaki dan mendarat pada kaki
kiri, kemudian melakukan loncatan ke kotak berikutnya dengan kaki kanan, sampai
seluruh kotak tersebut selesai dimasuki. Akan lebih baik menggunakan garis
saja, bukan alas dari bahan tertentu yang akan menyebabkan kaki anak terpeleset
karena mungkin saja ada yang pendaratannya tidak masuk ke dalam kotak. Adapun standar Kemampuan dan Keselamatan. Yaitu: 1) Media lingkaran
yang dipakai harus aman untuk anak. 2) Anak melakukan pendaratan terakhir
dengan menggunakan kedua kaki dengan aman. 3) Gunakan kaki terkuat untuk
menjadi tumpuan. 4) Lebar lingkaran aman dan cukup untuk kaki anak.
7.
Meluncur
dari Atas ke Bawah dengan Papan Luncur
Hampir semua anak tahu tempat luncuran di area bermain dan disana
ada papan yang didesain khusus untuk meluncurkan badan dari atas ke bawah (
papan luncur/prosotan). Anak naik ke atas papan luncur, lalu berdiri di ujung
papan luncur dan mengambil posisi duduk. Doronglah badan dengan kedua tangan
sehingga badan akan meluncur secara perlahan kemudian semakin cepat dan sampai
di tempat pendaratan dengan baik dan selamat. Gunakan kedua kaki untuk bantuan
pendaratan yang baik sehingga bisa mengurangi resiko sehingga badan kurang terkontrol.
Pada waktu yang sama, berhati-hatilah setelah meluncur dari papan luncur an
sampai di bawah, anak hrus segera ke pinggir, jika tidak ia akan tertabrak
temannya yang sedang meluncur. Hindari bermain di ujung luncuran bagian atas
karena dapat terjadi aksi dorong – dorongan yang akan menyebabkan anak jatuh
dari ketinggian yang membahayakan. Adapun standar Kemampuan dan Keselamatan.
Yaitu: 1) Anak meluncur harus dengan urutan peraturan yang sudah ditetapkan. 2)
Anak meluncurkan badan dengan meletakan badan dengan meletakkan kaki kemudian
membungkukkan badandengan posisi duduk. 3) Mendaratlah dengan kedua kaki dengan
baik.
D.
Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik
Berikut beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik
anak menurut Kusmayadi (2011: 51-52) :
Ø Bergabung dengan regu olahraga
Ø Berlatih berenang atau senam
Ø Belajar seni ilmu bela diri, seperti
karate atau silat
Ø Belajar keterampilan, seperti
mengukir, menenun, membatik dll
Ø Melakukan hobi yang mudah dilakukan,
seperti berkebun dan memasak
Ø Mengikuti latihan olahraga, seperti
basket, bulu tangkis, sepak bola atau futsal
Ø Pantomim
Ø Kembangkan koordinasi mata dengan
tangan
Ø Bergabung kelompok drama
Ø Pelajari keterampilan yang
membutuhkan sentuhan halus maupun sentuhan kasar.
E.
Cara Mengasah Seni Tari Dalam Kecerdasan Bodily
Kinesthetic
John Martin dalam The Modern
Dance, menyatakan bahwa gerak betul-betul merupakan substansi baku dari tari.
Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa gerak adalah pengalaman fisik yang paling
elementer dari kehidupan manusia. Gerak bukan hanya terdapat pada
denyutan-denyutan diseluruh tubuh manusia untuk tetap menghayati kehidupan
manusia, tetapi gerak juga terdapat pada ekspresi dari segala pengalaman
emosional manusia. Badan adalah cermin dari jiwa manusia. Pada dasarnya substansi
pokok dari tari adalah gerak. Gerak merupakan gejala yang paling primer dari
manusia, dan gerak merupakan alat yang paling tua bagi manusia, untuk
menyatakan keinginan-keinginan atau merupakan bentuk refleksi spontan dari
gerakan-gerakan yang terdapat pada jiwa manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari , manusia selalu bergerak. Gerak bisa
dilakukan dengan cara bergerak. Sebaliknya, gerak di tempat disebut gerak di
tempat (John Martin dalam Soedarsono 1972: 3). Tari adalah gerakan badan
(tangan dsb) yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan,
dsb) Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 414). Pembelajaran tari yang dimaksud
disini yaitu pembelajaran tari yang sederhana tidak dengan patokan-patokan.
Bisa juga dengan membuat gerakan-gerakan berirama, dan gerakan ini tidak harus
berbentuk tarian (Astini 2008: 55). Karena gerakan-gerakan yang dipakai dan
digunakan adalah gerak-gerak bebas sebagai hasil kreatifitas anak sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, dan juga menumbuhkan ide-ide kreatif siswa yang
bertujuan untuk mengolah kecerdasan body kinestetik yang dimiliki siswa.
Pembelajaran tari pada anak dapat membantu perkembangan otak,
karena melalui kegiatan tari, anak diberi kesempatan untuk bereksplorasi dalam
mengembangkan kemampuan mengekspresikan gerak sesuai daya imajinasi anak.
pendapat Suharni Nany (2004: 1) menyatakan bahwa tarian dan gerakan yang
menyenangkan dengan iringan musik harus menjadi kegiatan harian anak. Salah
satu media pembelajaran yang sangat menarik dan menyenangkan adalah seni tari
dalam upaya pengembangan aktifitas motorik secara terus menerus. Melalui seni
tari serta pengalaman eksplorasi, anak akan menemukan sesuatu yang menarik
yakni cara mengembangkan kemampuan mengekspresikan gerak secara ritmik.