Powered By Blogger

Jumat, 23 Desember 2022

Kecerdasan Linguistik Verbal AUD

 A.    Pengertian kecerdasan lingustik verbal pada AUD

               Kecerdaan lingustik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang diucapkan. Proses pendidikan verbal merupakan proses sulit untuk dilatih, maka proses ini hendaknya dilakukan sejak anak pada usia agresifnya pada usia kanak-kanak. Kecerdasan lingustik anak berkaitan dengan kemampuan Bahasa dan dalam hal penggunaannya.

              Menurut (Sujiono,  2012) kecerdasan Bahasa atau lingustik merupakan kemampuan seseorang mengolah kata, menggunakan kata dengan efektif dalam bentuk verbal maupun nonverbal.

              Kecerdasan lingustik juga diartikan sebagai keterampilan dalam mengolah pikiran dengan baik dan jelas serta mampu mempraktikannya baik ketika berbicara, menulis dan membaca. Kebanyakan orang dengan kecerdasan ini mampu menjadi pengacara, narasumber dan sebagainya (Suaydi, 2014).

              Fokus perkembangan lingustik menurut Mukhtar Latif, dkk dalam buku Orientasi Baru Penddidikan Anak Usia Dini adalah sebagai berikut :

1.      Keterampilan mendengar : memahami cerita, mengerti maksud percakapan, menangkap arti perintah, pengusaan kosakata, manangkap makna puisi.

2.      Receptive Language atau nahasa yang dapat dipahami

3.      Exspressive Language atau atau Bahasa yang diucapkan atau yang ditampilkan,mampu berbicara (artikulasi, intonasi, dan sebagainya) dengan baik dapat menyampaikan gagasan atau berdiskusi atau berdebat, mengulang hafalan, wawancara dan lain sebagainya.

4.      Menulis : mampu mengungkapkn gagasan atau ide dalam bentuk tulisan atau mengekspresikan sesuatu dalam bentuk tulisan atau mampu memilih dan merrangkai kata sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

5.      Membaca memahami bacaan, mengerti arti kata-kata atau ungkapan yang digunakan atau menangkap pesan utama bacaan atau membaca dengan kecepatan yang baik (Rina Roudhotul Jannah, dkk, 2018: 3-5). 

 

B.     Ciri-ciri kecerdasan lingustik

              Ciri-ciri kecerdasan verbal lingustik adalah kemampuan anak dalam berfiki kemudian mengekspresikannya dengan Bahasa, peka terhadap kata-kata, mampu mengekspresikan kata-kata dalam kehidupan sehari-hari, mampu memahami apa yang disampaikan, senang membaca, senang mencoret-coret dan menulis, mampu berbicara didepan orang banyak, dan mampu mempelajari Bahasa asing.

              Manfaat kecerdasan verbal lingustik menurut Gunadi (2010:57) antara lain : 1) mudah bergaul, 2) ukuran dan intelegensi dan pendidikan, 3) menguasai bidang Bahasa verbal dan nonverbal.

              Ciri-ciri dari kecerdasan verbal lingustik sebagai berikut :

1.      Mampu menuliskan pngalaman kesehariannya

2.      Pendapatnya secara lebih baik dibandingkan anak seusianya

3.      Memiliki kosakata yang banyak dibandingkan anak seusianya dan menggunakannya dengan tepat,

4.      Banyak membaca (buku, artikel diinternet, dan lain sejenisnya).

5.      Mengeja kata asing dan baru dengan tepat

6.      Suka mendengarkan pernyataan-peryataan lisan (cerita, ulasan radioa, buku bersuara), menyukai pantun, permainan kata, serangkaian kata yang sukar diucapkan

7.      Dan suka bercerita panjang lebar atau mampu menceritakan lelucon dan kisah-kisah.

                          Sementara itu Gardner, dkk (Dryden dan Vos, 2001:342) mendeskripsikan ciri orang yang memiliki kecerdasan lingustik sebagai berikut : Sensitif terhadap pola, teratur, sistematis, mampu berargumentasi, suka mendengarkan, suka membaca, suka menulis, mengeja dengan mudah, suka bermain kata, memiliki ingatan yang tajam tentang hal-hal sepele, pembicara public dan tukang debat yang andal. 

C.     Gaya belajar kecerdasan lingustik

              Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja seseorang         dalam pekerjaan,  disekolah dan situasi-situasi antar pribadi. Ketika seseorang menyadari bagaimana modalitas dan dominasi otak, maka ia dapat belajar dan berkomunikasi dengan gayanya sendiri.

              Kecerdasan lingustik adalah kemampuan untu menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan, kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, suara, ritme, dan intonasi dari kata yang diucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi piikiran dan menyampaikan informasi.

              Mengetahui gaya belajar siswa yang berbeda ini membantu guru untuk mendekati semua siswa dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda sesuai dengan objeknya.jika guru akrab dengan gaya belajar siswa, guru dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu siswa belajar cepat dan mudah (Porter dan Henarcki, 1999).

              Ada beberapa model pendidikan kecerdasan lingustik-verbal yang bisa dikembangkan melalui pembelajaran sastra. Model yang dimaksud adalah menciptakan kisah.

a.       Berdebat

b.      Berdiskusi

c.       Menafsirkan

d.      Menyampaikan laporan

e.       Berbicara dan menulis tentang karya sastra.

D.    Metode

a.       Metode bercakap-cakap

    Bercakap-cakap berkembang manjadi suatu dialog dikarenakan melibatkan dua orang atau lebih.manfaat yang diperoleh dari bercakap-cakap sebagai beikut : 1) meningkatkan keberanian anak untuk bebicara, 2) melatih kemampuan anak untuk mendengarkan pembicaraan dan menangkap pesan dari orang lain, 3) membangun konsep diri yang  positif, 4) memperluas pengetahuan dan meningkatkan perbendaharaan koskata yang dimiliki oleh anak, serta 5) meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, yakni guru dan teman sebaya (Mukhtar Latif, dkk, 2013).

b.      Metode bercerita

    Bercerita merupakan cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penjelasan secara lisan. Bercerita juga merupakan bentuk untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Isi cerita yag disampaikan diusahakan berhubungan dengan dunia kehidupan anak yang penuh kegembiraan, yang menuntut isi cerita memiliki unsur yang dapat memberikan perasaan gembira, lucu, menarik dan mengasyikan bagi anak.

c.       Metode bernyanyi

    Bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk pembelajaran anak usia dini, yakni : 1) bernyanyi dapat menyenangkan anak, 2) bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan, 3) bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan.

E.     Permainan

Ø  Cari pasangannya

Permainan ini melatih untuk keterampilan berpikir logis, melatih daya ingat, melatih motorik halus, dan mengenal benda-benda, baik nama, bentuk serta menambah kosakata.

1.      Alat dan bahan

Lima buah benda kecil yang memiliki “teman” yang sejenis atau pasangan, seperti : sendok, garpu, gelas, piring, buku tulis, pencil, dll.

2.      Cara bermain

a.       Libatkan anak untuk mempersiapkan alat dan bahan bermain

b.      Ajak anak untuk mengamati bahan dan alat yang akan digunakan (bentuk, ukuran, dan ciri-ciri)

c.       Didepan anak, jajarkan diatas meja benda-benda yang telah disiapkan sebelumnya.

d.      Katakan pada anak, “Masing-masing benda ini hanya sendirian, pedahal mereka memiliki pasangan, jadi ada satu lagi pasangan yang pergi entah kemana.

e.       Mintalah anak mencari “pasangan” benda itu (sendok dengan sendok, garpu dengan garpu, dan seterusnya).

f.        Permainan selesai jika masing-masing benda tersebut telah menjadi mendapatkan pasangannya.

g.      Berikan pujian pada anak bila anak berhasil menyelesaikan kegiatan bermainnya.

Ø  Menyusun kalimat dari kata akhir

   Anak-anak berdiri berjajar. Guru mengawali sebuah kalimat. Kalimat diucapkan secara lisan. Kata akhir dari kalimat tersebut digunakan oleh siswa sebagai kata pertama untuk membuat kalimat baru.

Contoh :

1.      Setiap hari aku pergi kesekolah naik sepeda.

2.      Sepeda baru aku adalah hadiah lomba melukis.

3.      Melukis adalah yang paling aku suka.

4.      Sukailah karya bangsa sendiri.

5.      Sendiri dirumah sangat susah.

6.      Susah senang ini adalah kembang kehidupan.

7.      Kehidupan didunia hanyalah sementara. Dan seterusnya

v  Agar permainan ini menarik siswa yang salah atau tidak bisa membuat kalimat, diminta untuk menari atau menyanyi.

v  Cara ini sebagai salah satu bentuk motivasi kepada siswa agar semua kreatif dalam belajar dan sportif dalam permainan.

Ø  Telepon bekas kaleng

   Permainan ini dimainkan oleh dua anak. Masing-masing anak memegang kedua belah telepon bekas minuman dan benang direntangkan hingga lurus. Kemudian, salah satu anak berbisik melalui telepon bekas minuman dan anak yang satu mendengarkan. Demikian pula sebaliknya sehingga terjadi percakapan melalui telepon bekas minuman.

   Adapun manfaat dari permainan ini adalah memberikan kegembiraan pada anak, mengasah kecerdasan kreatifitas anak, melatih motorik halus anak, melatih ketekunan dan kesabaran anak, mendekatkan anak dengan alam, melatih keterampilan komunikasi anak dan melatih anak untuk berhemat dengan mengurangi pengeluaran untuk membeli permainan (Keen Achroni, 2012: 123-133).