A. Catatan Anekdot
Catatan
menurut KBBI adalah hasil mencatat, sedangkan anekdot adalah catatan tentang
kejadian yang bertalian dengan masalah yang sedang mengalami pusat perhatian
pengamat, terutama catatan tentang tingkah laku individu yang bersifat khas (Rabbany, 2019).Catatan
anekdot merupakan Salah satu alat untuk mengumpulkan data tentang tingkah laku
yang diluar dari kebiasaannya atau
suatu catatan yang mencatat peristiwa yang terjadi seketika di luar
kebiasaannya. Catatan anekdot adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan
langsung tentang sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba
(peristiwa yang terjadi secara insidental). Anecdotal record(catatan
kejadian khusus) merupakan uraian tertulis mengenai perilaku yang ditampilkan
oleh anak dalam situasi khusus.
Meskipun
catatan anekdot merupakan catatan singkat tentang suatu kejadian dalam suatu
saat tertentu, namun catatan tersebut bersifat kumulatif. Jika rangkaian
peristiwa itu berjalan berulang-ulang dapat digunakan sebagai masukan yang
rinci tentang anak yang diamati. Keuntungan lain menggunakan
catatan anekdot adalah :
1)
Pengamat tidak
memerlukan pelatihan khusus untuk melakukan pencatatan.
2)
Pengamatan
bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa saja tentang apa yang dilihatnya
tanpa dibatasi hanya satu macam perilaku khusus.
3)
Pengamat dapat
menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat kejadian, pencatatan dilakukan
nanti setelah pembelajaran usai, sehingga tidak mengganggu aktivitas guru.
4)
Pengamat dapat
melihat dan mencatat tingkah laku khusus dan mengabaikan perilaku yang lain.
Sebagai metode pengamatan, tentu selain
keuntungan juga ada kerugiannya.Pengamat perlu memutuskan apa yang diamati, apa
yang ingin diketahui, dan metode apa yang paling berguna. Beberapa kerugian
catatan anekdot adalah (Fridani, 2019) :
1)
Catatan anekdot
tidak memberikan gambaran yang lengkap karena hanya mencatat
peristiwa-peristiwa yang menarik minat pengamat.
2)
Tergantung pada
daya ingat pengamat. Peristiwa yang terjadi kadang tidak bisa ditulis secara
rinci, karena pencatatan dilakukan setelah pembelajaran selesai.
3)
Kejadian bisa
saja keluar dari konteks dan kemudian diinterpretasikan tidak dengan benar atau
digunakan dengan cara yang bias.
4)
Sulit untuk
memberikan analisa naratif , karena itu metode ini kurang berguna untuk
penulisan ilmiah.
Catatan anekdot ditulis dengan singkat. Catatan anekdot juga
terbagi 2 yaitu:
1)
Catatan anekdot instrumental :
Dilakukan diluar kegiatan pembelajaran seperti anak sedang istirahat bermain
2) Catatan anekdot periodic : Dilakukan didalam kegiatan pembelajaran seperti ketika anak meronce, menggambar.
Contoh format catatan anekdot :
B.
Running Record
Metode pengamatan dan pencatatan lain yang cukup terkenal
adalah Running Records. Catatan ini memuat kejadian secara rinci
dan berurutan. Pengamat mencatat semua kejadian terus menerus yang
dilakukan anak itu. Running record berbeda dengan catatan anekdot
karena running record mencatat semua perilaku anak bukan hanya sekedar
peristiwa-peristiwa tertentu saja, dan pencatatan dilakukan langsung, tidak
menunda kemudian setelah pembelajaran selesai.
Sebagai catatan yang faktual, pengamat harus
berhati-hati untuk tidak menggunakan kata-kata deskriptif atau memvonis
anak. Catatan yang ditulis mencerminkan apa yang diamati tanpa memberikan
asumsi. Keuntungan dari running record adalah :
1)
Merupakan catatan
yang lengkap dan menyeluruh, tidak terbatas pada peristiwa-peristiwa tertentu.
2)
Merupakan
catatan yang terbuka, yang dapat untuk mengamati apa saja tanpa spesifikasi
pada perilaku khusus.
3)
Tidak
membutuhkan pengamat yang memiliki ketrampilan khusus, karena itu sangat
berguna bagi guru kelas.
Selain kelebihan seperti yang diungkapkan di
atas, running record juga memiliki
kerugian, yaitu :
1)
Catatan ini
memerlukan waktu yang lama. Pengamat tidak memiliki waktu lain selain hanya
mengamati dan mencatat perilaku anak saja.
2)
Cukup sulit
untuk mencatat semua hal dalam waktu yang panjang tanpa kehilangan rincian yang
mungkin juga penting.
3)
Sangat efektif
jika hanya mengamati seorang anak saja, tetapi jika harus melakukan pengamatan
terhadap sekelompok anak, apalagi jika kelompok besar, maka akan mengalami
banyak kesulitan.
4)
Pengamat
harus menjaga diri anak, yang kadang-kadang sulit jika pengamat adalah
guru yang sedang mengajar.
C.
Time Sampling
Metode time sampling memerlukan
pengamatan yang menunjukkan kekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku
harus terjadi sering (paling sedikit sekali setiap 15 menit). Misalnya :
perilaku semacam berbicara, memukul atau menangis dapat diamati dan
dihitung dengan mudah. Perilaku memecahkan masalah tidak dapat diamati
menggunakan metode ini, karena perilaku seperti itu tidak jelas bagi
pengamat dan tidak dapat dihitung dengan mudah. Pengamat terlebih dulu
perlu menentukan perilaku yang ingin diamati, kemudian mempersiapkan
setting yang memungkinkan perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk
mengamati perilaku tersebut. Pengamat perlu mengambil posisi yang nyaman
bagi dia untuk mengamati, menunggu sampai muncul perilaku tersebut dan
mencatatnya.
Pencatatan dapat
dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari tujuan pengamatan. Jika
pengamat sedang mempelajari penyebab atau hasil dari perilaku
tertentu, maka menggunakan ”ABC” analisis (Bell & Low). ABC analisis
merupakan deskripsi naratif dari peristiwa keseluruhan, yang dibagi
menjadi 3 bagian : A = perilaku pencetus, B = perilaku, C = konsekuensi.
Setiap saat peristiwa terjadi, saat itu juga dicatat.
D.
Even Sampling
Event sampling dalah
suatu metode yang memberikan kesempatan kepada pengamat untuk menunggu dan
kemudian mencatat perilaku khusus anak yang sudah dipilih lebih dahulu. Event
sampling digunakan untuk mempelajari kondisi dimana perilaku anak tertentu
terjadi atau sering terjadi. Penting untuk mempelejari suatu perilaku
tertentu dari anak, misalnya mungkin bagi anak usia 2 tahun memukul sebagai
tanda dia ingin mengajak temannya bermain. Jika time sampling digunakan untuk
mengamati perilaku dalam interval waktu tertentu sebaliknya even sampling
digunakan untuk mengamati perilaku yang tidak sering terjadi.
Hal-hal
yang menjadi poin dasar teknik event sampling adalah:
a. Teknik ini
berfokus pada pencatatan observasi perilaku yang ditargetkan ke anak
b. Mencatat atau observasi deaill perilaku ketika muncul pada anak
c. Teknik ini bisa
mencatat sebab perilaku, akibat perilaku, maupun gambaran lain tentang perilaku
yang ditarget
Kelebihan event sampling :
1. Mencatat peristiwa
dengan utuh, sehingga membuat analisa lebih mudah.
2. Pengamat terlebih dahulu perlu menentukan
perilaku yang ingin diamati, kemudian mempersiapkan setting yang memungkinkan
perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk mengamati perilaku tersebut
3. Pencatatan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, tergantung dari tujuan pengamat.
Kekurangan event sampling :
1)
Peristiwa keluar dari konteks dsan bisa kehilangan
beberapa peristiwa yang juga penting unntuk diinterpretasikan
2) Merupakan metode
tertutup yang hanya mengamati perilaku tertentu dan mengabaikan perilaku yang
lain
Contoh format even sampling :
E. Rubrik
Rubrik adalah alat skoring untuk asesmen yang bersifat
subjektif, yang didalamnya terdapat satu set kriteria dan standar yang
berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diakses ke anak didik. Tujuan
dari penilaian rubrik yaitu siswa diharapkan secara jelas memahami dasar
penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja siswa. Kedua pihak
(guru dan siswa) akan mempunyai pedoman bersama yang jelas tentang tuntutan
kinerja yang diharapkan. Rubrik diharapkan pula dapat menjadi pendorong atau
motivator bagi siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut KBBI “Kamus Besar Bahasa Indonesia” Rubrik
ialah karangan yang bertopik tertentu dalam surat kabar, majalah dan
sebagainya. Misalnya dalam suatu majalah remaja terdapat rubrik puisi, cerita
pendek, rubrik kesehatan, rubrik zodiak, rubrik iptek ataupun rubrik musik.
Contoh format Rubrik :
TUGAS ANALISIS!
Salah satu teknik asesment yang diambil contohnya yaitu
catatan anekdot
Format Catatan Anekdot dari sekolah :
Tanggal |
Waktu |
Tempat |
Perilaku/Peristiwa |
Indikator |
22 Maret 2017 |
7.30 Wib
|
Area Peran
|
Melakukan kegiatan peran manfaat air untuk kebersihan “Mencuci” (Semua anak gembira sekali dalam kegiatan ini, hanya saja
Naila dan Fadil saling berebut utk mengerjakan kegiatan ini
berulang-ulang, seketika Naila menangis karena pakaiannya basah
oleh berebut dengan fadil
|
Melakukan kegiatan dengan menggunakan alat sederhana sesuai fungsinya
|
05 April 2017 |
08.00 Wib |
Area Peran di DAMKAR |
Peran sebagai petugas DAMKAR (Saat sampai di lokasi DAMKAR anak-anak sdh
tidak sabar berlari kesana kemari di sekitar mobil pemadam dan saat praktek
jd petugas mereka ingin melakukannya berulang lagi hanya suci yang terlihat
takut melihat kobaran api kecil yang dibuat oleh petugas
|
Melakukan gerakan motorik kasar dengan berlari
kencang,sikap peduli dan tanggung jawab |
Format Catatan Anekdot dari referensi :
Contoh catatan
anekdot dari sekolah menggabungkan peristiwa maupun perilaku dari beberapa muridnya
tidak secara individual atau per-siswa, bisa terlihat dari contoh diatas bahwa
ada beberapa nama anak yang disebutkan karena dalam peristiwa tersebut
melibatkan aktivitas bersama dengan teman teman yang lainnya. Lalu, di sertai
dengan penambahan format ‘Tempat’ seperti ada area bermain peran lalu area
sains, dll.
Dari kedua contoh
catatan anekdot diatas tidak jauh beda isi formatnya. Yang membedakannya hanya
saja catatan anekdot dari sekolah menambahkan format tempat lalu catatan
anekdot dari referensi menambahkan adanya pencapaian perkembangan anak. Teknik
asesment dari catatan anekdot yaitu cara pengumpulan
data melalui pengamatan langsung tentang sikap dan perilaku anak yang muncul
secara tiba-tiba (peristiwa yang terjadi secara insidental)