A.
Pengertian
pengembangan kognitif AUD
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padananya knowing, berarti mengetahui. Dalam
arti yang luas, cognition ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan.
Selanjutnya kognitif juga dapat diartikan dengan kemampuan belajar atau
berfikir atau kecerdasan yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan
konsep baru, keterampilan untuk memahami apa yang terjadi di lingkungannya,
serta keterampilan menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal
sederhana.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa perkembangan kognitif
anak usia dini adalah kemampuan cara berpikir anak usia dini dalam memahami
lingkungan sekitar sehingga pengetahuan anak bertambah. Artinya dengan
kemampuan berfikir ini anak dapat mengeksplorasikan dirinya sendiri, orang
lain, hewan dan tumbuhan, serta berbagai benda yang ada di sekitarnya sehingga
mereka dapat memperoleh berbagai pengetahuan tersebut.[1]
B. Perkembangan Bayi hingga usia 3 Bulan
Periode dari
kelahiran 0-3 bulan merupakan tahap kedua yang paling cepat dalam
perkembangan bayi. Tahap pertama adalah janin masih ada didalam kandungan,
sejak bayi dilahirkan terjadi proses belajar yang sangat cepat di semua bidang
perkembangan salah satunya seperti kognitif (berfikir). [2]Perkembangan
kognitif dimulai sejak bayi mencoba memahami hal baru di dunia barunya dan
merasakan lingkungannya. Sehingga
selama periode ini sebagian besar bayi akan mulai:
1.
Pada minggu minggu pertama kelahiran, ia
bisa melihat suatu objek dalam jarak pendek
kira-kira 25 cm.
2.
Kemudian sekitar umur 1 bulan memperhatikan benda bergerak, termasuk wajah ibu/ayah dan pengasuhnya.
3.
Sekitar umur 1-1.5 bulan bayi mulai
dapat menghubungkan pendengaran dengan penglihatannya. Bisa memberikan reaksi
terhadap suara dan senyum.
4.
Menanggapi lingkungannya dengan ekspresi wajah.
5.
Pada usia 2 bulan ia mulai bereaksi dengan
bermacam-macam suara.
6.
Sentuhan dan usapan ibu di wajah atau seluruh tubuhnya akan mengembangkan indra perabanya.
C. Perkembangan Bayi
usia 3-6 bulan
Pada usia 3-6 bulan ini perkembangan kognitif bayi antara lain
sebagai berikut [3]:
1.
Memperlihatkan ketertarikan pada seseorang atau benda kira-kira 1
menit (1-6 bulan)
2.
Merespons suara dengan mencoba sumber suara, seperti menengok ke
arah sumber suara (2-3,5 bulan)
3.
Mulai asik bermain dengan mainan bayi yang berbunyi (2,5-4 bulan)
4.
Menggunakan tangan dan mulut untuk eksplorasi panca indera pada
objek tertentu, misalnya mencoba meraih objek disekitarnya (3-6 bulan)
5.
Sering telungkupkan bayi.
6.
Merdengarkan berbagai bunyi-bunyian.[4]
7.
Mampu memahami sebab
dan akibat (mengguncang mainan untuk menghasilkan suara, dan sebagainya).
8.
Mulai meraih
benda-benda yang ada di dekatnya.
9.
Mengulangi tindakan
menarik yang dilakukannya tanpa sengaja.
10. Menikmati
permainan seperti cilukba, tepuk tangan, mengambil benda, atau menyobek kertas.
11. Meraih
objek yang menarik perhatiannya.
12.
Membuka
mulut ketika melihat makanan atau sendok yang Ibu
pegang.[5]
D. Perkembangan Bayi
usia 6-9 bulan
Mulai dari usia 6
bulan hingga 9 bulan, para peneliti telah menemukan bahwa tahap perkembangan
kognitif bayi meliputi[6]:
1.
Mampu memahami
perbedaan antara benda hidup dan benda mati.
2.
Memberitahu perbedaan
antara gambar yang menunjukkan jumlah objek yang berbeda.
3.
Memanfaatkan ukuran
relatif suatu objek untuk menentukan seberapa jauh jaraknya.
4.
Menatap lebih lama
pada benda-benda yang menggantung di udara atau objek yang membuatnya merasa
penasaran.
E.
Perkembangan Bayi Usia 9 Hingga 12 Bulan
Tahap perkembangan kognitif bayi usia 9 – 12 bulan Menurut Sara Connolly, MD, FAAP, antara lain:
1.
Mampu menemukan atau mencari objek yang tersembunyi.
2.
Meniru tindakan yang diamatinya, seperti berbicara di ponsel dan
menyikat gigi.
3.
Menanggapi permintaan verbal
sederhana, seperti menyerahkan botol susunya ketika Ibu memintanya.
4.
Memainkan permainan sederhana seperti cilukba dan petak umpet.
5.
Mengoceh dengan mengucapkan beberapa rangkaian huruf seperti “Mama”
atau “mamam”.
6.
Tertarik dengan mainan yang bergerak atau mengeluarkan suara.
Bayi menerima informasi yang sama seperti orang lain di sekitarnya,
tetapi melihatnya dengan cara yang berbeda berdasarkan pada kemampuan,
pengalaman, dan tahap perkembangan kognitif bayi. Di mana tahapan perkembangan
keterampilan kognitif dapat berbeda pada masing-masing bayi.[7]Anak
yang berusia 9 bulan sekarang lebih jeli dan penasaran. Pemahaman bahasa mereka
juga meningkat. Bayi juga bisa menjadi pendengar yang baik dan sekarang lebih
baik dalam memahami bahasa tubuh. Inilah saat ketika bayi mungkin sudah
mengenali arti ‘tidak’ melalui tindakan Parents. Bulan ke sembilan juga akan
menjadi saat di mana bayi akan mulai
menirukan tindakan Anda. Ia akan menirukan suara yang Parents buat dan jadi
suka melucu dengan melakukan apa pun untuk membuat orang dewasa tertawa. Perkembangan
bayi 9 bulan kemampuan bicara dan bahasa Di antara kebiasaannya mengoceh
terus-menerus, bayi mungkin mulai mengucapkan kata-kata, frasa, dan
kadang-kadang kalimat. Perhatikan bahwa bayi Anda mengira dia mengatakan
sesuatu yang Parents pahami, jadi ingatlah untuk menanggapi apapun yang dia
katakan.
Seiring dengan kematangan fisiknya, perkembangan kognitifnya pun
semakin matang. Hal ini disebabkan oleh perkembangan fisik yang semakin matang
mendukungnya untuk menjelajah dunia di sekitarnya secara lebih mendalam. Selama
periode ini, sebagian besar bayi sudah mulai mampu:
a. Meniru gerakan dan beberapa
tindakan, seperti bertepuk tangan.
b. Menanggapi sesuatu dengan gestur dan
suara.
c. Gemar melihat buku-buku bergambar.
d. Mulai mencoba menempatkan satu objek
ke objek lain, misalnya memasukkan mainan ke keranjang.[8]
F. Faktor penghambat pengembangan kognitif bayi
Menurut Sujiono
(2006 : 25) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif dapat
dijelaskan antara lain sebagai berikut:
1. Faktor hereditas atau keturunan
Diungkapkan bahwa taraf intelegensi
seorang anak sudah ditentukan sejak anak tersebut dilahirkan.
2. Faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat ditentukan
oleh faktor lingkungan dimana tempat ia berada.
3. Kematangan
Tiap organ tubuh manusia, baik fisik
maupun psikis dapat dikatangan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.
4. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di
luar diri anak yang mempengaruhi perkembangan intelegensinya.
5. Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan pada
suatu tujuan. Sedangkan bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai
potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
6. Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai
kebebasan manusia dalam berpikir. Perkembangan kognitif yang terjadi pada
manusia sepanjang hidupnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung
antara lain faktor keturunan, faktor lingkungan, kematangan, pembentukan, minat
dan bakat, serta faktor kebebasan. Masing-masing orang memiliki faktor tersendiri
yang mempengaruhi perkembangan kognitifnya yang dapat berjalan dengan cepat
ataupun lambat.
[1] Hj. Khadijah. “Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini”. Medan:
Perdana Publishing. 2016
[2] Effiana Yuariastien
dkk. Games therapy untuk kecerdasan bayi&balita. Jakarta Selatan: PT
WahyuMedia. 2009
[3] Anisyah Kusumawati. “Ini Tanda
Perkembangan Normal Bayi 3-6 Bulan. Cek, Yuk!”. (https://nakita.grid.id/read/0229368/ini-tanda-perkembangan-normal-bayi-3-6-bulan-cek-yuk?page=all Diakses pada 02 oktober 2020, 17:10)..
[4] Kementrian Kesehatan RI. “Seri Kesehatan balita dan anak pra
sekolah” (http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Booklet%20Lansia%20-%20Seri%20Balita.pdf diakses pada 02 Oktober 2020, 17:18).
[5] Parenting Orami. “Tahap perkembangan kognitif bayi usia 0-12
bulan” (https://parenting.orami.co.id/magazine/begini-tahap-perkembangan-kognitif-bayi-0-12-bulan-sesuai-usianya/ diakses pada 02 Oktober 2020, 17:54).
[6] Ibid
[8] Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang, Anak Volume.3 No1 Maret 2019