BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah salah satu unit lembaga pendidikan sebelum
pendidikan dasar, yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani, agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
pada jalur formal, nonformal dan informal.
Dalam
pengembangan nilai moral untuk anak usia dini perlu dilakukan dengan sangat
hati-hati. Untuk itu guru maupun orang tua harus pandai-pandai dalam memilih
dan menentukan metode yang akan digunakan.
Oleh
karena itu penguasaan metode-metode pembelajaran anak usia dini merupakan salah
satu kompetensi yang harus dimiliki guru/tutor agar proses pembelajaran
tersebut dapat mendorong perkembangan anak, baik perkembangan intelektual,
fisik maupun emosionalnya. Dengan menguasai metode pembelajaran, selain
tentunya kemampuan lainnya, seorang guru/tutor dapat mengelola proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendap dicapainya, yaitu
kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh anak.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Metode Keteladanan?
2.
Bagaimana Cara Melakukan Metode Nasihat?
3.
Apa Saja Yang Ada Di Metode Tarhib wat-Targhib?
C. Tujuan Penulisan
1.
Menarik Para Pembaca Agar Mengetahui Metode Yang Baik Mendidik
Anak Usia Dini
2.
Menjelaskan Banyak Variasi Metode Dalam Mendidik Anak Usia Dini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Pendidikan Islam
Salah satu aspek yang menentukan dalam keberhasilan pendidikan
anak adalah metode yang digunakan. Metode yang tepat akan membuat tujuan pendidikan
semakin mudah tercapai, begitu pula sebaliknya kesalahan dalam menggunakan
metode maka tujuan dari pendidikan akan
sulit tercapai. Untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan pendidikan anak usia
dini, ada beberapa metode yang digunakan dalam Pendidikan Islam diantaranya :[1]
1.
Metode Keteladanan
Yaitu metode pemberian teladan yang baik kepada peserta didik.
Psikologi menjelaskan bahwa anak memiliki beberapa kecenderungan di antaranya
adalah kecenderungan untuk meniru. Hal yang harus diperhatikan dalam proses
pendidikan adalah mengetahui karakteristik dari peserta didik yang akan
menjalankan proses pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan
hendaknya orang tua dan guru harus memberikan contoh nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dalam keadaan mencintai
kebaikan karena memang mereka dibekali naluri untuk berbuat baik lebih besar
daripada berbuat buruk. Misalnya orang tua menginginkan anaknya bersikap jujur
namun setiap hari anak selalu melihat kebohongan maka anak pun akan sulit
bersikap jujur. Seperti firman Allah dalam Q.S. al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.
Allah
SWT menciptakan Rasulullah SAW sebagai teladan bagi semua umat, kesempurnaan
akhlak beliau merupakan contoh nyata dalam kehidupan manusia. Keteladanan
sangat perlu dalam pendidikan anak, karena mereka hanya mampu menikai secara
kasat mata. Oleh karena itu, sebagai orang tua atau guru harus memperhatikan tentang
keteladanan. Allah SWT berfirman dalam Q.S. as-Shaaf ayat 2 dan 3 yang
berbunyi: [2]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ
اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
Artinya: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Dari beberapa keterangan di
atas dapat disimpulkan tentang pentingnya keteladanan dalam pendidikan terutama
bagi anak-anak yang secara umum belum bisa mandiri, seorang anak membutuhkan
contoh nyata yang dapat mereka tiru dan teladani. Selain itu anak adalah
gambaran dari hati dan perasaan orang tua artinya jika orang tua bersikap baik
dalam kehidupan sehari-hari seperti terbiasa beribadah, taat kepada aturan maka
anak pun akan terdorong untuk melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang tua,
begitu sebaliknya.
Metode keteladanan ini lebih membekas bagi anak dikarenakan langsung mereka praktekkan dalam kehidupan mereka. Disamping itu anak memang belum terlalu paham apa yang mereka lakukan sehingga hanya menirukan apa yang lihat, dengar dan mereka rasakan dari orang-orang sekitar.
2.
Metode Nasihat
Keberhasilan dari tujuan pendidikan tidak bisa lepas dari penggunaan
metode yang tepat dalam pelaksanaan proses pendidikan, setiap metode yang
berhasil adalah metode yang mampu memberikan hasil maksimal dari tujuan
pendidikan. Oleh karena itu sisi terpenting sebuah metode adalah nilai-nilai
kemanusiaan sehingga para peserta didik mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan potensi dalam diri mereka. Selain keteladanan cara yang tepat
dapat digunakan dalam pendidikan anak usia dini adalah dengan memberikan
nasihat. Pemberian nasihat sebaiknya dilakukan dengan cara yang ikhlas sehingga
dapat menyentuh hati dan pikiran anak serta dapat membentuk kepribadian anak
menjadi lebih baik lagi.
Pemberian nasihat kepada anak dapat pula dengan cara mendongeng sehingga
dapat menarik perhatian anak. Kita dapat belajar dari kisah dan nasihat Lukman
al-Hakim kepada anaknya yang terdapat pada Q.S. Lukman ayat 13 berikut:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ
لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar.
Kata wasiat dan nasihat memiliki makna yang berpesan dengan cara yang
baik. Dan kita dapat mengambil pelajaran bahwasanya dalam mendidik anak kita
dapat menggunakan nasihat-nasihat yang baik agar anak memahami apa yang mereka
lakukan serta dapat memperbanyak informasi atau pengetahuan anak, sehingga anak
lebih arif dalam berperilaku dalam kehidupan mereka.
Nasihat yang lembut
merupakan salah satu cara yang efektif dalam mendidik anak, terutama anak usia
dini yang memang membutuhkan banyak kasih sayang. Sifat penyayang merupakan
anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada setiap manusia. Dengan sifat
kasih sayang tersebut manusia diperintahkan untuk menggunakannya dalam
kehidupan mereka. Hal ini dikarenakan manusia pada dasarnya lebih menyukai
kebaikan dibandingkan keburukan.
3.
Metode
Tarhib wat-Targhib
Metode
tarhib wat targhib mendorong peserta didik untuk mempelajari bahan pelajaran atas dasar minat (motif)
dengan kesadaran pribadi tanpa ada paksaan dan tekanan. Islam adalah agama yang
mengerjakan tentang kasih sayang kepada semesta alam, maka metode pendidikan
yang digunakan dalam islam pun berasas pada kasih sayang.dengan kasih sayang
maka seorang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penyayang. Dalam Q.S.
al-Baqarah ayat 185: [3]
يُرِيدُ
اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Artinya: Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran.
Dari
beberapa ayat al-Qur’an serta hadist diatas jelas bahwa islam sangat
menganjurkan adanya kemudahan bagi peserta didik,terutama dalam
prosesbelajar.pembelajaran seharusnya mendorong peserta didik agar semakin
tertarik untuk belajar,agar mereka menemukan sendiri pengentahuan yang ingin
mereka pelajari.
Anak
yang tidak pernah mendapat cinta maka dia tidak dapat mencintai sesuatu dan
anak yang tidak pernah mendapatkan
hukuman maka dia tidak dapat menghargai sesuatu.keseimbangan antara cinta dan
hukuman sangat di perlukan bagi seorang
anak agar tumbuh dengan seimbang.begitu pula dalam Al-Qur’an, banyak ayat
al-Qur’an yang berisi tentang perintah atau hadiah untuk melaksanakan sesuatu
serta larangan dan hukuman ketika melakukan
melanggar sesuatu.seorang anak pun harus mulai dikenalkan tentang kewajiban yang harus dilaksanakan dan
apa saja larangan yang harus mereka jauhi.
Dengan mengenalkan tentang kewajiban makan
anak akan mengetahui dan terbiasa dengan konsekwensi atas apa yang mereka
lakukan. Ketika mereka mampu melaksanakan kewajiban dengan baik maka mereka berhak mendapatkan penghargaan begitu pula
sebalinya. Pentingnya penghargaan dan apresiasi bagi seorang anak yang mampu
menjalankan perintah sama pentingnya dengan hukuman bagi mereka yang tidak
mampu menjalakan perintah.
Sudah
selayaknya orang tua dan guru pun menerapkan metode ini dalam pendidikan anak
agar mereka. Keseimbangan antara pemberian hadiah dan hukuman kepada anak akan
terbiasa hidup dengan aturan yang berlaku,disiplin dan berani bertanggung jawab
atas apa yang telah mereka lakukan. Pemberian hukuman kepada anak harus
memperhatikan kondisi fisik dan psikis,seorang anak,tujuannya adalah agar
hukuman yang di berikan tidak memberikan trauma yang mendalam.
Tujuan
dari hukuman yang diberikan adalah untuk memberikan peringatan dan memahamkan
atas satu aturan tertentu sehingga anak benar-benar paham.misalnya tentang
kewajiban sholat. Jika anak tidak melaksanakan tugasnya maka orang tua bisa
memberikan hukuman kepada anak seperti yang diterangkan dalam sebuah hadist. Dalam
hadis di atas Rasulullah SAW memerintahkan untuk memukul anak ketika
mereka tidak mengerjakan sholat yakni
ketika usia mereka telah mencapai sepuluh tahun, hal ini dikarenakan secara
fisik dan psikis anak umur sepuluh tahun, telah mampu menerima hukuman
tersebut. Namun para ulama’ berpendapat
bahwa arti dari perintah memukul di atas adalah pukulan yang tidak
menyakiti dan tidak pada bagian-pagian vitas anak,seperti kepala, wajah, perit
atau yang lain.
Didasarkan bahwa pukulan
pada anak sebaiknya jangan sampai menimbulkan trauma pada diri anak yang
menyebabkan mereka menjadi penakut dan kehilangan kepercayaan diri.
Hal ini yang harus di
perhatikan dalam memberikan penghargaan maupun peringatan /hukuman diantaranya
adalah
Pertama: Penghargaan materi maupun hukuman jangan di lakukan secara terus menerus. Pemberian penghargaan materi secara terus menerus .akan membentuk pikiran anak yang lebih berorientasi pada kesenangan yang bersifat duniawi. Sedangkan pemberian hukuman atau peringatan tegas secara terus menerus akan menumbuhkan kebencian dan kedengkian dalam hati anak, hal ini lambat laun akan menyebabkan penyimpangan-penyimpangan pada diri anak.
Kedua:
Jangan menjatuhkan harga diri anak. Memberikan peringatan atau hukuman hingga
membuat harga diri anak hancur adalah kesalahan fatal, karena kepribadian yang
hancur akan sangat sulit diperbaiki.akibat fatal dari hukuman yang
menghancurkan harga diri adalah hilangnya sikap percaya anak kepada orang tua
atau guru. [4]
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1.
Metode
islam pendidikan anak usia dini sangat bagus diterapkan atau diajarkan kepada
anak usia dini karena mereka cepat meniru dan melakukan apa yang dia lihat,
dengar dan rasakan di diri mereka sendiri sehingga menjadi kebiasaan hingga
dewasa kelak.
2.
Dengan
mendidik anak usia dini dengan metode yang benar maka pertumbuhan anak pun
tidak akan salah.
3.
Berbagai
variasi metode ada metode keteladanan, metode nasihat dan metode tarhib wat
targhib.
B. Saran
1.
Kita
sebagai orang tua maupun guru sepatutnya mempelajari metode-metode yang tepat,
agar nantinya anak tumbuh berkembang dengan baik.
2.
Membiasakan
mendidik anak yang masih berusia dini dengan metode yang telah dibuat.
Daftar Pustaka
Nadlifah
dkk. 2018. Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Yogyakarta: Penerbit
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Sunan Kalijaga.
Hamruni.
2009. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
[1]Nadlifah dan Suismanto, Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
Penerbit Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Yogyakarta, 2018,
hlm. 209.
[2] Abdullah Nashih
Ulwan, Tarbiyatul…hlmn. 365
[3] Hamruni,
Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan (Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm.72
[4] Nadlifah dan Suismanto, Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
Penerbit Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Yogyakarta, 2018,
hlm. 215-219.