Powered By Blogger

Kamis, 22 Desember 2022

Metode Pendidikan Islam Anak Usia Di

 BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah salah satu unit lembaga pendidikan sebelum pendidikan dasar, yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal.

Dalam pengembangan nilai moral untuk anak usia dini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Untuk itu guru maupun orang tua harus pandai-pandai dalam memilih dan menentukan metode yang akan digunakan.

Oleh karena itu penguasaan metode-metode pembelajaran anak usia dini merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru/tutor agar proses pembelajaran tersebut dapat mendorong perkembangan anak, baik perkembangan intelektual, fisik maupun emosionalnya. Dengan menguasai metode pembelajaran, selain tentunya kemampuan lainnya, seorang guru/tutor dapat mengelola proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendap dicapainya, yaitu kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh anak.

B.  Rumusan Masalah

1.    Apa Pengertian Metode Keteladanan?

2.    Bagaimana Cara Melakukan Metode Nasihat?

3.    Apa Saja Yang Ada Di Metode Tarhib wat-Targhib?

C.  Tujuan Penulisan

1.    Menarik Para Pembaca Agar Mengetahui Metode Yang Baik Mendidik Anak Usia Dini

2.    Menjelaskan Banyak Variasi Metode Dalam Mendidik Anak Usia Dini

 


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Metode Pendidikan Islam

Salah satu aspek yang menentukan dalam keberhasilan pendidikan anak adalah metode yang digunakan. Metode yang tepat akan membuat tujuan pendidikan semakin mudah tercapai, begitu pula sebaliknya kesalahan dalam menggunakan metode maka tujuan dari  pendidikan akan sulit tercapai. Untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini, ada beberapa metode yang digunakan dalam Pendidikan Islam diantaranya :[1]

1.    Metode Keteladanan

Yaitu metode pemberian teladan yang baik kepada peserta didik. Psikologi menjelaskan bahwa anak memiliki beberapa kecenderungan di antaranya adalah kecenderungan untuk meniru. Hal yang harus diperhatikan dalam proses pendidikan adalah mengetahui karakteristik dari peserta didik yang akan menjalankan proses pendidikan. Untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan hendaknya orang tua dan guru harus memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dalam keadaan mencintai kebaikan karena memang mereka dibekali naluri untuk berbuat baik lebih besar daripada berbuat buruk. Misalnya orang tua menginginkan anaknya bersikap jujur namun setiap hari anak selalu melihat kebohongan maka anak pun akan sulit bersikap jujur. Seperti firman Allah dalam Q.S. al-Ahzab ayat 21:

Text Box: 2لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Allah SWT menciptakan Rasulullah SAW sebagai teladan bagi semua umat, kesempurnaan akhlak beliau merupakan contoh nyata dalam kehidupan manusia. Keteladanan sangat perlu dalam pendidikan anak, karena mereka hanya mampu menikai secara kasat mata. Oleh karena itu, sebagai orang tua atau guru harus memperhatikan tentang keteladanan. Allah SWT berfirman dalam Q.S. as-Shaaf ayat 2 dan 3 yang berbunyi: [2]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

Artinya: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Dari beberapa keterangan di atas dapat disimpulkan tentang pentingnya keteladanan dalam pendidikan terutama bagi anak-anak yang secara umum belum bisa mandiri, seorang anak membutuhkan contoh nyata yang dapat mereka tiru dan teladani. Selain itu anak adalah gambaran dari hati dan perasaan orang tua artinya jika orang tua bersikap baik dalam kehidupan sehari-hari seperti terbiasa beribadah, taat kepada aturan maka anak pun akan terdorong untuk melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang tua, begitu sebaliknya.

Metode keteladanan ini lebih membekas bagi anak dikarenakan langsung mereka praktekkan dalam kehidupan mereka. Disamping itu anak memang belum terlalu paham apa yang mereka lakukan sehingga hanya menirukan apa yang lihat, dengar dan mereka rasakan dari orang-orang sekitar.

2.    Metode Nasihat

Keberhasilan dari tujuan pendidikan tidak bisa lepas dari penggunaan metode yang tepat dalam pelaksanaan proses pendidikan, setiap metode yang berhasil adalah metode yang mampu memberikan hasil maksimal dari tujuan pendidikan. Oleh karena itu sisi terpenting sebuah metode adalah nilai-nilai kemanusiaan sehingga para peserta didik mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi dalam diri mereka. Selain keteladanan cara yang tepat dapat digunakan dalam pendidikan anak usia dini adalah dengan memberikan nasihat. Pemberian nasihat sebaiknya dilakukan dengan cara yang ikhlas sehingga dapat menyentuh hati dan pikiran anak serta dapat membentuk kepribadian anak menjadi lebih baik lagi.

Pemberian nasihat kepada anak dapat pula dengan cara mendongeng sehingga dapat menarik perhatian anak. Kita dapat belajar dari kisah dan nasihat Lukman al-Hakim kepada anaknya yang terdapat pada Q.S. Lukman ayat 13 berikut:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.

Kata wasiat dan nasihat memiliki makna yang berpesan dengan cara yang baik. Dan kita dapat mengambil pelajaran bahwasanya dalam mendidik anak kita dapat menggunakan nasihat-nasihat yang baik agar anak memahami apa yang mereka lakukan serta dapat memperbanyak informasi atau pengetahuan anak, sehingga anak lebih arif dalam berperilaku dalam kehidupan mereka.

Nasihat yang lembut merupakan salah satu cara yang efektif dalam mendidik anak, terutama anak usia dini yang memang membutuhkan banyak kasih sayang. Sifat penyayang merupakan anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada setiap manusia. Dengan sifat kasih sayang tersebut manusia diperintahkan untuk menggunakannya dalam kehidupan mereka. Hal ini dikarenakan manusia pada dasarnya lebih menyukai kebaikan dibandingkan keburukan.


3.    Metode Tarhib wat-Targhib

Metode tarhib wat targhib mendorong peserta didik untuk  mempelajari bahan pelajaran atas dasar minat (motif) dengan kesadaran pribadi tanpa ada paksaan dan tekanan. Islam adalah agama yang mengerjakan tentang kasih sayang kepada semesta alam, maka metode pendidikan yang digunakan dalam islam pun berasas pada kasih sayang.dengan kasih sayang maka seorang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penyayang. Dalam Q.S. al-Baqarah ayat 185: [3]

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran.

Dari beberapa ayat al-Qur’an serta hadist diatas jelas bahwa islam sangat menganjurkan adanya kemudahan bagi peserta didik,terutama dalam prosesbelajar.pembelajaran seharusnya mendorong peserta didik agar semakin tertarik untuk belajar,agar mereka menemukan sendiri pengentahuan yang ingin mereka pelajari.

Anak yang tidak pernah mendapat cinta maka dia tidak dapat mencintai sesuatu dan anak yang tidak  pernah mendapatkan hukuman maka dia tidak dapat menghargai sesuatu.keseimbangan antara cinta dan hukuman  sangat di perlukan bagi seorang anak agar tumbuh dengan seimbang.begitu pula dalam Al-Qur’an, banyak ayat al-Qur’an yang berisi tentang perintah atau hadiah untuk melaksanakan sesuatu serta larangan dan hukuman ketika melakukan  melanggar sesuatu.seorang anak pun harus mulai dikenalkan  tentang kewajiban yang harus dilaksanakan dan apa saja larangan yang harus mereka jauhi.


 Dengan mengenalkan tentang kewajiban makan anak akan mengetahui dan terbiasa dengan konsekwensi atas apa yang mereka lakukan. Ketika mereka mampu melaksanakan kewajiban dengan baik maka mereka  berhak mendapatkan penghargaan begitu pula sebalinya. Pentingnya penghargaan dan apresiasi bagi seorang anak yang mampu menjalankan perintah sama pentingnya dengan hukuman bagi mereka yang tidak mampu menjalakan perintah.

Sudah selayaknya orang tua dan guru pun menerapkan metode ini dalam pendidikan anak agar mereka. Keseimbangan antara pemberian hadiah dan hukuman kepada anak akan terbiasa hidup dengan aturan yang berlaku,disiplin dan berani bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan. Pemberian hukuman kepada anak harus memperhatikan kondisi fisik dan psikis,seorang anak,tujuannya adalah agar hukuman yang di berikan tidak memberikan trauma yang mendalam.

Tujuan dari hukuman yang diberikan adalah untuk memberikan peringatan dan memahamkan atas satu aturan tertentu sehingga anak benar-benar paham.misalnya tentang kewajiban sholat. Jika anak tidak melaksanakan tugasnya maka orang tua bisa memberikan hukuman kepada anak seperti yang diterangkan dalam sebuah hadist. Dalam hadis di atas Rasulullah SAW memerintahkan untuk memukul anak ketika mereka  tidak mengerjakan sholat yakni ketika usia mereka telah mencapai sepuluh tahun, hal ini dikarenakan secara fisik dan psikis anak umur sepuluh tahun, telah mampu menerima hukuman tersebut. Namun para ulama’ berpendapat  bahwa arti dari perintah memukul di atas adalah pukulan yang tidak menyakiti dan tidak pada bagian-pagian vitas anak,seperti kepala, wajah, perit atau yang lain.

Didasarkan bahwa pukulan pada anak sebaiknya jangan sampai menimbulkan trauma pada diri anak yang menyebabkan mereka menjadi penakut dan kehilangan kepercayaan diri.  

Hal ini yang harus di perhatikan dalam memberikan penghargaan maupun peringatan /hukuman diantaranya adalah

Pertama: Penghargaan materi maupun hukuman jangan di lakukan secara terus menerus. Pemberian penghargaan materi secara terus menerus .akan membentuk pikiran anak yang lebih berorientasi pada kesenangan yang bersifat duniawi. Sedangkan pemberian hukuman atau peringatan tegas secara terus menerus akan menumbuhkan kebencian dan kedengkian dalam hati anak, hal ini lambat laun akan menyebabkan penyimpangan-penyimpangan pada diri anak.

Kedua: Jangan menjatuhkan harga diri anak. Memberikan peringatan atau hukuman hingga membuat harga diri anak hancur adalah kesalahan fatal, karena kepribadian yang hancur akan sangat sulit diperbaiki.akibat fatal dari hukuman yang menghancurkan harga diri adalah hilangnya sikap percaya anak kepada orang tua atau guru. [4]

 

 

BAB III

PENUTUPAN

 

A.  Kesimpulan

1.    Metode islam pendidikan anak usia dini sangat bagus diterapkan atau diajarkan kepada anak usia dini karena mereka cepat meniru dan melakukan apa yang dia lihat, dengar dan rasakan di diri mereka sendiri sehingga menjadi kebiasaan hingga dewasa kelak.

2.    Dengan mendidik anak usia dini dengan metode yang benar maka pertumbuhan anak pun tidak akan salah.

3.    Berbagai variasi metode ada metode keteladanan, metode nasihat dan metode tarhib wat targhib.

B.  Saran

1.    Kita sebagai orang tua maupun guru sepatutnya mempelajari metode-metode yang tepat, agar nantinya anak tumbuh berkembang dengan baik.

2.    Membiasakan mendidik anak yang masih berusia dini dengan metode yang telah dibuat.

 

Daftar Pustaka

 

Nadlifah dkk. 2018. Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Yogyakarta: Penerbit Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga.

Hamruni. 2009. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

 





[1]Nadlifah dan Suismanto, Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Penerbit Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Yogyakarta, 2018, hlm. 209.

[2] Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul…hlmn. 365

[3] Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm.72

[4] Nadlifah dan Suismanto, Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Penerbit Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Yogyakarta, 2018, hlm. 215-219.