Powered By Blogger

Sabtu, 31 Desember 2022

METODE PERCAKAPAN/WAWANCARA

 A.    Pengertian Wawancara Anak

Menurut (Ishwara, 2005:85) pengertian dari wawancara sendiri adalah pertemuan tatap muka. Wawancara melibatkan interaksi verbal antara dua orang atau lebih, tetapi biasanya diprakarsai untuk suatu maksud khusus dan biasanya difokuskan pada suatu masalah khusus. Dalam hal ini wawancara berbeda dari konversasi biasa antar teman. Pewawancara harus berusaha menjaga agar subyeknya tidak beralih dari masalah yang dibicarakan. Karena itu perlu ada control.[1]

Menurut (Arisnunandar, 2013:1-2) Pengertian wawancara dalam KBBI yaitu percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Wawancara adalah proses komunikasi dengan pola percakapan yang dilakukan oleh dua orang antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk mencapai tujuan tertentu disusun secara lisan maupun tulis yang kemudian akan dicetak ke media massa (Koran, televise, majalah, dan radio). Dalam proses wawancara, si pewawancara atau wartawan bersangkutan benar-benar harus meredam egonya, dan pada saat yang sma harus melakukan pengendalian tersembunyi. Ini adalah sesuatu yang sulit.[2]

Menurut esterberg dalam sugiyono (2015:72) wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu. 

 

B.     Tujuan Wawancara Anak

Dengan wawancara, guru dapat menggali lebih jauh kondisi objektif anak dan mendapatkan informasi mengenai pengetahuan anak terhadap sesuatu hal[3]. Selain itu wawancara juga merupakan alat yang penting untuk mengambil data dalam sebuah penelitian. Wawancara digunakan sebagai teknik pengmpulan data apabila penelitian melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal dari responden secara lebih mendalam[4].

Menurut Goldenberg dalam (Bagaskorowati, 2007) mengemukakan empat tujuan umum melakukan wawancara, yaitu sebagai berikut.

1.      Memperoleh informasi tentang diri individu atau anak mengenai topik yang ditanyakan.

2.      Memberikan informasi sepanjang dianggap perlu dan sesuai dengan tujuan wawancara.

3.      Memeriksa kondisi psikologos atau memberikan diagnosa.

4.      Mempengaruhi, mengubah, memodifikasi perilaku individu/anak.

Adapun tujuan wawancara menurut Andayani (2002) yaitu untuk pengukuran psikologis dan pengumpulan data penelitian kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan tujuan pengukuran psikologis akan diinterpretasikan dalam rangka mendapat pemahaman tentang subjek dalam melakukan diagnosis permasalahan subjek dan usaha mengatasi masalah tersebut. Wawancara dengan tujuan pengumpulan data penelitian dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai fenomena tertentu karena alat ukur lain dianggap tidak mampu mengungkap secara mendalam informasi dari responden.

Berdasar tujuan khusus dari wawancara yang dikaitkan dengan upaya melakukan intervensi sosial menentukan jenis wawancara, sehingga terdapat tiga bentuk wawancara ditinjau dari tujuannya, yaitu sebagai berikut.[5]

1.      Wawancara informasional, dengan tujuan semata-mata untuk mengumpulkan informasi,

2.      Wawancara diagnostik, dengan tujuan untuk menegakkan diagnosa,

3.      Wawancara terapiutik, dimana wawancara dilakukan sebagai bagian dari proses penyembuhan pada diri individu seperti wawancara mendalam pada proses konseling maupun psikoterapi.

 

C.    Teknik Wawancara Anak

Teknik percakapan adalah suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu hal dengan cara melakukan percakapan langsung dengan anak maupun orang tua. Penilaian percakapan terbagi dua, yaitu percakapan terstruktur dan percakapan tidak terstruktur. Percakapan terstruktur dilakukan sengaja oleh guru dengan menggunakan waktu dan pedoman khusus. Percakapan tidak terstruktur adalah menilai percakapan anak tanpa dipersiapkan terlebih dahulu, misalnya mengenalkan identitas diri, menceritakan kejadian yang ada disekitarnya dan lain sebagainya[6].

Menurut Yus (2010) berikut ini beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika melakukan penilaian yaitu sebagai berikut.[7]

1.      Guru, harus memiliki kemampuan atau kompetensi untuk melaksanakan penilaian,

2.      Anak memiliki berbagai kemampuan dan potensi yang merupakan satu kesatuan,

3.      Alat Penilaian, terdapat banyak alat penilaian yang dapat digunakan saat menilai kemampuan anak, akan tetapi tidak semua alat penilaian dapat digunakan untuk mengungkap semua dimensi perkembangan anak,

4.      Tempat dan waktu penilaian, penilaian yang akan dilakukan harus disesuikan dengan kebutuhan penilaian, anak atau peserta didik yang akan dinilai, dan rencana kegiatan pelaksanaan program yang digunakan.

Mengamati suara dan pembicaraan ketika melakukan wawancara, meliputi hal-hal sebagai berikut.

a.       Intensitas (terlalu kuat atau terlalu lirih, atau monoton);

b.      Kecepatan berbicara (sangat pelan, cepat, monoton, atau mengejutkan);

c.       Tinggi rendahnya nada (tinggi, rendah, atau monoton);

d.      Kelancaran berbicara (ragu-ragu, blocking);

e.       Spontanitas (spontan atau hati-hati);

f.        Waktu reaksi (pelan atau lambat);

g.      Relevansi pembicaraan;

h.      Gaya bicara (menggurui, formal, relaks, atau terlalu santai);

i.        Variasi bicara yang tampak (kata-kata baru, mengulang-ulang kata, gado-gado kata);

j.        Organisasi bicara;

k.      Perbendaharaan kata (terbatas, luas);

l.        Tata bahasa (buruk, jelas);

m.    Kualitas suara (serak, kasar, sengau);

n.      Kelancaran (pengulangan, perbaikan, kalimat tidak lengkap, suara-suara yang dipanjangkan, bicara patah-patah).

 

D.    Ruang Lingkup

Ruang lingkup mencakup keseluruhan konteks dalam wawancara yang meliputi prosedur dan sasaran penjawab, ditinjau dari prosedur dan sasaran penjawab, wawancara terbagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut.

1.      Menurut Prosedur

a.       Wawancara Terpimpin

Wawancara terpimpin adalah wawancara yang menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang diteliti. Wawancara ini dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam wawancara terstruktur[8]. Wawancara terstruktur sendiri adalah suatu bentuk wawancara dimana pewawancara menyusun secara terperinci dan sistematis rencana atau pedoman pertanyaan menurut pola tertentu dengan menggunakan format yang baku, pewawancara membacakan pertanyaan yang telah disusun kemudian mencatat jawaban sumber informasi secara tepat, jadi wawancara ini berisi sejumlah pertanyaan yang telah direncanakan sebelumnya, tiap partisipan ditanyakan pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama pula, jenis ini menyerupai kuesioner survei tertulis. Pewawancara yang menggunakan wawancara terpimpin akan terikat oleh suatu fungsi, pengumpul data yang relevan, penelitian yang telah dipersiapkan, serta ada pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab. Dengan adanya pedoman atau panduan pokok-pokok masalah yang akan diselidiki memudahkan dan melancarkan jalannya wawancara.

b.      Wawancara tidak terpimpin

Wawancara tidak terpimpin adalah proses wawancara di mana pewawancara tidak sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian dengan orang yang diwawancarai seperti yang dimaksud dalam wawancara tidak tersturktur. Wawancara tidak terstruktur sendiri adalah wawancara yang bebas dimana pewawancara tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, jadi tidak ada pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya[9]. Dalam banyak hal, wawancara ini akan lebih mendekati pembicaraan bebas atau free talk, sehingga menemukan kualitas wawancara.

c.       Wawancara bebas terpimpin

Wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi antara wawancara terpimpin dan wawancara tidak terpimpin yang artinya pertanyaan yang dilontarkan tidak terpaku pada pedoman wawancara dan dapat diperdalam maupun dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan. Jadi pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi[10].

2.      menurut sasaran penjawab

a.       Wawancara perseorangan

Wawancara perseorangan atau individual adalah wawancara yang dilakukan dengan memberikan sederatan pertanyaan sistematis kepada individu responden. Jenis wawancara ini terjadi apabila proses tanya jawab tatap muka itu berlangsung secara langsung antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Dengan menggunakan metode ini, data yang didapatkan akan lebih intensif.

b.      Wawancara kelompok

Jenis wawancara ini terjadi apabila proses interview berlangsung sekaligus dua orang pewawancara atau lebih menghadapi dua orang atau lebih yang diwawancarai. Wawancara kelompok juga akan menjadi alat untuk mempermudah informasi yang luas dan lengkap tentang hubungan sosial dan aksi reaksi pribadi dalam hubungan sosial.

 

E.     Wawancara Orang Tua

Orang tua merupakan tokoh sentral dalam tahap perkembangan seorang anak yang berperan aktif terhadap perkembangan anak terutama pada saat masih berada dibawah usia lima tahun atau balita. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga harus menyadari untuk mengasuh anak secara baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak karena orang tua memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan anak-anaknya. Keluarga khususnya orang tua adalah wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan anak agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik di masyarakat, serta memberikan kepuasan dan lingkugan yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera [11].

Contoh hasil wawancara orang tua yaitu sebagai berikut.

1.      Identitas Subjek Wawancara

Nama                        : Ibu Rn

Jenis Kelamin           : Perempuan

Usia                           : 38 tahun

Pekerjaan                  : PNS

Alamat                      : Ledok lempong, Wonokerto, Turi, Sleman

2.      Pelaksanaan Wawancara

Tempat                      : Rumah Ibu Rn

Hari/Tanggal            : Rabu, 23 Mei 2012

Waktu                       : 19.00-20.10 Wib

3.      Hasil Wawancara

a.       Faktor apa yang membuat anda memasukkan anak ke lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD)?

Jawab: Untuk mencari pembelajaran lebih, karena dirumah monoton tidak ada pengarahan disamping itu juga karena pekerjaan.

b.      Apakah anda sibuk dengan pekerjaan anda?

Jawab: Saya itu orang yang sibuk, pekerjaan saya sangat banyak kadang saya itu sampai kurang dalam mengasih perhatian kepada anak. Dari pada anak dirumah sendirian yang mending saya titipkan di PAUD.

c.       Apakah anda merasa senang anak anda masuk ke lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD)?

Jawab: Ya senang, kan anak malah bisa mendapat pendidikan lebih.

d.      Seberapa pentingkah menurut anda pendidikan untuk anak?

Jawab: Penting banget, pendidikan merupakan bekal bagi anak dimasa mendatang.

e.       Menurut anda perubahan apa yang terjadi setelah anak anda masuk ke lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD)?

Jawab: Kedewasaan, kemandiriannya contohnya sekarang sudah bisa memakai baju sendiri.

 

F.     Wawancara Guru

Dalam proses belajar mengajar, guru adalah sosok paling penting. Seperti dapat diartikan sebaga orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Guru dihadapkan pada anak didik yang berbeda latar belakang dan kecakapannya. Seorang guru harus mampu mengetahui cara yang harus dilakukan agar bisa mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar, agar dapat tercapainya tujuan dari pengajaran. Pada dasarnya cara yang dilakukan guru untuk mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari apa yang akan dikerjakan oleh seorang guru. Dari sini seorang guru harus mempersiapkan diri dan memilih metode mengajar yang tepat, dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar yang akan menentukan kegiatan belajar anak didik.

Guru sebagai tenaga professional dibidang kependidikan, setiap guru harus bisa mengetahui dan melaksanaan hal-hal yang bersifat teknis, terutama kegiatan yang mampu melaksanakan interaksi kegiatan belajar mengajar. Dunia pendidikan dahulu khususnya dalam proses pembelajaran lebih mengarah ke seorang guru, dan siswa kurang aktif ataupun kurang dilatih untuk mengembangkan pengetahuan yang diterima dari pembelajaran tersebut. Untuk bisa terjalin sebuah interaksi dalam proses belajar mengajar tentu harus ada komunikasi yang baik antara guru dan murid agar bisa tercapai tujuan belajar. Dalam pemilihan metode atau cara mengajar guru harus memiliki “seni mengajar” disebut juga dengan keahlian tersendiri yang dimilki guru.

Contoh hasil wawancara guru yaitu sebagai berikut.

1.      Identitas Subjek Wawancara

Nama                        : Ana Setya Ningsih

Jenis Kelamin           : Perempuan

Usia                           : 30 tahun

Pendidikan                : Strata 1

Guru                          : TK Islam Ar-Rahman

Jabatan                      : Pengelola Sekolah (Kepala Sekolah)

2.      Pelaksanaan Wawancara

Tempat                      : Ruang kelas di TK Islam Ar-Rahman

Hari/Tanggal            : Selasa, 16 Maret 2020

Waktu                       : 10.00-11.05 Wib

3.      Hasil Wawancara

a.       Bagaimana pandangan guru tentang pendidikan?

Jawab: Menurut Ibu Ana, pendidikan dizaman sekarang sudah sangat banyak perubahannya. Menurutnya perubahan yang terjadi sangat mendukung untuk pendidikan saat ini, karena banyak informasi yang bisa siswa dapatkan dari media pada saat ini. Contohnya seperti internet yang sekarang sangat marak digunakan dizaman ini. Dengan adanya internet, guru jadinya tidak terlalu sulit untuk menerangkan kepada siswa.

ANALISIS PERCAKAPAN WAWANCARA

DI RA ANUGRAH (KABUPATEN SERUYAN)

Wawancara dengan Guru

Wawancara dengan Orangtua

Pewawancara

:

Assalamu’alaikum mohon maaf mengganggu waktunya. Saya Norhikmah dari IAIN Palangka Raya Prodi PIAUD. Mohon ijin bertanya terkait dengan wawancara dengan guru. Adakah kriteria pertanyaan yang diajukan kepada guru berupa hasil atau bukti fisik terkait daftar pertanyaan? Terima kasih

Pewawancara

:

Mohon ijin bertanya lagi bu terkait dengan wawancara dengan orangtua sendiri itu bagaimana bu di RA Anugrah?

Guru RA Anugrah

:

Untuk itu kami tidak ada hanya pertanyaan spontan seperti pernah mengajar sebelumnya atau tidak dan melengkapi berkas saja.

Guru RA Anugrah

:

Kalau di RA ini nggak ada kriteria paling-paling kami hanya menanyakan usia saja dan melengkapi berkas syarat siswa seperti itu.

Pewawancara

:

Baik bu, terima kasih banyak bu.

Pewawancara

:

Berati wawancara ini dilontarkan secara spontan saja ya bu jadi tidak mencantumkan kriteria lansung untuk menjadi bahan wawancara. Terima kasih banyak bu.

 

ANALISIS PERCAKAPAN WAWANCARA

DI KB TUNAS SERUYAN (KABUPATEN SERUYAN)

Wawancara dengan Guru

Wawancara dengan Orangtua

Pewawancara

:

Assalamu’alaikum mohon maaf mengganggu waktunya. Saya Norhikmah dari IAIN Palangka Raya Prodi PIAUD. Mohon ijin bertanya terkait dengan wawancara dengan guru. Adakah kriteria pertanyaan yang diajukan kepada guru berupa hasil atau bukti fisik terkait daftar pertanyaan? Terima kasih

Pewawancara

:

Ijin bertanya lagi bu terkait dengan wawancara dengan orangtua sendiri itu bagaimana bu di KB Tunas Seruyan?

Kepala KB Tunas Seruyan

:

Di KB kami biasanya hanya pertanyaan secara spontan saja tidak ada wawancara yang khusus, kami hanya menanyakan pengalaman belajar, usia dan melengkapi berkas-berkas saja. Penilaian guru tentang data kecakapan murid tapi itu di Dapodik. Nanti Dapodik yang mengisi kepala sekolah.

Kepala KB Tunas Seruyan

:

Kami biasanya hanya menanyakan tentang pernah sekolah dimana (anak yang pindahan), menyerahkan fotocopy KK dan lainnya terkait berkas anak. Di KB ini biasanya lebih spontan saja bisa saat pembelajaran atau diluar pembelajaran itu sendiri. Seperti pemahaman anak tentang pembelajaran dan lainnya.

Pewawancara

:

Jadi untuk wawancara dengan guru itu biasanya hanya spontan saja dan pelengkapan berkas-berkas.

Pewawancara

:

Jadi beberapa kriteria wawancara ini biasanya hanya dilakukan spontan saja namun, biasanya wawancara dengan orangtua biasa dilakukan saat pembelajaran atau diluar pembelajaran juga bu. Terima kasih banyak Ibu atas informasinya.

 

ANALISIS PERCAKAPAN WAWANCARA

DI TK ISLAM AL-AZHAR (KABUPATEN KOBAR-PANGKALANBUN)

Wawancara dengan Guru

Wawancara dengan Orangtua

Pewawancara

:

Assalamu’alaikum mohon maaf mengganggu waktunya. Saya Paridatul Hasanah dari IAIN Palangka Raya Prodi PIAUD. Mohon ijin bertanya terkait dengan wawancara dengan guru. Adakah kriteria pertanyaan yang diajukan kepada guru berupa hasil atau bukti fisik terkait daftar pertanyaan? Terima kasih

Pewawancara

:

Ijin bertanya lagi bu terkait dengan wawancara dengan orangtua sendiri itu apakah ada wawancara sekolah bersama orangtua tersebut?

Kepala TK Islam Al-Azhar

:

 

Kepala TK Islam Al-Azhar

:

Selalu ada…

Tapi biasanya setelah masuk atau awal dari perkenalan

Pewawancara

:

 

Pewawancara

:

Apakah pertanyaan itu sudah disediakan oleh pihak sekolah pada setiap orangtua terkait data siswa itu sendiri ataukah secara spontan saja untuk wawancara ini?

 

 

 

Kepala TK Islam Al-Azhar

 

Gak ada cuman lewat bincang-bincang sebentar

Biasanya….

1.      Apakah kalian suka masuk sekolah?

2.      Senang tidak ketika kalian menginjakan kaki pertama kali bertemu teman dan guru-guru pendidik yang ada disini ?

3.      Mengenalkan lingkungan sekolah?

Dominan lebih kepada anak-anak sih tujuannya bukan kepada orang.tua

Cuman itu aja sih yg biasa saya lakukan, tpi biasanya beda-beda antar individu guru yg melakukan wawancara atas anak-anak didiknya.

 

 

 

Pewawancara

:

Oh jadi biasanya lebih ke anak itu sendiri ya bu sedangkan biasanya dengan orangtua itu terkait berkas-berkas dan lainnya saja.

 

 

 

Kepala TK Islam Al-Azhar

 

Iya…berkas persyaratan itu biasanya.

1.      ktp ayah atau ibu anak

2.      kartu keluarga

3.      pas foto

4.      surat keterangan jika diperlukan dari keluarga atau RT bagi anak yatim

5.      mengisi formulir pendaftaran

6.      membayar atministrasi

Untuk poin 1-2 itu fotokopy aja

 

ANALISIS PERCAKAPAN WAWANCARA

DI TRI SUKSES BASARANG (BASARANG)

Wawancara dengan Guru

Wawancara dengan Orangtua

Pewawancara

:

Assalamu’alaikum mohon maaf mengganggu waktunya. Saya Dwi Puspita dari IAIN Palangka Raya Prodi PIAUD. Mohon ijin bertanya terkait dengan wawancara dengan guru. Adakah kriteria pertanyaan yang diajukan kepada guru berupa hasil atau bukti fisik terkait daftar pertanyaan? Terima kasih

Pewawancara

:

 

Kepala Tri Sukses Basarang

:

 

Kepala Tri Sukses Basarang

:

 

Pewawancara

:

 

Pewawancara

:

 

 

 

 

Kepala Tri Sukses Basarang

 

 

 

 

 

Pewawancara

:

 

 

 

 

Kepala Tri Sukses Basarang

 

 

 



[1] Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2005), hlm. 3

[2] Satrio Arismunandar, Teknik Wawancara Jurnalistik (Jakarta: Universitas Indonesia, 2013), hlm. 7.

[3] Muhammad Habibu Rahman, “Teknik Asesmen Observasi dan Percakapan Sebagai Upaya Pemantauan Perkembangan Bahasa Anak di TK Pamardi Siwi Nanggulan Maguwoharjo SlemanYogyakarta”, Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 2 No. 2 (2019) 61-70 https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/162110/MTYyMTEw

[4] Ibid

[5] Riana Mashar, "Psikodiagnostik Permasalahan Anak Usia Dini’, Vol. 1 No.1 http://journal.ummgl.ac.id/index.php/edukasi/article/download/626/406

[6] Suharni, ‘Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Pada PAUD Bintang Rabbani Pekanbaru’, Jurnal Ilmiah Potensia, 4.1 (2019), 1–5.

[7] Pendidikan Karakter, ‘Pentingnya Penilaian Pendidikan Karakter Anak Usia Dini’, 1.3 (2018), 197–204 <https://doi.org/10.21070/picecrs.v1i3.1396>.

[8] Suharsimi Arikunto, manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 132.

[9] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2009), hlm 74.

[10] Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm 85.

[11] Ni Wayan Suarmini, Keluarga Sebagai Wahana Pertama dan Utama Pendidikan Karakter Anak”, Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 7, No. 1, (2014), hlm 128.