Powered By Blogger

Sabtu, 31 Desember 2022

Mengidentifikasikan Metode Hasil Karya

 A.  Pengertian

       Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak. Misalnya: gambar, lukisan, melipat, kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean, bangunan balok, tari, dll.

Hasil karya mereka dipajang sebagai kenang-kenangan dan bukti peningkatan kreativitas anak. Adapun hasil karya yang dihasilkan anak-anak dapat dijadikan sebuah boneka yang lucu dan uni yang nantinya dapat dipergunakan sebagai alat permainan mendongeng.

 Rambu-rambu membuat Catatan Hasil Karya Anak.

1) Tuliskan nama, tanggal hasil karya tersebut dibuat. Data ini diperlukan untuk melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya.

 2) Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak (looking) dengan teliti. Semakin guru melihat dengan rinci maka akan lebih banyak informasi yang didapatkan guru dari hasil karya anak tersebut.

3) Tanyakan kepada anak apa yang terlihat oleh guru, tidak menggunakan pikiran atau kesimpulan guru. Misalnya Difa membuat gambar banyak kepala dengan berbagai warna. Maka yang dikatakan guru adalah: ”ada banyak gambar yang sudah kamu buat, bisa diceritakan gambar apa saja?, warna apa saja yang kamu pakai?” dst. 4) Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak untuk mengkonfirmasi hasil karya yang dibuatnya agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut.

5) Dari hasil catatan guru akan nampak Kompetensi Dasar apa saja yang muncul dari hasil karya anak tersebut.

CONYOH HASIL KARYA ANAK:

 

KUMPULAN HASIL KARYA

BULAN APRIL 2020

 

 

 

 

Nama Anak : Difa                                                             14 April 2020

Hasil Karya Anak

Hasil Pengamatan

Indikator-KD

-Huruf-huruf belum terangai

-Gambar kepala, tangan dan kaki tanpa badan

-Warna biru, hijau, dan merah

-Gambar mama, papa, anak, dan adik (berdasarkan cerita anak)

-Beberapa bentuk lingkaran dan garis

-Menjawab pertanyaan dengan tepat

-Aku mau main yang lainnya (ketika ditanyakan mau bermain apa lagi).

-Menuliskan huruf-huruf

-Mengenalkan anggota tubuh dan koor-dinasi tangan mata

-Mengenal dan membedakan warna

-Mengenal ling-kungan sosial (anggota keluarga)

-Menunjukkan kemampuan bahasa resetif

-Perilaku percaya diri

-Perilaku mandiri

 

 

B.  Tujuan Hasil Karya

a. Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerak jari tangan.

b. Mampu mengkoordinasi kecepatan tangan dengan mata

c. Mampu mengendalikan emosi.

7 Tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia dini adalah :

 a. Sebagai alat untuk pengembangan keterampilan gerak kedua tangan.

 b. Anak dapat menciptakan suatu hasil karya yang orisinil dari anak tersebut.

 c. Sebagai alat untuk pengembangan koordinasi kecepatan tangan dan kecepatan mata. Untuk menyeimbangkan penglihatan pada saat seorang guru menggunakan metode demontrasi dalam pengembangan motorik halus anak.

 d. Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi anak.

 e. Karena dalam membuat hasil karya untuk anak usia dini sangan menguras    emosi anak karena pada dasarnya egosentrisnya sangat tinggi.

Kreativitas seni bertujuan untuk mengembangkan daya kreativitas anak. ini dimulai dari guru yang berpotensi dalam pengembangan seni. Ketika guru menyalurkan bakat potensinya di bidang seni, maka tidak perlu diragunakan lagi, jikalah anak semangat dan meniru kreativitas guru (Huliyah, 2016).

   

C.  Jenis – Jenis Hasil Karya

Jenis karya seni rupa antara lain :

1.         Menggambar, 2. Melukis, 3. Membentuk (membutsir, memahat, mencor, merakit,) 4. Mencetak, 5. Menjiplak 6. Kolase 7. Menggunting, 8. Menempel 9. Melipat, 10. Mewarnai.

 

D.  Teknik Penilaian Hasil Karya

Menurut suyanto (2005), penilaian pada anak usia dini menggunakan penilaian autentik dengan berbagai kegiatan secara nyata, fungsional dan alami. Penilaian autentik merupakan bagian dari penilaian berbasis kelas. Penilaian autentik (atuthentic assessment) ramai dibicarakan sejak diberlakukannya Kurikulum 2013 yang menekankan bahwa penilaian pembelajaran anak usia dini harus dilaksanakan melalui pendekatan autentik.

Mulyasa (2013) menyatakan bahwa penilaian autentik pada kurikulum 2013 berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses, portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh.

Menurut Nurhadi (2004) penilaian autentik merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan dan menunjukkan secara nyata bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Pada penilian autentik terdapat beberapa teknik penilaian yang dapat digunakan, yaitu: penilaian keterampilan, penilaian produk/ hasil karya, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian diri, penilaian teman sejawat, ujian tertulis, dan observasi. Karakteristik penelitian autentik antara lain: melibatkan pengalaman nyata, dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, mencakup penilaian pribadi dan refleksi, berkesinambungan, terintegrasi, dapat digunakan sebagai umpan balik.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian pembelajaran pada anak usia dini di PAUD (TK/RA) menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik yang merupakan bagian dari penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui perkembangan dan pencapaian peserta didik melalui berbagai teknik secara nyata.

 

DAFTAR PUSTAKA 

Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Prenada Media Group.

Sit, M. (2016). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Teori Dan Praktik. Perdana Publishing.

Anhusadar, L. O., Tarbiyah, F., & Iain, K. (2016). Jurnal Al-Ta’dib. 9(1), 76–93.

James C. Kaufman. (2006). Creativity and Reason in Cognitive Development. Cambridge Univercity Press.

Zahro, I, F. (2015) Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal Tunas Siliwangi, 1(1). 92-111.

Sumantri, MS. 2010. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas, Dirjen Dikti.

Nuraida, Nia. 2012. Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus melalui Metode Demonstrasi di TK Islam Terpadu At-Taqwa.

Suyanto, S. (2005). Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti P2TK dan KPT.

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo.