A. Pengertian
Hasil
karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat
berupa pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak. Misalnya: gambar,
lukisan, melipat, kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil
roncean, bangunan balok, tari, dll.
Hasil karya mereka dipajang sebagai
kenang-kenangan dan bukti peningkatan kreativitas anak. Adapun hasil karya yang
dihasilkan anak-anak dapat dijadikan sebuah boneka yang lucu dan uni yang
nantinya dapat dipergunakan sebagai alat permainan mendongeng.
Rambu-rambu membuat Catatan Hasil Karya Anak.
1) Tuliskan nama, tanggal hasil karya
tersebut dibuat. Data ini diperlukan untuk melihat perkembangan hasil karya
yang dibuat anak di waktu sebelumnya.
2) Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak
(looking) dengan teliti. Semakin guru melihat dengan rinci maka akan lebih
banyak informasi yang didapatkan guru dari hasil karya anak tersebut.
3) Tanyakan kepada anak apa yang
terlihat oleh guru, tidak menggunakan pikiran atau kesimpulan guru. Misalnya
Difa membuat gambar banyak kepala dengan berbagai warna. Maka yang dikatakan
guru adalah: ”ada banyak gambar yang sudah kamu buat, bisa diceritakan gambar
apa saja?, warna apa saja yang kamu pakai?” dst. 4) Tuliskan semua yang
dikatakan oleh anak untuk mengkonfirmasi hasil karya yang dibuatnya agar tidak
salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut.
5) Dari hasil catatan guru akan
nampak Kompetensi Dasar apa saja yang muncul dari hasil karya anak tersebut.
CONYOH HASIL KARYA ANAK:
KUMPULAN
HASIL KARYA
BULAN
APRIL 2020
Nama
Anak : Difa 14
April 2020
Hasil Karya Anak |
Hasil Pengamatan |
Indikator-KD |
|
-Huruf-huruf
belum terangai -Gambar
kepala, tangan dan kaki tanpa badan -Warna
biru, hijau, dan merah -Gambar
mama, papa, anak, dan adik (berdasarkan cerita anak) -Beberapa
bentuk lingkaran dan garis -Menjawab
pertanyaan dengan tepat -Aku
mau main yang lainnya (ketika ditanyakan mau bermain apa lagi). |
-Menuliskan
huruf-huruf -Mengenalkan
anggota tubuh dan koor-dinasi tangan mata -Mengenal
dan membedakan warna -Mengenal
ling-kungan sosial (anggota keluarga) -Menunjukkan
kemampuan bahasa resetif -Perilaku
percaya diri -Perilaku
mandiri
|
B.
Tujuan Hasil Karya
a. Mampu
memfungsikan otot-otot kecil seperti gerak jari tangan.
b. Mampu mengkoordinasi kecepatan
tangan dengan mata
c. Mampu mengendalikan emosi.
7 Tujuan pengembangan motorik halus
untuk anak usia dini adalah :
a. Sebagai alat untuk pengembangan
keterampilan gerak kedua tangan.
b. Anak dapat menciptakan suatu hasil karya
yang orisinil dari anak tersebut.
c. Sebagai alat untuk pengembangan koordinasi
kecepatan tangan dan kecepatan mata. Untuk menyeimbangkan penglihatan pada saat
seorang guru menggunakan metode demontrasi dalam pengembangan motorik halus
anak.
d.
Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi anak.
e.
Karena dalam membuat hasil karya untuk anak usia dini sangan menguras emosi anak karena pada dasarnya
egosentrisnya sangat tinggi.
Kreativitas
seni bertujuan untuk mengembangkan daya kreativitas anak. ini dimulai dari guru
yang berpotensi dalam pengembangan seni. Ketika guru menyalurkan bakat
potensinya di bidang seni, maka tidak perlu diragunakan lagi, jikalah anak
semangat dan meniru kreativitas guru (Huliyah, 2016).
C.
Jenis – Jenis Hasil Karya
Jenis karya seni rupa antara lain :
1.
Menggambar,
2. Melukis, 3. Membentuk (membutsir, memahat, mencor, merakit,) 4. Mencetak, 5.
Menjiplak 6. Kolase 7. Menggunting, 8. Menempel 9. Melipat, 10. Mewarnai.
D.
Teknik Penilaian Hasil Karya
Menurut suyanto (2005), penilaian
pada anak usia dini menggunakan penilaian autentik dengan berbagai kegiatan
secara nyata, fungsional dan alami. Penilaian autentik merupakan bagian dari
penilaian berbasis kelas. Penilaian autentik (atuthentic assessment) ramai
dibicarakan sejak diberlakukannya Kurikulum 2013 yang menekankan bahwa
penilaian pembelajaran anak usia dini harus dilaksanakan melalui pendekatan
autentik.
Mulyasa (2013) menyatakan bahwa
penilaian autentik pada kurikulum 2013 berfokus pada pengetahuan melalui
penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses,
portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh.
Menurut Nurhadi (2004) penilaian
autentik merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan
dan pencapaian pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peserta didik melalui
berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan dan menunjukkan secara
nyata bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Pada
penilian autentik terdapat beberapa teknik penilaian yang dapat digunakan,
yaitu: penilaian keterampilan, penilaian produk/ hasil karya, penilaian proyek,
penilaian portofolio, penilaian diri, penilaian teman sejawat, ujian tertulis,
dan observasi. Karakteristik penelitian autentik antara lain: melibatkan
pengalaman nyata, dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung, mencakup penilaian pribadi dan refleksi, berkesinambungan, terintegrasi,
dapat digunakan sebagai umpan balik.
Berdasarkan beberapa pengertian
diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian pembelajaran pada anak usia dini di
PAUD (TK/RA) menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik yang merupakan
bagian dari penilaian berbasis kelas merupakan suatu proses pengumpulan
informasi yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui perkembangan dan pencapaian
peserta didik melalui berbagai teknik secara nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Prenada
Media Group.
Sit, M. (2016). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Teori Dan Praktik. Perdana
Publishing.
Anhusadar, L. O., Tarbiyah, F., & Iain, K. (2016).
Jurnal Al-Ta’dib. 9(1), 76–93.
James C. Kaufman. (2006). Creativity and Reason in Cognitive
Development. Cambridge Univercity Press.
Zahro, I, F. (2015) Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini.
Jurnal Tunas Siliwangi, 1(1). 92-111.
Sumantri, MS. 2010. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak
Usia Dini. Jakarta : Depdiknas, Dirjen Dikti.
Nuraida, Nia. 2012. Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus
melalui Metode Demonstrasi di TK Islam Terpadu At-Taqwa.
Suyanto, S. (2005). Konsep dasar pendidikan anak usia dini. Jakarta:
Depdiknas Dirjen Dikti P2TK dan KPT.
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo.