A. Pentingnya Karakter
Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan karakter mempunyai makna lebih
tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar
dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak merasakan nilai-nilai yang baik,
mau dan mampu melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character
building) sebaiknya dimulai dalam keluarga karena interaksi pertama anak
terjadi dalam lingkungan keluarga. Pendidikan karakter sebaiknya di terapkan
sejak anak usia dini. karena pada usia dini
sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya.
Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada matang
dalam mengolah emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan
anak usia dini dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan, baik
secara akademis maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan
sekolah adalah salah satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap pembentukan
karakter, karena kontribusi dan peran guru disini sangat dominan.
Tujuan utama pendidikan adalah menghasilkan
kepribadian manusia yang matang secara intelektual, emosional, dan spiritual.
Sekolah sebagai lembaga memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik anak
menjadi pintar dan cerdas sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakat. Peran
guru sangat strategis dalam pembentukan pribadi anak karena tugas guru tidak
hanya mengajar tetapi juga mendidik. Tugas guru sebagai pendidik adalah
membantu anak mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi anak dan masyarakat
juga memiliki karakter dan kepribadian yang baik yang sesuai dengan tujuan
pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,
kepribadian, dan akhlak mulia(Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003). Jika
pendidikan karakter tidak diberikan kepada anak, jelas akan terlihat suatu
perbedaan antara anak yang diberikan karakter dengan baik dan tidak sama
sekali.
Kegagalan penanaman
dalam karakter pada seorang anak sejak usia dini akan memicu terbentuknya pribadi
yang bermasalah dimasa dewasa kelak selainh itu menanamkan nilai moral pada
generasi muda adalah usaha yang strategis. Karena melalui karakter pendidika sedini mungkin
kepada anak merupakan kunci utama membangun bangsa usia dini merupakan masa
kritis bagi pembentukan karakter seseorang tentang usia 0 – 6 Tahun, adalah
masa emas setiap anak dimana anak mampu menyerap informasi dengan baik sebanyak
80%. Penanaman moral melalui pendidikan karakter anak sedini mungkin anak adalah kunci utama
membangun bangsa.
Para pakar
tumbuh-kembang anak di seluruh dunia mengakui bahwa masa usia dini merupakan
masa emas (the golden age) dan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya. Secara yuridis, dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan:
”Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani danrohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut” (Pasal 1 butir 14).
Pendidikan Karakter
pada Anak Usia Dini Misi utama risalah Nabi Muhammad SAW dalam ajaran Islam
adalah penyempurnaan akhlak mulia. Ditegaskan dalam sebuah hadis:
“ innama bu’istu
liutammima shalihal akhlâq”
Dia
dihadirkan ke muka bumi oleh Allah SWT sebagai pendidik umat manusia agar
berkarakter mulia dan fasilitator agung penebar rahmat untuk alam semesta.
Allah mendeklarasikan Nabi Muhammad SAW sebagai makhluk yang paling tinggi
akhlaknya.
B. Pembelajaran pendidikan
karakter anak usia dini
Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk
membentuk manusia utuh atau holistik yang berkarakter yakni dengan
mengembangkan aspek fisik, sosial, emosi, spiritual, kreativitas dan juga
intelektual yang nantinya diharapkan bisa membentuk manusia lifelong learners (pembelajar sejati). Menurut Nel Noddings,
selain peran sekolah dalam
pendidikan karakter anak, pendidikan karakter memiliki tujuan
untuk menanamkan nilai nilai kebajikan, membangun kepercayaan pengenalan dan
menggambarkan contoh yang bisa ditiru. Pada intinya, pendidikan karakter
memiliki tujuan untuk menanamkan nilai kebajikan dan membentuk mausia secara
menyeluruh dan mengembangkan potensi yang dimiliki tidak hanya kepintaran dalam
berpikir namun juga respek terhadap lingkungan serta melatih potensi diri anak
agar bisa berkembang semakin positif. Sedangkan metode dalam pendidikan karakter yang paling penting
terdapat beberapa jenis yaitu:
1. Mengajarkan
Memahami konseptual tetap diperlukan sebagai bekal konsep nilai
yang dijadikan rujukan untuk mewujudkan karakter tertentu yang memerlukan peran lingkungan
dalam pendidikan karakter. Mengajarkan karakter berarti memberikan
pemahaman pada anak mengenai struktur nilai tertentu, maslahat dan juga
keutamaan. Mengajarkan nilai ini mempunyai dua faedah utama yakni memberikan
pengetahuan konseptual baru dan juga dijadikan pembanding atas pengetahuan yang
sudah dimiliki anak. Untuk itu, proses mengajarkan bukanlah monolog akan tetapi
melibatkan peran serta dari anak.
2. Keteladanan
Seorang anak nantinya akan lebih banyak belajar dari apa yang
dilihat dan keteladanan ada pada posisi penting dimana seorang guru harus lebih
dulu memiliki karakter yang akan diajarkan. Seorang anak atau peserta didik
akan melihat dan meniru yang dilakukan oleh guru dibandingkan dengan apa yang
dilaksanakan oleh guru. Keteladanan ini tidak hanya bersumber dari guru namun
juga dari semua manusia yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut, orang tua,
kerabat dan semua orang yang berhubungan dengan peserta didik tersebut. Dalam
kondisi ini, seorang anak akan membutuhkan lingkungan pendidikan yang utuh agar
bisa saling mengajarkan karakter.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi dalam pengertian karakter
menurut para ahli memiliki beberapa manfaat diantaranya
untuk membuat sebuah masalah yang berhubungan dengan pendidikan karakter akan
terlihat lebih menarik, membantu peserta didik agar terbiasa untuk mengutarakan
pendapat, lebih mengenai dan mengalami sebuah masalah, menciptakan suasana yang
lebih rileks dan informal namun tetap terarah dan yang terakhir untuk
menggali pendapat dari peserta didik yang pemalu, tidak banyak bicara atau
bahkan sangat jarang bicara.
C. Implementasi Nilai-nilai
Karakter pada anak usia dini
Pendidikan karakter
akan berlangsung dengan sia-sia, manakala nilai-nilainya tidak dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diketahui bahwasanya
pendidikan karakter lebih menekankan pada kebiasaan anak untuk melakukan
hal-hal yang positif. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang kemudian akan menjadi
suatu karakter yang membekas dan tertanam dalam jiwa sang anak.
Dalam
mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini
diperlukan berbagai upaya yang dapat mendorong anak untuk melakukan berbagai
aktivitas yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter. Dalam konteks ini
ada delapan belas nilai pendidikan karakter yang harus ditanamkan kepada anak
melalui berbagai kegiatan, baik yang bersifat individual maupun berkelompok.
Berikut ini adalah
beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diimplementasikan dalam
kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Pengimplementasikan ini dapat
dimanfaatkan sebagai sarana bagaimana menanamkan pendidikan karakter pada anak
usia dini, khususnya pada saat berlangsungnya proses pembelanjaran.
Implementasikan nilai-nilai pendidikan karakter anak usia usia dini sebagai
berikut :
a. Religius
Religius ialah sikap
dan perilaku yang paruh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.Sikap religius ini dapat ditanamkan kepada anak usia dini dengan memberikan
berbagai kegiatan keagamaan untuk anak. Misalnya, mengajarkan anak melaksanakan
shalat secara bersama-sama, melatih anak berdoa sebelum makan, dan menanamkan
sikap saling menghormati terhadap teman sebaya yang memiliki agama berbeda.
Selain itu, mengenalkan religiusitas kepada anak juga dapat dilakukan dengan
melakukan berbagai kunjungan ke tempat-tempat ibadah,
supaya anak dapat
mengenal tempat agamanya masing-masing. Bila serangkaian kegiatan diatas
dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan, niscaya nilai-nlai
religiusitas akan tertanam pada diri anak dan nantinya akan menjadi karakter
dalam kehidupannya.
b. Jujur
Jujur merupakan
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Jujur bagi
anak-anak merupakan hal yang abstrak. Oleh karenanya, sikap jujur ini hanya
dapat dikenalkan dan ditanamkan kepada anak-anak melalui perbuatan yang nyata.
Dalam konteks ini, ketika orang tua maupun pendidik berkata atau berjanji
sesuatu harus ditepati. Jangan sekali-kali apa yang diucapkan tidak
dilaksanakan sehingga membuat anak menjadi tidak percaya pada apa yang kita
ucapkan.
Cara yang paling
efektif menanamkan perilaku jujur yaitu dengan memberikan keteladanan secara
langsung kepada anak. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu berkata dan berbuat
jujur kepada anak, bahkan bila berjanji juga harus ditepati. Cara-cara
demikianlah yang dapat membuat anak mengenal dan memahami kejujuran. Oleh
karenanya, dalam keadaan bagaimanapun kita, berkatalah jujur kepada anak-anak.
c. Toleransi
Toleransi adalah
sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda sari dirinya. Saling menghargai
adalah cerminan dari sikap toleransi. Sikap ini dapat ditanamkan kepada anak
sejak dini.Cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan melatih anak untuk saling
mengasihi dan menyayangi kepada sesama tanpa mengenal perbedaan anak. Selain
itu, toleransi dapat pula dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama
kepada anak-anak untuk melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing serta diajarkan pula tentang pentingnya kebersamaan, seperti
bermain bersama, dan belajar bersama. Kebersamaan ini nantinya akan mendorong
sikap toleransi dan saling menghargai satu sama lain.
d. Disiplin
Disiplin ialah
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan. Kedisiplinan dapat dilakukan dan diajarkan kepada anak di sekolah
maupun di rumah dengan cara membuat peraturan atau tata tertib yang wajib
dipatuhi oleh setiap anak. Peraturan dibuat secara fleksibel, tetapi tegas.
Dengan kata lain, peraturan menyesuaikan dengan kondisi perkembangan anak,
serta dilaksanakan dengan penuh ketegasan. Apabila ada anak yang melanggar,
maka harus menerima kosekuensi yang telah disepakati. Oleh karena itu, supaya
perjalanan dapat berjalan dengan baik, sebaiknya orang tua maupun pendidik
menunjukkan terlebih dahulu kepada anak bagaimana sikap disiplin, karena pola
keteladanan adalah cara tepat untuk menumbuhkan karakter disiplin dalam
hidupnya.
e. Kerja Keras
Kerja keras
merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya. Perilaku kerja keras sekarang ini sudah mulai hilang dari
generasi muda. Kebanyakan dari mereka menginginkan sesuatu yang praktis dan
tidak mau bersusah payah atau berusaha sendiri. Sikap seperti ini akan
mendorong munculnya sifat ketergantungan pada orang lain bila tidak segera
diatasi. Untuk itu, penting kiranya mengenalkan anak untuk bekerja keras sejak
dini.
f.
Kreatif
Kreatif adalah
berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki. Banyak cara untuk menjadikan anak kreatif, salah
satunya yaitu memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk berekspresi sesuai
dengan keinginannya. Namun, tetap harus dipantau dan dibimbing dengan baik.
Melatih kreativitas anak dapat dilakukan melalui kegiatan alam maupun kegiatan
buatan manusia. Kegiatan alam maksudnya, untuk mengembangkan kreativitas anak,
media yang digunakan adalah dengan menggunakan bahan alam yang telah tersedia,
seperti tanah liat, pasir, dan daun-daunan botol minuman, kardus dan kertas.
Dalam konteks ini nak
diberikan kebebasan membentukapapun yang ia inginkan dan biarkan ia
mengeluarkan segenap kemampuannya. Apapun hasilnya, guru ataupun orangtua
hendaknya memberikan apresiasi atau penghargaan, agar anak merasa senang dan
lebih termotivasi dalam berkreativitas.
g. Mandiri
Mandiri adalah sikap
dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Mandiri bagi anak sangat penting. Dengan mempunyai sifat mandiri,
anak tidak akan mudah bergantung kepada orang lain. Banyak yang menyebutkan
bahwa anak sulit mengalami kemandirian karena seringnya dimanja dan dilarang
mengerjakan ini dan itu. Dalam upaya mengembangkan kemandirian anak ialah
dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk melakukan sesuatu hal
sendiri, dan jika ada yang kurang sesuai, orang tua dan pendidik mengarahkan
dan membimbing dengan baik agar anak dapat melakukannya lebih baik lagi. Inilah
yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua ataupun pendidik dalam
mengembangkan kemandirian pada anak.
h. Demokratis
Yaitu cara berpikir,
bersikap, dan bertindak tang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain. Sikap demokratis adalah bagaimana setiap anak belajar saling menghargai
dan memberikan kesempatan yang sama kepada orang lain. Dalam hal ini anak diberikan
kesempatan untuk berpendapat, meskipun pendapat atau perkataannya masih sulit
untuk dimengerti dan dipahami. Setiap anak ada yang bertanya, didengarkan, dan
dijawab dengan sebaik-baiknya, kalau bisa menyesuaikan dengan tingkat
perkembangannya.
i.
Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu
merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Salah satu karakter anak usia dini adalah memiliki sifat rasa ingin tahu yang
sangat tinggi. Anak-anak seperti ini biasanya akan selalu bertanya tanpa henti.
Setiap melihat sesuatu yang menarik dan unik baginya, ia akan bertanya dan
terus bertanya. Bahkan tidak jarang orang tua atau pendidik yang merasa kesal
dan malas-malasan untuk melayani berbagai pertanyaan dari seorang anak.
Sesungguhnya anak
yang banya bertanya merupakan anak yang cerdas dan dengan bertanya seperti itu
sebenarnya adalah bagian dari mengembangkan rasa ingin tahunya. Maka dari itu,
apabila ada anak yang sering bertanya, layanilah dan jawablah pertanyaan
tersebut dengan baik, walaupun terkadang pertanyaan tidak logis atau kurang
masuk akal. Namun, itulah kemampuan bertanya anak-anak yang patut untuk
dihargai dan dihormati. Bila hal ini bisa kita lakukan, tentu anak akan
bertambah pengetahuannya dan semakin berkembang pesat rasa ingin tahu anak.
j.
Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsaan
merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya., sejak dini anak
sudah harus dikenalkan dengan semangat kebangsaan. Hal ini dapat dilakukan
dengan belajar yang rajin dan melaksanakan program-program pemerintah yang
lain, seperti belajar untuk tidak korupsi dan belajar berlalu lintas dengan
baik. Intinya ialah bagaimana dalam diri anak tertanam untuk selalu mementingkan
kepentingan bersama, bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi, kelompok,
dan golongan.
k. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air
merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Dalam hubungannya dengan
pendidikan anak usia dini, pendidikan cinta tanah air dapat ditanamkan dengan
cara mengenalkan kebudayaan-kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan daerah
masing-masing. Disamping itu, perlu juga diberikan arahan untuk memelihara
fasilitas umum dengan baik. Kemudian, tidak lupa dikenalkan dan diajarkan pula
dengan lagu-lagu yang sifatnya nasionalis yang dapat membangkitkan semangatnya
untuk cinta terhadap tanah air. Selanjutnya, kita dapat mengajarkan bentuk
cinta tanah air dengan cara mencintai produk dalam negeri, menghemat energi,
dan selalu ikhlas mengabdi untuk negeri sendiri. Kegiatan seperti ini bila
terus-menerus, nantinya anak akan mempunyai rasa untuk mencintai tanah airnya.
l.
Menghargai Prestasi
Menghargai prestasi
yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain. Dengan memberikan penghargaan terhadap hasil karya anak, tentu akan lebih
disukai anak-anak dan secara tidak langsung akan membangkitkan motivasi dan
semangat anak-anak untuk terus belajar dan membuat suatu karya yang lebih baik
lagi. Untuk itu, penting rasanya penghargaan bagi anak, terutama yang memiliki
prestasi di bidang atau keahlian khusus.Dalam konteks ini, penghargaan tidak
harus berwujud materi, tetapi dapat berupa pujian, sanjungan, atau bahkan mimik
wajah yang menunjukkan kegembiraan saat melihat hasil karya anak. Perlu
dipahami bahwa sejatinya tidak ada anak yang tidak pintar didunia ini, yang ada
hanyalah berproses untuk belajar. Dari semula yang belum bisa menjadi bisa,
dari yang sederhana menjadi kompleks, dan dari yang dasar menjadi mahir. Semua
itu berkembang berdasarkan tingkatan usia dan karakteristik anak.
m. Bersahabat / Komunitas
Bersahabat atau
komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang bercerita, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain. Persahabatan dan komunitas sangat erat
kaitannya. Untuk dapat bersahabat dengan baik dibutuhkan komunikasi yang baik
pula. Seorang anak harus mulai dibiasakan bersahabat dan berkomunikasi kepada
anak-anak yang lain. Dalam tujuan melatih anak bersahabat dan berkomunikasi
ialah dengan cara mengadakan kegiatan bermain secara berkelompok. Melalui
kegiatan ini anak akan saling mengenal dan saling berkomunikasi satu dengan
yang lainnya. Kegiatan semacam inilah yang nantinya akan mengakrabkan anak
sehingga di antara mereka akan tercipta suasana saling melindungi, menyayangi,
dan mengasihi.
n. Cinta Damai
Cinta damai adalah
sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya. Cinta damai merupakan sikap yang patut untuk
dilestarikan kepada anak-anak kita. Sikap ini seharusnya sudah harus dipupuk
sejak usia dini baik oleh orang tua dirumah ataupun oleh pendidik di sekolah
melalui keteladanan. Sikap cinta damai dini dengan selalu melatih anak untuk
mengucapkan maaf bila melakukan kesalahan, memohon izin bila akan melakukan
sesuatu, dan meminta tolong bila membutuhkan bantuan orang lain. Ketiga hal ini
penting untuk menanamkan cinta damai kepada anak.
o. Gemar Membaca
Gemar membaca ialah
kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya. Masa usia dini adalah masa yang tepat untuk menanamkan
kebiasaan membaca. Dalam pendidikan anak usia dini, budaya membaca anak-anak
ini dapat difasilitasi dengan cara menyediakan ruang membaca yang menyenangkan
dan menyediakan buku-buku bacaan sesuai dengan tingkat dan karakteristik
perkembangan anak. Jika anak sudah terbiasa membaca sejak kecil, ketika dewasa
anak menjadi terbiasa membaca sehingga akan menambah dan meluaskan cakrawala
keilmuan. Akhirnya, akan membawa dampak kemajuan bagi bangsa dan negara kita
tercinta ini.
- Peduli Sosial
Peduli, yaitu sikap
dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan. Anak harus mulai dibiasakan bersikap sosial yang mencerminkan
kepedulian terhadap orang lain. Hal ini sangat penting bagi anak, sebab anak
merupakan makhluk sosial yang secara langsung maupun tidak langsung akan saling
membutuhkan bantuan orang lain. Manakala anak tidak mempunyai kepedulian sosial
kepada orang lain, ia pun tidak akan dipedulikan oleh orang lain.
Untuk itu, sikap
peduli sosial harus menjadi bagian terpenting dalam upaya menanamkan pendidikan
karakter bagi anak. Cara penanaman pendidikan karakter ini dapat dilakukan
dengan mengajak anak-anak ke tempat panti asuhan guna melihat keadaan anak-anak
panti, sekaligus berbagi terhadap mereka. Pengalaman secara langsung seperti
ini akan jauh lebih efektif dibandingkan hanya sekedar dijelaskan di depan
kelas. Dalam konteks ini, anak akan merasakan langsung tentang keadaan yang
dialami oleh anak-anak panti. Hal ini akan mendorongkan anak untuk peduli
sosial dan menghargai satu sama lain. Sikap seperti inilah yang merupakan
cerminan dari sikap peduli sosial.
- Tanggung Jawab
Tanggung jawab,
yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial, dan budaya), negara dan Allah Yang Maha Esa. Untuk dapat
memiliki sikap tanggung jawab tidak hanya diperoleh begitu saja, dibutuhkan
usaha dan belajar secara giat dan berkesinambungan. Waktu yang sangat tepat
untuk menanamkan tanggung jawab kepada seseorang ialah dimulai sejak dini.
Sebab, pada masa ini dia lebih cepat memahami apa yang disampaikan kepada nya.
1. Karakteristi pertumbuhan anak
Setiap orang
termasuk anak usia dini pasti memiliki daur atau siklus pertumbuhan fisik.
Pertumbuhan tersebut terjadi secara bertahap atau dalam proses, atau dengan
kata lain seperti naik turunnya gelombang, adakala cepat adakala lambat. Secara
umum, pertumbuhan fisik anak akan berlangsung secara teratur dan dapat
diramalkan sebelumnya. Meskipun waktu pertumbuhan ini bagi masing-masing anak
tidak sama. Misalnya, seorang anak berusia satu tahun biasanya sudah dapat
berjalan.
Proses pertumbuhan
seseorang terjadi semenjak anak dalam kandungan hingga ia lahir dan beranjak
dewasa. Ketika pada tahapan dalam kandungan dan pada anak usia dini, merupakan
masa yang memiliki tingkat pertumbuhan jasmani yang luar biasa. Fisik seorang
anak mudah sekali mengalami perubahan-perubahan yang sangat signifikan. Tentu
saja pertumbuhan tersebut sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang diberikan
kepadanya.
2. Pertumbuhan sebelum lahir
Terkait pertumbuhan
anak sebelum lahir ini sebenarnya jelas telah ditegaskan di dalam Al-quran
Surah Al-mu’minun {23} : 12-14, yang artinya:
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka maha suci Allah, pencipta yang paling baik”.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Pendidikan karakter
mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak
merasakan nilai-nilai yang baik, mau dan mampu melakukannya. Pembentukan
karakter pribadi anak (character building) sebaiknya dimulai dalam keluarga
karena interaksi pertama anak terjadi dalam lingkungan keluarga.Tujuan utama
pendidikan adalah menghasilkan kepribadian manusia yang matang secara
intelektual, emosional, dan spiritual. Sekolah sebagai lembaga memiliki
tanggung jawab moral untuk mendidik anak menjadi pintar dan cerdas sesuai
dengan harapan orang tua dan masyarakat. Selain itu pendidikan karakter juga
memiliki tujuan untuk menanamkan nilai nilai kebajikan, membangun kepercayaan
pengenalan dan menggambarkan contoh yang bisa ditiru. Pada intinya, pendidikan
karakter memiliki tujuan untuk menanamkan nilai kebajikan dan membentuk mausia
secara menyeluruh dan mengembangkan potensi yang dimiliki, tidak hanya
kepintaran dalam berpikir namun juga respek terhadap lingkungan serta melatih
potensi diri anak agar bisa berkembang semakin positif.
Peran guru sangat strategis
dalam pembentukan pribadi anak karena tugas guru tidak hanya mengajar tetapi
juga mendidik. Tugas guru sebagai pendidik adalah membantu anak mendapatkan
pengetahuan yang bermanfaat bagi anak dan masyarakat juga memiliki karakter dan
kepribadian yang baik yang sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu mengembangkan
potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia(Undang-Undang
Sisdiknas tahun 2003).
B. Saran
Dengan telah tersusunya makalah ini, pembaca disarankan
apabila ingin melakukan pengkajian terhadap pembentukan karakter anak untuk
menjadikan makalah ini sebagai referensi. Dalam
penyusunan makalah penulis sadar bahwa banyak kesalahan, Oleh karena itu, agar
membangun dan menyempurnakan makalah tersebut di perlukan kritik atau saran
dari para pembaca dan mudah mudahan dengan cara ini penulis bisa membuatnya
lebih baik lagi.