Powered By Blogger

Kamis, 22 Desember 2022

Membentuk Karakter Anak dalam Islam

 BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pentingnya Karakter Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak merasakan nilai-nilai yang baik, mau dan mampu melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character building) sebaiknya dimulai dalam keluarga karena interaksi pertama anak terjadi dalam lingkungan keluarga. Pendidikan karakter sebaiknya di terapkan sejak anak usia dini. karena pada usia dini  sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada matang dalam mengolah emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak usia dini dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan, baik secara akademis maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan sekolah adalah salah satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter, karena kontribusi dan peran guru disini sangat dominan.

Tujuan utama pendidikan adalah menghasilkan kepribadian manusia yang matang secara intelektual, emosional, dan spiritual. Sekolah sebagai lembaga memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik anak menjadi pintar dan cerdas sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakat. Peran guru sangat strategis dalam pembentukan pribadi anak karena tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Tugas guru sebagai pendidik adalah membantu anak mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi anak dan masyarakat juga memiliki karakter dan kepribadian yang baik yang sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia(Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003). Jika pendidikan karakter tidak diberikan kepada anak, jelas akan terlihat suatu perbedaan antara anak yang diberikan karakter dengan baik dan tidak sama sekali.

Kegagalan penanaman dalam karakter pada seorang anak sejak usia dini akan memicu terbentuknya pribadi yang bermasalah dimasa dewasa kelak selainh itu menanamkan nilai moral pada generasi muda adalah usaha yang strategis. Karena  melalui karakter pendidika sedini mungkin kepada anak merupakan kunci utama membangun bangsa usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang tentang usia 0 – 6 Tahun, adalah masa emas setiap anak dimana anak mampu menyerap informasi dengan baik sebanyak 80%. Penanaman moral melalui pendidikan karakter anak  sedini mungkin anak adalah kunci utama membangun bangsa.

Para pakar tumbuh-kembang anak di seluruh dunia mengakui bahwa masa usia dini merupakan masa emas (the golden age) dan peletak dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Secara yuridis, dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan:

 ”Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani danrohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut” (Pasal 1 butir 14).

Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini Misi utama risalah Nabi Muhammad SAW dalam ajaran Islam adalah penyempurnaan akhlak mulia. Ditegaskan dalam sebuah hadis:

“ innama bu’istu liutammima shalihal akhlâq”

 Dia dihadirkan ke muka bumi oleh Allah SWT sebagai pendidik umat manusia agar berkarakter mulia dan fasilitator agung penebar rahmat untuk alam semesta. Allah mendeklarasikan Nabi Muhammad SAW sebagai makhluk yang paling tinggi akhlaknya.

 

B.     Pembelajaran pendidikan karakter anak usia dini

Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk membentuk manusia utuh atau holistik yang berkarakter yakni dengan mengembangkan aspek fisik, sosial, emosi, spiritual, kreativitas dan juga intelektual yang nantinya diharapkan bisa membentuk manusia lifelong learners  (pembelajar sejati). Menurut Nel Noddings, selain peran sekolah dalam pendidikan karakter anak, pendidikan karakter memiliki tujuan untuk menanamkan nilai nilai kebajikan, membangun kepercayaan pengenalan dan menggambarkan contoh yang bisa ditiru. Pada intinya, pendidikan karakter memiliki tujuan untuk menanamkan nilai kebajikan dan membentuk mausia secara menyeluruh dan mengembangkan potensi yang dimiliki tidak hanya kepintaran dalam berpikir namun juga respek terhadap lingkungan serta melatih potensi diri anak agar bisa berkembang semakin positif. Sedangkan metode dalam pendidikan karakter yang paling penting terdapat beberapa jenis yaitu:

 

1.      Mengajarkan

Memahami konseptual tetap diperlukan sebagai bekal konsep nilai yang dijadikan rujukan untuk mewujudkan karakter tertentu yang memerlukan peran lingkungan dalam pendidikan karakter. Mengajarkan karakter berarti memberikan pemahaman pada anak mengenai struktur nilai tertentu, maslahat dan juga keutamaan. Mengajarkan nilai ini mempunyai dua faedah utama yakni memberikan pengetahuan konseptual baru dan juga dijadikan pembanding atas pengetahuan yang sudah dimiliki anak. Untuk itu, proses mengajarkan bukanlah monolog akan tetapi melibatkan peran serta dari anak.

2.      Keteladanan

Seorang anak nantinya akan lebih banyak belajar dari apa yang dilihat dan keteladanan ada pada posisi penting dimana seorang guru harus lebih dulu memiliki karakter yang akan diajarkan. Seorang anak atau peserta didik akan melihat dan meniru yang dilakukan oleh guru dibandingkan dengan apa yang dilaksanakan oleh guru. Keteladanan ini tidak hanya bersumber dari guru namun juga dari semua manusia yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut, orang tua, kerabat dan semua orang yang berhubungan dengan peserta didik tersebut. Dalam kondisi ini, seorang anak akan membutuhkan lingkungan pendidikan yang utuh agar bisa saling mengajarkan karakter.

3.      Metode Diskusi

Metode diskusi dalam pengertian karakter menurut para ahli memiliki beberapa manfaat diantaranya untuk membuat sebuah masalah yang berhubungan dengan pendidikan karakter akan terlihat lebih menarik, membantu peserta didik agar terbiasa untuk mengutarakan pendapat, lebih mengenai dan mengalami sebuah masalah, menciptakan suasana yang lebih  rileks dan informal namun tetap terarah dan yang terakhir untuk menggali pendapat dari peserta didik yang pemalu, tidak banyak bicara atau bahkan sangat jarang bicara.

 

C.    Implementasi Nilai-nilai Karakter pada anak usia dini

Pendidikan karakter akan berlangsung dengan sia-sia, manakala nilai-nilainya tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diketahui bahwasanya pendidikan karakter lebih menekankan pada kebiasaan anak untuk melakukan hal-hal yang positif. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang kemudian akan menjadi suatu karakter yang membekas dan tertanam dalam jiwa sang anak.

Dalam mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini diperlukan berbagai upaya yang dapat mendorong anak untuk melakukan berbagai aktivitas yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan karakter. Dalam konteks ini ada delapan belas nilai pendidikan karakter yang harus ditanamkan kepada anak melalui berbagai kegiatan, baik yang bersifat individual maupun berkelompok.

Berikut ini adalah beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Pengimplementasikan ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana bagaimana menanamkan pendidikan karakter pada anak usia dini, khususnya pada saat berlangsungnya proses pembelanjaran. Implementasikan nilai-nilai pendidikan karakter anak usia usia dini sebagai berikut :

a.       Religius

Religius ialah sikap dan perilaku yang paruh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.Sikap religius ini dapat ditanamkan kepada anak usia dini dengan memberikan berbagai kegiatan keagamaan untuk anak. Misalnya, mengajarkan anak melaksanakan shalat secara bersama-sama, melatih anak berdoa sebelum makan, dan menanamkan sikap saling menghormati terhadap teman sebaya yang memiliki agama berbeda. Selain itu, mengenalkan religiusitas kepada anak juga dapat dilakukan dengan melakukan berbagai kunjungan ke tempat-tempat ibadah,

supaya anak dapat mengenal tempat agamanya masing-masing. Bila serangkaian kegiatan diatas dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan, niscaya nilai-nlai religiusitas akan tertanam pada diri anak dan nantinya akan menjadi karakter dalam kehidupannya.

b.      Jujur

Jujur merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Jujur bagi anak-anak merupakan hal yang abstrak. Oleh karenanya, sikap jujur ini hanya dapat dikenalkan dan ditanamkan kepada anak-anak melalui perbuatan yang nyata. Dalam konteks ini, ketika orang tua maupun pendidik berkata atau berjanji sesuatu harus ditepati. Jangan sekali-kali apa yang diucapkan tidak dilaksanakan sehingga membuat anak menjadi tidak percaya pada apa yang kita ucapkan.

Cara yang paling efektif menanamkan perilaku jujur yaitu dengan memberikan keteladanan secara langsung kepada anak. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu berkata dan berbuat jujur kepada anak, bahkan bila berjanji juga harus ditepati. Cara-cara demikianlah yang dapat membuat anak mengenal dan memahami kejujuran. Oleh karenanya, dalam keadaan bagaimanapun kita, berkatalah jujur kepada anak-anak.

c.       Toleransi

Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda sari dirinya. Saling menghargai adalah cerminan dari sikap toleransi. Sikap ini dapat ditanamkan kepada anak sejak dini.Cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan melatih anak untuk saling mengasihi dan menyayangi kepada sesama tanpa mengenal perbedaan anak. Selain itu, toleransi dapat pula dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak untuk melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing serta diajarkan pula tentang pentingnya kebersamaan, seperti bermain bersama, dan belajar bersama. Kebersamaan ini nantinya akan mendorong sikap toleransi dan saling menghargai satu sama lain.

d.      Disiplin

Disiplin ialah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan dapat dilakukan dan diajarkan kepada anak di sekolah maupun di rumah dengan cara membuat peraturan atau tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap anak. Peraturan dibuat secara fleksibel, tetapi tegas. Dengan kata lain, peraturan menyesuaikan dengan kondisi perkembangan anak, serta dilaksanakan dengan penuh ketegasan. Apabila ada anak yang melanggar, maka harus menerima kosekuensi yang telah disepakati. Oleh karena itu, supaya perjalanan dapat berjalan dengan baik, sebaiknya orang tua maupun pendidik menunjukkan terlebih dahulu kepada anak bagaimana sikap disiplin, karena pola keteladanan adalah cara tepat untuk menumbuhkan karakter disiplin dalam hidupnya.

e.        Kerja Keras

Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Perilaku kerja keras sekarang ini sudah mulai hilang dari generasi muda. Kebanyakan dari mereka menginginkan sesuatu yang praktis dan tidak mau bersusah payah atau berusaha sendiri. Sikap seperti ini akan mendorong munculnya sifat ketergantungan pada orang lain bila tidak segera diatasi. Untuk itu, penting kiranya mengenalkan anak untuk bekerja keras sejak dini.

f.        Kreatif

Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Banyak cara untuk menjadikan anak kreatif, salah satunya yaitu memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk berekspresi sesuai dengan keinginannya. Namun, tetap harus dipantau dan dibimbing dengan baik. Melatih kreativitas anak dapat dilakukan melalui kegiatan alam maupun kegiatan buatan manusia. Kegiatan alam maksudnya, untuk mengembangkan kreativitas anak, media yang digunakan adalah dengan menggunakan bahan alam yang telah tersedia, seperti tanah liat, pasir, dan daun-daunan botol minuman, kardus dan kertas.

Dalam konteks ini nak diberikan  kebebasan membentukapapun yang ia inginkan dan biarkan ia mengeluarkan segenap kemampuannya. Apapun hasilnya, guru ataupun orangtua hendaknya memberikan apresiasi atau penghargaan, agar anak merasa senang dan lebih termotivasi dalam berkreativitas.

g.      Mandiri

Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Mandiri bagi anak sangat penting. Dengan mempunyai sifat mandiri, anak tidak akan mudah bergantung kepada orang lain. Banyak yang menyebutkan bahwa anak sulit mengalami kemandirian karena seringnya dimanja dan dilarang mengerjakan ini dan itu. Dalam upaya mengembangkan kemandirian anak ialah dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk melakukan sesuatu hal sendiri, dan jika ada yang kurang sesuai, orang tua dan pendidik mengarahkan dan membimbing dengan baik agar anak dapat melakukannya lebih baik lagi. Inilah yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua ataupun  pendidik dalam mengembangkan kemandirian pada anak.

h.       Demokratis

Yaitu cara berpikir, bersikap, dan bertindak tang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Sikap demokratis adalah bagaimana setiap anak belajar saling menghargai dan memberikan kesempatan yang sama kepada orang lain. Dalam hal ini anak diberikan kesempatan untuk berpendapat, meskipun pendapat atau perkataannya masih sulit untuk dimengerti dan dipahami. Setiap anak ada yang bertanya, didengarkan, dan dijawab dengan sebaik-baiknya, kalau bisa menyesuaikan dengan tingkat perkembangannya.

i.        Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Salah satu karakter anak usia dini adalah memiliki sifat rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Anak-anak seperti ini biasanya akan selalu bertanya tanpa henti. Setiap melihat sesuatu yang menarik dan unik baginya, ia akan bertanya dan terus bertanya. Bahkan tidak jarang orang tua atau pendidik yang merasa kesal dan malas-malasan untuk melayani berbagai pertanyaan dari seorang anak.

Sesungguhnya anak yang banya bertanya merupakan anak yang cerdas dan dengan bertanya seperti itu sebenarnya adalah bagian dari mengembangkan rasa ingin tahunya. Maka dari itu, apabila ada anak yang sering bertanya, layanilah dan jawablah pertanyaan tersebut dengan baik, walaupun terkadang pertanyaan tidak logis atau kurang masuk akal. Namun, itulah kemampuan bertanya anak-anak yang patut untuk dihargai dan dihormati. Bila hal ini bisa kita lakukan, tentu anak akan bertambah pengetahuannya dan semakin berkembang pesat rasa ingin tahu anak.

j.        Semangat Kebangsaan

Semangat kebangsaan merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya., sejak dini anak sudah harus dikenalkan dengan semangat kebangsaan. Hal ini dapat dilakukan dengan belajar yang rajin dan melaksanakan program-program pemerintah yang lain, seperti belajar untuk tidak korupsi dan belajar berlalu lintas dengan baik. Intinya ialah bagaimana dalam diri anak tertanam untuk selalu mementingkan kepentingan bersama, bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan.

k.       Cinta Tanah Air

Cinta tanah air merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Dalam hubungannya dengan pendidikan anak usia dini, pendidikan cinta tanah air dapat ditanamkan dengan cara mengenalkan kebudayaan-kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan daerah masing-masing. Disamping itu, perlu juga diberikan arahan untuk memelihara fasilitas umum dengan baik. Kemudian, tidak lupa dikenalkan dan diajarkan pula dengan lagu-lagu yang sifatnya nasionalis yang dapat membangkitkan semangatnya untuk cinta terhadap tanah air. Selanjutnya, kita dapat mengajarkan bentuk cinta tanah air dengan cara mencintai produk dalam negeri, menghemat energi, dan selalu ikhlas mengabdi untuk negeri sendiri. Kegiatan seperti ini bila terus-menerus, nantinya anak akan mempunyai rasa untuk mencintai tanah airnya.

l.         Menghargai Prestasi

Menghargai prestasi yaitu sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Dengan memberikan penghargaan terhadap hasil karya anak, tentu akan lebih disukai anak-anak dan secara tidak langsung akan membangkitkan motivasi dan semangat anak-anak untuk terus belajar dan membuat suatu karya yang lebih baik lagi. Untuk itu, penting rasanya penghargaan bagi anak, terutama yang memiliki prestasi di bidang atau keahlian khusus.Dalam konteks ini, penghargaan tidak harus berwujud materi, tetapi dapat berupa pujian, sanjungan, atau bahkan mimik wajah yang menunjukkan kegembiraan saat melihat hasil karya anak. Perlu dipahami bahwa sejatinya tidak ada anak yang tidak pintar didunia ini, yang ada hanyalah berproses untuk belajar. Dari semula yang belum bisa menjadi bisa, dari yang sederhana menjadi kompleks, dan dari yang dasar menjadi mahir. Semua itu berkembang berdasarkan tingkatan usia dan karakteristik anak.

m.    Bersahabat / Komunitas

Bersahabat atau komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang bercerita, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Persahabatan dan komunitas sangat erat kaitannya. Untuk dapat bersahabat dengan baik dibutuhkan komunikasi yang baik pula. Seorang anak harus mulai dibiasakan bersahabat dan berkomunikasi kepada anak-anak yang lain. Dalam tujuan melatih anak bersahabat dan berkomunikasi ialah dengan cara mengadakan kegiatan bermain secara berkelompok. Melalui kegiatan ini anak akan saling mengenal dan saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Kegiatan semacam inilah yang nantinya akan mengakrabkan anak sehingga di antara mereka akan tercipta suasana saling melindungi, menyayangi, dan mengasihi.

n.      Cinta Damai

Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Cinta damai merupakan sikap yang patut untuk dilestarikan kepada anak-anak kita. Sikap ini seharusnya sudah harus dipupuk sejak usia dini baik oleh orang tua dirumah ataupun oleh pendidik di sekolah melalui keteladanan. Sikap cinta damai dini dengan selalu melatih anak untuk mengucapkan maaf bila melakukan kesalahan, memohon izin bila akan melakukan sesuatu, dan meminta tolong bila membutuhkan bantuan orang lain. Ketiga hal ini penting untuk menanamkan cinta damai kepada anak.

o.       Gemar Membaca

Gemar membaca ialah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Masa usia dini adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan membaca. Dalam pendidikan anak usia dini, budaya membaca anak-anak ini dapat difasilitasi dengan cara menyediakan ruang membaca yang menyenangkan dan menyediakan buku-buku bacaan sesuai dengan tingkat dan karakteristik perkembangan anak. Jika anak sudah terbiasa membaca sejak kecil, ketika dewasa anak menjadi terbiasa membaca sehingga akan menambah dan meluaskan cakrawala keilmuan. Akhirnya, akan membawa dampak kemajuan bagi bangsa dan negara kita tercinta ini.

  1. Peduli Sosial

Peduli, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Anak harus mulai dibiasakan bersikap sosial yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain. Hal ini sangat penting bagi anak, sebab anak merupakan makhluk sosial yang secara langsung maupun tidak langsung akan saling membutuhkan bantuan orang lain. Manakala anak tidak mempunyai kepedulian sosial kepada orang lain, ia pun tidak akan dipedulikan oleh orang lain.

Untuk itu, sikap peduli sosial harus menjadi bagian terpenting dalam upaya menanamkan pendidikan karakter bagi anak. Cara penanaman pendidikan karakter ini dapat dilakukan dengan mengajak anak-anak ke tempat panti asuhan guna melihat keadaan anak-anak panti, sekaligus berbagi terhadap mereka. Pengalaman secara langsung seperti ini akan jauh lebih efektif dibandingkan hanya sekedar dijelaskan di depan kelas. Dalam konteks ini, anak akan merasakan langsung tentang keadaan yang dialami oleh anak-anak panti. Hal ini akan mendorongkan anak untuk peduli sosial dan menghargai satu sama lain. Sikap seperti inilah yang merupakan cerminan dari sikap peduli sosial.

  1. Tanggung Jawab

Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Allah Yang Maha Esa.  Untuk dapat memiliki sikap tanggung jawab tidak hanya diperoleh begitu saja, dibutuhkan usaha dan belajar secara giat dan berkesinambungan. Waktu yang sangat tepat untuk menanamkan tanggung jawab kepada seseorang ialah dimulai sejak dini. Sebab, pada masa ini dia lebih cepat memahami apa yang disampaikan kepada nya.
1. Karakteristi pertumbuhan anak

Setiap orang termasuk anak usia dini pasti memiliki daur atau siklus pertumbuhan fisik. Pertumbuhan tersebut terjadi secara bertahap atau dalam proses, atau dengan kata lain seperti naik turunnya gelombang, adakala cepat adakala lambat. Secara umum, pertumbuhan fisik anak akan berlangsung secara teratur dan dapat diramalkan sebelumnya. Meskipun waktu pertumbuhan ini bagi masing-masing anak tidak sama. Misalnya, seorang anak berusia satu tahun biasanya sudah dapat berjalan.

Proses pertumbuhan seseorang terjadi semenjak anak dalam kandungan hingga ia lahir dan beranjak dewasa. Ketika pada tahapan dalam kandungan dan pada anak usia dini, merupakan masa yang memiliki tingkat pertumbuhan jasmani yang luar biasa. Fisik seorang anak mudah sekali mengalami perubahan-perubahan yang sangat signifikan. Tentu saja pertumbuhan tersebut sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang diberikan kepadanya.

 

 

 

 


2. Pertumbuhan sebelum lahir

Terkait pertumbuhan anak sebelum lahir ini sebenarnya jelas telah ditegaskan di dalam Al-quran Surah Al-mu’minun {23} : 12-14, yang artinya:

 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha suci Allah, pencipta yang paling baik”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

A.            Simpulan

 Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak merasakan nilai-nilai yang baik, mau dan mampu melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character building) sebaiknya dimulai dalam keluarga karena interaksi pertama anak terjadi dalam lingkungan keluarga.Tujuan utama pendidikan adalah menghasilkan kepribadian manusia yang matang secara intelektual, emosional, dan spiritual. Sekolah sebagai lembaga memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik anak menjadi pintar dan cerdas sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakat. Selain itu pendidikan karakter juga memiliki tujuan untuk menanamkan nilai nilai kebajikan, membangun kepercayaan pengenalan dan menggambarkan contoh yang bisa ditiru. Pada intinya, pendidikan karakter memiliki tujuan untuk menanamkan nilai kebajikan dan membentuk mausia secara menyeluruh dan mengembangkan potensi yang dimiliki, tidak hanya kepintaran dalam berpikir namun juga respek terhadap lingkungan serta melatih potensi diri anak agar bisa berkembang semakin positif.

 Peran guru sangat strategis dalam pembentukan pribadi anak karena tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Tugas guru sebagai pendidik adalah membantu anak mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi anak dan masyarakat juga memiliki karakter dan kepribadian yang baik yang sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia(Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003).

B.       Saran

Dengan telah tersusunya makalah ini, pembaca disarankan apabila ingin melakukan pengkajian terhadap pembentukan karakter anak untuk menjadikan makalah ini sebagai referensi. Dalam penyusunan makalah penulis sadar bahwa banyak kesalahan, Oleh karena itu, agar membangun dan menyempurnakan makalah tersebut di perlukan kritik atau saran dari para pembaca dan mudah mudahan dengan cara ini penulis bisa membuatnya lebih baik lagi.