A. Merancang Media
1.
Penyusunan Rancangan Media
Guru perlu
menyusun rancangan media sebelum memproduksi dan mengembangkan. Hal ini
dilakukan agar media yang diproduksi dan digunakan benar-benar sesuai denga
karakteristik siswa.
Pembuatan program
media pembelajaran diharapkan dapat dilakukan dengan persiapan dan perencanaan
yang teliti. Persiapan dan perencanaan tersebut disusun secara sistematis dan
dikembangkan sedemikian rupa, sehingga media pembelajaran menjadi lebih
efektif. Adapun pengembangan program media pembelajaran menurut Arief S Sadiman
(2005:100) sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik
siswa.
2. Merumuskan tujuan instruksional (instructional
objective) dengan operasional dan khas.
3. Merumuskan butir-butir materi secara
terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.
4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
5. Menulis naskah media.
6. Mengadakan tes dan revisi.
a. Analisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Dalam
proses belajar mengajar yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan
antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang.
Sebagai perancang program media kita harus dapat mengetahui pengetahuan atau keterampilan
awal siswa. Yang dimaksud dengan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelum ia
mengikuti kegiatan pemebelajaran. Suatu program media akan dianggap terlalu
mudah bagi siswa bila siswa tersebut telah memiliki sebagian besar pengetahuan
atau keterampilan yang disajikan oleh program media itu. Sebaliknya, program
akan dipandang terlalu sulit bagi siswa bila siswa belum memiliki pengetahuan
atau keterampilan prasyarat yang dilakukan oleh siswa sebelum menggunakan
program media itu. Pengtahuan prasyarat adalah pengetahuan/keterampilan yang
harus telah dimiliki siswa sebelum menggunakan media itu.
Program
yang terlalu mudah akan membosankan siswa. Hal tersebut sedikit sekali
manfaatnya karena siwa tidak memperoleh tambahan kemampuan atau keterampilan.
Sebaliknya, program media dianggap terlalu sulit akan menimbulkan frustasi
siswa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiki oleh siswa tidak dapat
diserap dengan baikkareana merek belum memiliki bekal keterampilan intelektual
yang cukup untuk menerima pengetahuan atau keterampilan baru itu.
b. Merumuskan tujuan instruksional
(instructional objective) dengan operasional dan khas.
Tujuan
dapat memberi arah tindakan yang kita lakukan. Tujuan ini juga dapat dijadikan
acuan ketika kita mengukur apakah tindakan kita betul atau salah, ataukah kita
berhasil atau gagal.
Untuk dapat merumuskan tujuan
pemebelajaran dengan baik ada beberapa ketentuan yahg harus diingat.
1)
Tujuan
pembelajaran harus berorientasi kepada siswa bukan berorientasi pada guru.
2)
Tujuan
harus dinyatakan dengan kata kerja operasional. Artinya, kata kerja itu
menunjukkan perbuatan yang dapat diamati atau yang dihasilnya dapat diukur.
Rumusan tujuan instruksional yang
lengkap mempunyai empat unsur yaitu:
Ø A = Audience (dalam sebuah tujuan
instruksional harus jelas siapa sasaran didik kita)
Ø B = Behavior (sebuah tujuan harus menyatakan dengan jelas
perilaku apa yang diharapkan dapat dilakukan siswa pada akhir kegiatan
pembelajaran.
Ø C = Condition (tujuan harus secara jelas
menyebut dalamkondisi yang bagaimana siswa diharapkan dapat mendemonstrasikan
kemampuannya atau keterampilannya)
Ø D = Degree
(tujuan harus secara jelas menyebutkan tingkat keberhasilan yang
diharapkan dapat dicapai siswa)
c.
Merumuskan
butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.
Untuk
dapat mengembangkan bahan instruksional yang mendukung tercapainya tujuan itu,
tujuan yang dirumuskan tadi harus dianalisis lebih lanjut. Seperti halnya pada
waktu kita merumuskan tujuan khusus kita bertanya kemampuan apa yang harus
dimiliki siswa sebelum ia memiliki kemampuan yang dituntut oleh tujuan umum. Demikian
pulalah yang harus kita lakukan dalam mengembangkan bahan dipelajari siswa.
d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.
Dalam
setiap kegiatan pembelajaran, diperluakan suatu kajian apakah tujuan dapat
dicapai atau tidak pada akhir kegiatan pembelajaran itu. Untuk keperluan
tersebut kita perlu mempunyai alat
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siwa
Alat
pengukur keberhasilan siswa ini perlu dirancang dengan seksama, sebelum naskah
ditulis atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Alat ini berupa
tes, penugasan, ataupun daftar cek perilaku. Alat pengukur keberhasilan harus
dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan pokok-pokok materi
pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa. Hal yang harus diukur atau
dievaluasi adalah kemampuan, keterampilan, atau sikap siswa yang dinyatakan
dalam yang diharapkan dapat dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pemebelajaran
itu.
2.
Menulis naskah media.
Setelah penyusunan
rancansgan selesai dilakukan maka guru dituntut bias menulis naskah yang akan
dijadikan media pembelajaran.
a. Pengertian
Maksud naskah di
sini yaitu sebagai penuntun dalam mengambil gambar dan merekam suara. Naskah
ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi
dan suara yang harus direkam.
Pada umumnya
naskah dibagi menjadi dua kolom. Pada naskah media audio (radio dan kaset),
kolom sebelah kiri merupakan seperempat bagian halaman dan pada kolom ini
dituliskan nama pelaku, dan jenis suara yang harus direkam. Kolam sebelah kanan
berisi narasi atau percakapan yang harus dibaca para pelaku, nama lagu, dan
suara-suara yang harus direkam.
Pada naskah film
bingkai, film, video/TV, lembaran naskah itu dibagi menjadi dua sama lebar.
Kolom sebelah kira dicantumkan urutan gambar yang harus diambil kamera serta
penjelasan tentang sudut pengambilan gambar tersebut. Pada kolom sebelah kiri
itu dapat dibaca apakah gambar harus dimbil dalam close up, medium shot, long
shot, dan sebagainya. Kalau gambar harus diambil dari kiri bergerak ke kana
atau dari bawah ke atas, atau dari jauh mendekat, dan sebaliknya. Hal-hal
seperti itu dijelaskan juga di kolom sebelah kiri. Di kolom sebelah kanan
dituliskan narasi atau percakapan yang harus diabaca para pelaku serta music
dan suara-suara yang harus direkam.
b. Treatment
Adalah uraian
berbentuk esay yang menggambarkan alur penyajian suatu program media
pembelajaran. Dengan membaca treatment ini kita akan dapat mempunyai gambaran
tentang urutan visual yang akan nampak pada media serta narasi atau percakan
yang akan menyertai gambar itu. Bila music
dan efek suara akan digunakan hal tersebut akan tergambar juga dalam
treatment ini.
c. Penulisan naskah audio
Media
audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk
menyampaikan informasi dan pesan. Program audio dapat menarik karena program
ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengaran. Karena itu, suatu program
audio akan sangat efektif bila menggunakan bunyi dan suara kita dapat
merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya, sehingga ia dapat
memvisualisasikan pesan-pesan yang ingain kita sampaikan. Media audio
meliputi radio, kaset audio, dan
laboratorium bahasa.
Berikut
beberapa petunjuk yang perlu kita ikuti bila kita menulis naskah program media
audio.
1) Bahasa
Bahasa
yang digunakan media audio adalah bahasa percakapan, bukan bahasa tulis,
kalimat-kalimat yang digunakan sedapat mungkin kalimat tunggal.
2) Music dalam progam audio
Fungsi
music yang utama dalam hal ini adalah menciptakan suasana. Karena itu, music
perlu dipilih dengan hati-hati. Berikut ini berbagai jenis music yang digunakan
dalam program audio.
§ Music tema
Adalah
music yang menggambarkan watak dan situasi suatu program.
§ Music transisi
Digunakan
sebagi penghubung dua adegan, music transisi ini harus sesuai dengan Susana
rata-rata dari program media.
§ Music jembatan (bridge)
Merupakan
bentuk khusus dari music transisi, yaitu berfungsi menjembatani dua buah
adegan.
§ Music latar belakang
Digunakan
untuk mengiringi pembacaan teks atau percakapan.
§ Musik smash
Adalah
music yang digunakan untuk membuat kejutan atau tekanan.
§ Keterbatasan daya konsentrasi
Berdasarkan
penelitian yang pernah diadakan, daya konsentrasi orang dewasa untuk
mendengarkan berkisar antara 25 s.d 45 menit. Karena itu, tidaklah bijaksana
untuk membuat program media audio terlalu panjang. Satu program audio yang
panjangnnya 15 menit mungkin cukup disajikan tiga konsep saja.
3) Beberapa istilah yang sering digunakan
dalam naskah
Istilah-istilah
yang biasa digunakan dalam penulisan naskah audio diuraikan di bawah ini.
ANNAOUNCER
(ANN)
-
Penyiar
yang bertugas memberitahu bahwa sesuatu acara atau sesuatu program akan
disampaikan.
NARRATOR
(NAR)
-
Hampir
sama dengan penyiar, bedanya apa yang dibaca narrator ini sudah memasuki materi
program. Narrator sering kali ditugaskan menghubungkan adegan satu dengan adegan lainnya dalam suatu
program.
MUSIK
-
Menunjukkan
kepada sutradara bahwa di baris itu harus diselipkan music.
SOUND
EFFECT (FX)
-
Suara-suara
yang akan di masukkkan le dalam program untuk mendukung terciptanya suasana
atau situasi tertentu. FX juga digunakan untuk menunjukkan setting.
FADE
IN
-
Petunjuk
bagi sutradara dan pemain/pelaku bahwa harus diciptakan situasi seolah-orang
datang mendekat.
PADE
OUT
-
Kebalikan
dari fade in. harus diciptakan situasi seolah-olah ada orang yang pergi
menjauh.
OFF
MAKE
-
Harus
diciptakan situasi seolah-olah orang berbicara dari jauh.
CROSS
FADE
-
Dua
bunyi yang berpapasan. Yang berpapasan dapat music dengan music, dapat juga
music dengan FX.
MUSIC-IN-UP-DOWN-OUT
-
Music
dimasukkan dengan lemah, suara diperkuat kemudian turun lagi, akhirnya hilang
dengan halus.
MUSIC-IN-UP-DOWN-UNDER
-
Setelah
music diperlemah ditahan terus untuk melatarbelakangi adegan
MUSIC
-
Background,
smash, tema, transisi
d. Penulisan naskah film bingkai
Berbeda
dengan program audio, pada film bingkai pesan dapat disampaikan melalui dua
saluran, yaitu audio dan visual. Karena itu, menulis naskah program film
bingkai tidak diperlukan narasi atau percakapan yang panjang-panjang seperti
dalam program audio. Informasi yanh sudah dapat diberikan oleh visual tidak
perlu diberikan lagi oleh narasinya.
Ada
dua macam naskah dalam media film bingkai, shooting script dan story board script.
Berikut ini beberapa petunjuk tambahan dalam penulisan naskah film bingkai:
1. Sedapat mungkin pesan yang disampaikan
dinyatakandalam bentuk visual
2. Bahasa yang digunakan dalam narasi adalah
bahasa lisan bukan bahasa tulisan.
3. Fungsi music dalam program film bingkai
agak berbeda dengan fungsi dalam program audio.
4. FX tidak begitu banyak digunakan dan
program film bingkai.
e. Penulisan naskah film dan video
Penulisan
naskah secara teoris merupakan komponen dari pengembangan media. Secara lebih
praktis, hal tersebut merupakan bagian dari dari serangkaian kegiatan produksi
media melalui tahap-tahap perencanaan dan desain, pengembangan serta evaluasi.
Seperti
halnya penulisan pada umumnya , penulisan naskah film maupun video juga dimulai
dengan identifikasi topic maupun gagasan. Dalam pengembangan instruksional,
topic maupun gagasan dirumuskan dalam tujuan khusus kegiatan instruksional atau
pembelajaran. Konsep gagasan, topic maupun tujuan yang khusus kemudian
dikembangkan menjadi naskah dan diproduksi menjadiprogram film atau video.
Dalam praktik, rangkaian kegiatan untuk mewujudkan gagasan menjadi praktik,
rangkaian kegiatan untuk mewujudkan gagasan menjadi program film atau video ini
secara bertahap dilakukan melalui pembuatan synopsis, treatment, storyboard, atau
perangakat gambar cerita skrip atau naskah program dan scenario atau naskah
produksi.
1. Synopsis
Dalam praktik,
synopsis diperluikan untuk memberikan gamabaran secara ringkas dan padat
tentang tema atau pokok materi yang akan digarap. Tujuan utamanya adalah
mempermudah pemesan menagkap konsepnya.
2. Treatment
Treatment
mencoba memberikan uaraian ringkas secara deskriptif (bukan tematis) tentang
bagaimana suatu episode cerita atau rangkaian peristiwa instruksional
(instructional events) nantinya akan digarap sebagai ilustrasi pembandingan.
3. Storyboard
Rangakaian
kejadian seperti dilukiskan dalam treatment tersebut kemudian dievaluasikan
dalam perangakat atau sketsa sederhana pada kartu berukuran lebih kurang 8
4. Skip atau naskah program
Dalam
pembuatan program film maupun video, skip atau naskah program merupakan daftar
rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi
penuturan menuju tujuan perilaku belajar yang ingin dicapai.
5. Skenario
Merupakan
tujuan operasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan programnya. Dalam
scenario inilah terlihat perbedaan antara film dan video karena video mempunyai
efek visual tertentu yang tidak dimiliki oleh media film.
B. Produksi Media
Produksi ini dilakukan berdasarkan
rancangan dan naskah yang telah disesuaikan dengan jenis dan karakteristik
media yang di pilih.
1. Produksi audio
a. Studio produksi
Program audio direkam di
dalam suatu studio produksi atau sering juga di sebut studio rekaman. Studio
ini terdiri dari dua ruangan, yaitu ruang
control dan studionya, yang keduanya di batasi dinding berjendela kaca
sehingga orang yang ada didalam ruangan itu dapat saling melihat.
Ruang control dilengkapi
alat rekaman biasanya terdiri dari alat rekaman audio, alat pemutar audio, alat
pemadu suara, dan tombol pengatur suara. Ruang studio adalah sebuah ruangan
yang kedap suara ruangan ini dilengkapi dengan berbagai mikrofon, tempat duduk
pemain, alat music, perlengkapan membuat FX, dan pengeras suara.
b. Pembagian tugas dalam produksi
1) Sutradara
Adalah pemimpin produksi.
Tanggung jawab baik buruknya hasil produksi ada pada sutradara ini.
Tugas sutradara adalah :
a) Mempelajari naskah dengan teliti
b) Menghayati dengan benar perwatakan
pemainnya
c) Membayangkan music dan sound effect
d) Mengatur perbanyakan naskah yang akan di
produksi
e) Memilih pemain
f) Membagikan naskah pada pemain
g) Memesan studio rekaman sesuai dengan
presedur
h) Dapat
bekerja sama dengan teknisi dengan baik
2) Kerabat kerja
Kerabat kerja yang di
perlukan hanya dua orang operator.seorang operator melayani pengaturan tombol
rekaman serta bertugas mengatur jalannya pita rekaman pada saat rekaman. Kedua
teknisi atau operator itu bekerja sesuai dengan petunjuk sutradara.
3) Pemain
Ialah orang yang ditunjuk
untuk membacakan naskah. Tugas pemain adalah mempelajari naskah dan
menghayatinya, latihan membaca naskah, mengikuti petunjuk sutradara dalam
membawakan perannya, dan harus datang tepat waktu.
4) Pelaksanaan produksi
1) Sutradara datang lebih awal dan mengecek
studio
2) Sutradara menyambut dengan ramah pemain
yang hadir
3) Setelah pemain lengkap sutradara segera
memimpin latihan
4) Tiap pemain membaca bagian masing-masing
5) Setelah selesai latihan pemain
dipersilahkan masuk ke studio
6) Sutradara memberi petunjuk yang digunakan
dalam memimpin produksi
7) Pemain dites suaranya di depan mikrofon
8) Semua pihak telah siap untuk melakukan
latihan basah
9) Setelah latihan berjalan baik rekaman
segera di laksanakan
2. Produksi film bingkai
a. Jenisnya
1) Produksi visual
Bagian visual yang
meliputi gambar-gambar grafis dan caption serta gambar-gambar yang dapat
diambil dari benda sesungguhnya atau modelnya produksi semuanya.
2) Produksi
audio
Yaitu narasi dan music
serta sound effect. Hal yang perlu diperhatikan ialah narasi dan music serta
FX-nya harus sesuai dengan visualisasinya.
b. Alat yang di perlukan
1) Kamera
2) Film yang digunakan
3) Tiang penyangga untuk mengkopi
4) Alat perekam audio
c. Kerabat kerja
1) Juru kamera
2) Seorang atau lebih grafik artis
3) Seorang atau dua orang operator
4) Pemain
d. Pelaksanaan produksi
1) Lensa kamera
2) Gambar grafis
3) Diafragma kamera
4) Diafragma harus di perbesar setelah stop
5) Pengambilan benda,orang atau peristiwa
yang penting
6) Sutradara dan kerabat kerja bekerja sama
dalam produksi film bingkai dengan baik
7) Setelah selesai film segera di bawa ke laboratorium
film untuk dikembangkan
e. Editing film bingkai
Setelah dikembangkan film tersebut perlu diedit.
Editing dilakukan dengan menggunakan meja editing. Meja editing adalah sebuah
meja yang bagian atasnya dibuat dari plastic buram. Bentuk meja itu seperti
lampu neon.
f.
Memberi
bingkai film
Film bingkai supaya mudah
diproyeksikan ke layar harus diberi bingkai. Bingkai ini ada yang dibuat dari
plastic ada pula yang dibuat dari karton.
g. Merekam narasi
Narasi, music, dan sound
effect pada program film bingkai harus sesuai dengan visualnya. Oleh karena
itu, dalam merekam bagian audio dari program film bingkai, urutan visul itu
harus disesuaikan.
C. Aplikasi media dalam pembelajaran
Aplikasi media adalah penerapan media
dengan mengoptimalkan fungsi dan karkteristiknya dalam proses pembelajaran.
Penerapan media dalam proses pembelajaran dimaksud agar belajar menjadi lebih
efektif, lebih efesien,lebih banyak,lebih luas,lebih cepat dan lebih bermakna
bagi orang yang belajar, khususnya
siswa.
1. Tahap-tahap Aplikasi
a) Analisis kebutuhan
Pada tahap awal ini
dilakukan identifikasi dan karakteristik awal anak yang akan dilayani
berdasarkan tahap usia dan tugas perkembangan.
b) Analisis pekerjaan/keterampilan
Pada tahap ini akan
dianalisis jenis kemampuan/keterampilan apa saja yang akan diberikan sepanjang
kegiatan pembelajaran berlangsung.
c) Menulis tujuan
Menuangkan hasil analisis
pada tahap kedua kedalam suatu rencana kegiatan (lesson plan)secara sistematik
dan sistematis sehingga mudah untuk diaplikasikan.
d) Desain pembelajaran
Kegiatan pada tahap ini
berupa penentuan strategi/pola kegiantan yang akan dilaksanakan, misalnya model
pembelajaran sentra dengan pengelolaan kelas bersifat moving class.
e) Pengembangan bahan
Berupa penentuan dan
pemilihan berbagai bahan dan sumber belajar disetiap sentra belajar yang akan
dikembangkan.
f) Pelaksanaan
Perlu diperhatikan adalah
bagaimana cara yang paling efektif dan efesien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
g) Evaluasi
Kegiatan evaluasi harus
beroriantasi pada tujuan yang akan dicapai, bersifat individual dan menggunakan
serangkaian alat/prosedur yang tepat, seperti penilaian hasil belajar melalui
portofolio.
1. Pola pemanfaatan
a.
Pemanfaatan
media dalam situasi kelas
b.
Pemanfaatan
media diluar situasi kelas
c.
Pemanfaatan
media psecara perorangan,kelompok atau missal
2. Strategi pemanfaatan
a. Persiapan sebelum menggunakan media
b. Kegiatan selama menggunakan mediaKegiatan
tindak lanjut