Powered By Blogger

Jumat, 23 Desember 2022

PENGEMBANGAN DAN APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

 A.    Merancang Media

1.      Penyusunan Rancangan Media

Guru perlu menyusun rancangan media sebelum memproduksi dan mengembangkan. Hal ini dilakukan agar media yang diproduksi dan digunakan benar-benar sesuai denga karakteristik siswa.

Pembuatan program media pembelajaran diharapkan dapat dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Persiapan dan perencanaan tersebut disusun secara sistematis dan dikembangkan sedemikian rupa, sehingga media pembelajaran menjadi lebih efektif. Adapun pengembangan program media pembelajaran menurut Arief S Sadiman (2005:100) sebagai berikut:

1.      Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.

2.      Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan operasional dan khas.

3.      Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.

4.      Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.

5.      Menulis naskah media.

6.      Mengadakan tes dan revisi.

 

a.       Analisis kebutuhan dan karakteristik siswa

Dalam proses belajar mengajar yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang. Sebagai perancang program media kita harus dapat mengetahui pengetahuan atau keterampilan awal siswa. Yang dimaksud dengan pengetahuan atau keterampilan  yang telah dimiliki siswa sebelum ia mengikuti kegiatan pemebelajaran. Suatu program media akan dianggap terlalu mudah bagi siswa bila siswa tersebut telah memiliki sebagian besar pengetahuan atau keterampilan yang disajikan oleh program media itu. Sebaliknya, program akan dipandang terlalu sulit bagi siswa bila siswa belum memiliki pengetahuan atau keterampilan prasyarat yang dilakukan oleh siswa sebelum menggunakan program media itu. Pengtahuan prasyarat adalah pengetahuan/keterampilan yang harus telah dimiliki siswa sebelum menggunakan media itu.

Program yang terlalu mudah akan membosankan siswa. Hal tersebut sedikit sekali manfaatnya karena siwa tidak memperoleh tambahan kemampuan atau keterampilan. Sebaliknya, program media dianggap terlalu sulit akan menimbulkan frustasi siswa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiki oleh siswa tidak dapat diserap dengan baikkareana merek belum memiliki bekal keterampilan intelektual yang cukup untuk menerima pengetahuan atau keterampilan baru itu.

 

b.      Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan operasional dan khas.

Tujuan dapat memberi arah tindakan yang kita lakukan. Tujuan ini juga dapat dijadikan acuan ketika kita mengukur apakah tindakan kita betul atau salah, ataukah kita berhasil atau gagal.

               Untuk dapat merumuskan tujuan pemebelajaran dengan baik ada beberapa ketentuan yahg harus diingat.

1)        Tujuan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa bukan berorientasi pada guru.

2)        Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja operasional. Artinya, kata kerja itu menunjukkan perbuatan yang dapat diamati atau yang dihasilnya dapat diukur.

Rumusan tujuan instruksional yang lengkap mempunyai empat unsur yaitu:

Ø  A = Audience (dalam sebuah tujuan instruksional harus jelas siapa sasaran didik kita)

Ø  B = Behavior  (sebuah tujuan harus menyatakan dengan jelas perilaku apa yang diharapkan dapat dilakukan siswa pada akhir kegiatan pembelajaran.

Ø  C = Condition (tujuan harus secara jelas menyebut dalamkondisi yang bagaimana siswa diharapkan dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya)

Ø  D = Degree  (tujuan harus secara jelas menyebutkan tingkat keberhasilan yang diharapkan dapat dicapai siswa)  

c.         Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan.

Untuk dapat mengembangkan bahan instruksional yang mendukung tercapainya tujuan itu, tujuan yang dirumuskan tadi harus dianalisis lebih lanjut. Seperti halnya pada waktu kita merumuskan tujuan khusus kita bertanya kemampuan apa yang harus dimiliki siswa sebelum ia memiliki kemampuan yang dituntut oleh tujuan umum. Demikian pulalah yang harus kita lakukan dalam mengembangkan bahan dipelajari siswa.

d.      Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.

Dalam setiap kegiatan pembelajaran, diperluakan suatu kajian apakah tujuan dapat dicapai atau tidak pada akhir kegiatan pembelajaran itu. Untuk keperluan tersebut kita perlu mempunyai alat  digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siwa

Alat pengukur keberhasilan siswa ini perlu dirancang dengan seksama, sebelum naskah ditulis atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Alat ini berupa tes, penugasan, ataupun daftar cek perilaku. Alat pengukur keberhasilan harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan pokok-pokok materi pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa. Hal yang harus diukur atau dievaluasi adalah kemampuan, keterampilan, atau sikap siswa yang dinyatakan dalam yang diharapkan dapat dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pemebelajaran itu.

 

2.      Menulis naskah media.

Setelah penyusunan rancansgan selesai dilakukan maka guru dituntut bias menulis naskah yang akan dijadikan media pembelajaran.

a.       Pengertian

Maksud naskah di sini yaitu sebagai penuntun dalam mengambil gambar dan merekam suara. Naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi dan suara yang harus direkam.

Pada umumnya naskah dibagi menjadi dua kolom. Pada naskah media audio (radio dan kaset), kolom sebelah kiri merupakan seperempat bagian halaman dan pada kolom ini dituliskan nama pelaku, dan jenis suara yang harus direkam. Kolam sebelah kanan berisi narasi atau percakapan yang harus dibaca para pelaku, nama lagu, dan suara-suara yang harus direkam.

Pada naskah film bingkai, film, video/TV, lembaran naskah itu dibagi menjadi dua sama lebar. Kolom sebelah kira dicantumkan urutan gambar yang harus diambil kamera serta penjelasan tentang sudut pengambilan gambar tersebut. Pada kolom sebelah kiri itu dapat dibaca apakah gambar harus dimbil dalam close up, medium shot, long shot, dan sebagainya. Kalau gambar harus diambil dari kiri bergerak ke kana atau dari bawah ke atas, atau dari jauh mendekat, dan sebaliknya. Hal-hal seperti itu dijelaskan juga di kolom sebelah kiri. Di kolom sebelah kanan dituliskan narasi atau percakapan yang harus diabaca para pelaku serta music dan suara-suara yang harus direkam.

b.      Treatment

Adalah uraian berbentuk esay yang menggambarkan alur penyajian suatu program media pembelajaran. Dengan membaca treatment ini kita akan dapat mempunyai gambaran tentang urutan visual yang akan nampak pada media serta narasi atau percakan yang akan menyertai gambar itu. Bila music  dan efek suara akan digunakan hal tersebut akan tergambar juga dalam treatment ini.

c.       Penulisan naskah audio

Media audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio dapat menarik karena program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengaran. Karena itu, suatu program audio akan sangat efektif bila menggunakan bunyi dan suara kita dapat merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya, sehingga ia dapat memvisualisasikan pesan-pesan yang ingain kita sampaikan. Media audio meliputi  radio, kaset audio, dan laboratorium bahasa.

Berikut beberapa petunjuk yang perlu kita ikuti bila kita menulis naskah program media audio.

1)   Bahasa

Bahasa yang digunakan media audio adalah bahasa percakapan, bukan bahasa tulis, kalimat-kalimat yang digunakan sedapat mungkin kalimat tunggal.

2)   Music dalam progam audio

Fungsi music yang utama dalam hal ini adalah menciptakan suasana. Karena itu, music perlu dipilih dengan hati-hati. Berikut ini berbagai jenis music yang digunakan dalam program audio.

§  Music tema

Adalah music yang menggambarkan watak dan situasi suatu program.

§  Music transisi

Digunakan sebagi penghubung dua adegan, music transisi ini harus sesuai dengan Susana rata-rata dari program media.

§  Music jembatan (bridge)

Merupakan bentuk khusus dari music transisi, yaitu berfungsi menjembatani dua buah adegan.

§  Music latar belakang

Digunakan untuk mengiringi pembacaan teks atau percakapan.

§  Musik smash

Adalah music yang digunakan untuk membuat kejutan atau tekanan.

§  Keterbatasan daya konsentrasi

Berdasarkan penelitian yang pernah diadakan, daya konsentrasi orang dewasa untuk mendengarkan berkisar antara 25 s.d 45 menit. Karena itu, tidaklah bijaksana untuk membuat program media audio terlalu panjang. Satu program audio yang panjangnnya 15 menit mungkin cukup disajikan tiga konsep saja.

3)   Beberapa istilah yang sering digunakan dalam naskah

Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam penulisan naskah audio diuraikan di bawah ini.

ANNAOUNCER (ANN)

-          Penyiar yang bertugas memberitahu bahwa sesuatu acara atau sesuatu program akan disampaikan.

NARRATOR (NAR)

-          Hampir sama dengan penyiar, bedanya apa yang dibaca narrator ini sudah memasuki materi program. Narrator sering kali ditugaskan menghubungkan  adegan satu dengan adegan lainnya dalam suatu program.

MUSIK

-          Menunjukkan kepada sutradara bahwa di baris itu harus diselipkan music.

SOUND EFFECT (FX)

-          Suara-suara yang akan di masukkkan le dalam program untuk mendukung terciptanya suasana atau situasi tertentu. FX juga digunakan untuk menunjukkan setting.

FADE IN

-          Petunjuk bagi sutradara dan pemain/pelaku bahwa harus diciptakan situasi seolah-orang datang mendekat.

PADE OUT

-          Kebalikan dari fade in. harus diciptakan situasi seolah-olah ada orang yang pergi menjauh.

OFF MAKE

-          Harus diciptakan situasi seolah-olah orang berbicara dari jauh.

CROSS FADE

-          Dua bunyi yang berpapasan. Yang berpapasan dapat music dengan music, dapat juga music dengan FX.

MUSIC-IN-UP-DOWN-OUT

-          Music dimasukkan dengan lemah, suara diperkuat kemudian turun lagi, akhirnya hilang dengan halus.

MUSIC-IN-UP-DOWN-UNDER

-          Setelah music diperlemah ditahan terus untuk melatarbelakangi adegan

MUSIC

-          Background, smash, tema, transisi

d.      Penulisan naskah film bingkai

Berbeda dengan program audio, pada film bingkai pesan dapat disampaikan melalui dua saluran, yaitu audio dan visual. Karena itu, menulis naskah program film bingkai tidak diperlukan narasi atau percakapan yang panjang-panjang seperti dalam program audio. Informasi yanh sudah dapat diberikan oleh visual tidak perlu diberikan lagi oleh narasinya.

Ada dua macam naskah dalam media film bingkai, shooting script dan story board script. Berikut ini beberapa petunjuk tambahan dalam penulisan naskah film bingkai:

1.   Sedapat mungkin pesan yang disampaikan dinyatakandalam bentuk visual

2.   Bahasa yang digunakan dalam narasi adalah bahasa lisan bukan bahasa tulisan.

3.   Fungsi music dalam program film bingkai agak berbeda dengan fungsi dalam program audio.

4.   FX tidak begitu banyak digunakan dan program film bingkai.

e.       Penulisan naskah film dan video

Penulisan naskah secara teoris merupakan komponen dari pengembangan media. Secara lebih praktis, hal tersebut merupakan bagian dari dari serangkaian kegiatan produksi media melalui tahap-tahap perencanaan dan desain, pengembangan serta evaluasi.

Seperti halnya penulisan pada umumnya , penulisan naskah film maupun video juga dimulai dengan identifikasi topic maupun gagasan. Dalam pengembangan instruksional, topic maupun gagasan dirumuskan dalam tujuan khusus kegiatan instruksional atau pembelajaran. Konsep gagasan, topic maupun tujuan yang khusus kemudian dikembangkan menjadi naskah dan diproduksi menjadiprogram film atau video. Dalam praktik, rangkaian kegiatan untuk mewujudkan gagasan menjadi praktik, rangkaian kegiatan untuk mewujudkan gagasan menjadi program film atau video ini secara bertahap dilakukan melalui pembuatan synopsis, treatment, storyboard, atau perangakat gambar cerita skrip atau naskah program dan scenario atau naskah produksi.

1.      Synopsis

Dalam praktik, synopsis diperluikan untuk memberikan gamabaran secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok materi yang akan digarap. Tujuan utamanya adalah mempermudah pemesan menagkap konsepnya. 

2.      Treatment

Treatment mencoba memberikan uaraian ringkas secara deskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana suatu episode cerita atau rangkaian peristiwa instruksional (instructional events) nantinya akan digarap sebagai ilustrasi pembandingan.

3.      Storyboard

Rangakaian kejadian seperti dilukiskan dalam treatment tersebut kemudian dievaluasikan dalam perangakat atau sketsa sederhana pada kartu berukuran lebih kurang 8

4.      Skip atau naskah program

Dalam pembuatan program film maupun video, skip atau naskah program merupakan daftar rangkaian peristiwa yang akan dipaparkan gambar demi gambar dan penuturan demi penuturan menuju tujuan perilaku belajar yang ingin dicapai.

5.      Skenario

Merupakan tujuan operasional dalam pelaksanaan produksi atau pembuatan programnya. Dalam scenario inilah terlihat perbedaan antara film dan video karena video mempunyai efek visual tertentu yang tidak dimiliki oleh media film.

 

 

B.     Produksi Media

Produksi ini dilakukan berdasarkan rancangan dan naskah yang telah disesuaikan dengan jenis dan karakteristik media yang di pilih.

1.      Produksi audio

a.       Studio produksi

Program audio direkam di dalam suatu studio produksi atau sering juga di sebut studio rekaman. Studio ini terdiri dari dua ruangan, yaitu ruang  control dan studionya, yang keduanya di batasi dinding berjendela kaca sehingga orang yang ada didalam ruangan itu dapat saling melihat.

Ruang control dilengkapi alat rekaman biasanya terdiri dari alat rekaman audio, alat pemutar audio, alat pemadu suara, dan tombol pengatur suara. Ruang studio adalah sebuah ruangan yang kedap suara ruangan ini dilengkapi dengan berbagai mikrofon, tempat duduk pemain, alat music, perlengkapan membuat FX, dan pengeras suara.

b.      Pembagian tugas dalam produksi

1)      Sutradara

Adalah pemimpin produksi. Tanggung jawab baik buruknya hasil produksi ada pada sutradara ini.

Tugas sutradara adalah :

a)      Mempelajari naskah dengan teliti

b)      Menghayati dengan benar perwatakan pemainnya

c)      Membayangkan music dan sound effect

d)      Mengatur perbanyakan naskah yang akan di produksi

e)      Memilih pemain

f)       Membagikan naskah pada pemain

g)      Memesan studio rekaman sesuai dengan presedur

h)      Dapat  bekerja sama dengan teknisi dengan baik

2)      Kerabat kerja

Kerabat kerja yang di perlukan hanya dua orang operator.seorang operator melayani pengaturan tombol rekaman serta bertugas mengatur jalannya pita rekaman pada saat rekaman. Kedua teknisi atau operator itu bekerja sesuai dengan petunjuk sutradara.

3)      Pemain

Ialah orang yang ditunjuk untuk membacakan naskah. Tugas pemain adalah mempelajari naskah dan menghayatinya, latihan membaca naskah, mengikuti petunjuk sutradara dalam membawakan perannya, dan harus datang tepat waktu.

4)      Pelaksanaan produksi

1)      Sutradara datang lebih awal dan mengecek studio

2)      Sutradara menyambut dengan ramah pemain yang hadir

3)      Setelah pemain lengkap sutradara segera memimpin latihan

4)      Tiap pemain membaca bagian masing-masing

5)      Setelah selesai latihan pemain dipersilahkan masuk ke studio

6)      Sutradara memberi petunjuk yang digunakan dalam memimpin produksi

7)      Pemain dites suaranya di depan mikrofon

8)      Semua pihak telah siap untuk melakukan latihan basah

9)      Setelah latihan berjalan baik rekaman segera di laksanakan

 

2.      Produksi film bingkai

a.       Jenisnya

1)      Produksi visual

Bagian visual yang meliputi gambar-gambar grafis dan caption serta gambar-gambar yang dapat diambil dari benda sesungguhnya atau modelnya produksi semuanya.

2)      Produksi  audio

Yaitu narasi dan music serta sound effect. Hal yang perlu diperhatikan ialah narasi dan music serta FX-nya harus sesuai dengan visualisasinya.

b.      Alat yang di perlukan

1)      Kamera

2)      Film yang digunakan

3)      Tiang penyangga untuk mengkopi

4)      Alat perekam audio

c.       Kerabat kerja

1)       Juru kamera

2)      Seorang atau lebih grafik artis

3)      Seorang atau dua orang operator

4)      Pemain

d.      Pelaksanaan produksi

1)      Lensa kamera

2)      Gambar grafis

3)      Diafragma kamera

4)      Diafragma harus di perbesar setelah stop

5)      Pengambilan benda,orang atau peristiwa yang penting

6)      Sutradara dan kerabat kerja bekerja sama dalam produksi film bingkai dengan baik

7)      Setelah selesai film segera di bawa ke laboratorium film untuk dikembangkan

e.       Editing film bingkai

Setelah  dikembangkan film tersebut perlu diedit. Editing dilakukan dengan menggunakan meja editing. Meja editing adalah sebuah meja yang bagian atasnya dibuat dari plastic buram. Bentuk meja itu seperti lampu neon.

f.        Memberi bingkai film

Film bingkai supaya mudah diproyeksikan ke layar harus diberi bingkai. Bingkai ini ada yang dibuat dari plastic ada pula yang dibuat dari karton.

g.      Merekam narasi

Narasi, music, dan sound effect pada program film bingkai harus sesuai dengan visualnya. Oleh karena itu, dalam merekam bagian audio dari program film bingkai, urutan visul itu harus disesuaikan.

 

C.    Aplikasi media dalam pembelajaran

Aplikasi media adalah penerapan media dengan mengoptimalkan fungsi dan karkteristiknya dalam proses pembelajaran. Penerapan media dalam proses pembelajaran dimaksud agar belajar menjadi lebih efektif, lebih efesien,lebih banyak,lebih luas,lebih cepat dan lebih bermakna bagi orang  yang belajar, khususnya siswa.

1.    Tahap-tahap Aplikasi

a)    Analisis kebutuhan

Pada tahap awal ini dilakukan identifikasi dan karakteristik awal anak yang akan dilayani berdasarkan tahap usia dan tugas perkembangan.

b)   Analisis pekerjaan/keterampilan

Pada tahap ini akan dianalisis jenis kemampuan/keterampilan apa saja yang akan diberikan sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung.

c)    Menulis tujuan

Menuangkan hasil analisis pada tahap kedua kedalam suatu rencana kegiatan (lesson plan)secara sistematik dan sistematis sehingga mudah untuk diaplikasikan.

d)   Desain pembelajaran

Kegiatan pada tahap ini berupa penentuan strategi/pola kegiantan yang akan dilaksanakan, misalnya model pembelajaran sentra dengan pengelolaan kelas bersifat moving class.

e)    Pengembangan bahan

Berupa penentuan dan pemilihan berbagai bahan dan sumber belajar disetiap sentra belajar yang akan dikembangkan.

f)    Pelaksanaan

Perlu diperhatikan adalah bagaimana cara yang paling efektif dan efesien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

g)   Evaluasi

Kegiatan evaluasi harus beroriantasi pada tujuan yang akan dicapai, bersifat individual dan menggunakan serangkaian alat/prosedur yang tepat, seperti penilaian hasil belajar melalui portofolio.

 

1.      Pola pemanfaatan

a.       Pemanfaatan media dalam situasi kelas

b.      Pemanfaatan media diluar situasi kelas

c.       Pemanfaatan media psecara perorangan,kelompok atau missal

2.      Strategi pemanfaatan

a.       Persiapan sebelum menggunakan media

b.      Kegiatan selama menggunakan mediaKegiatan tindak lanjut